/0/13501/coverorgin.jpg?v=1a1199ebd16f44b6ec106fc74bf349fc&imageMogr2/format/webp)
"Bang, adek minta cerai," lirih Anti dengan suara tertahan dan wajah ditekuk.
Fian, sang suami yang sedang menyantap makanan, menghentikan kunyahannya. Ditajamkan pendengarannya untuk memastikan apa yang didengar tidak salah. Mungkin saja Anti minta diambilkan selai yang ada di atas meja makan dekat tempat sendok.
"Minta apa, Dek?" tanyanya pelan sambil tangannya menyuap kembali makanan ke mulut.
"Adek minta cerai. Udah jelas belum?" sungut Anti kembali seraya mengambil kursi dan duduk berhadap-hadapan.
"Ngomong apa kau, Dek? Gak salah dengar abang?" jawab Fian terperangah.
"Gak salah! Adek minta cerai!" jawab anti setengah berteriak.
"Apa-apaan sih, Dek. Ngaco pagi-pagi. Gak ada angin gak ada ribut tiba-tiba minta cerai. Emangnya cerai itu main-main? Jangan becanda, Dek."
"Gak salah, Bang. Adek minta cerai! Cerai, pisah," ulang Anti, lagi.
"Alasannya apa? Coba jelasin!" Fian menjawab dan menatap lekat wajah Anti. Ia terlihat mulai gusar. Ternyata Anti serius, ini aneh.
"Abang gak romantis, jarang peluk-peluk, suka lupa hari-hari penting, gak pernah ngasih hadiah. Banyak lagi sebabnya!"
"Haah!"
Fian menatap istrinya dengan mata membulat. Sendok berisi nasi yang sudah hampir masuk ke mulutnya, diturunkan kembali lalu ia menelisik wajah istrinya dengan mimik serius.
"Jadi cuma gara-gara semua itu minta cerai?"
"I-iya."
"Gara-gara alasan itu adek minta cerai? Coba pikir baik-baik, apa abang pernah gak setia, pernah marah-marah, pernah gak kasi napkah? Pikir baik-baik, Dek!" Fian berdiri dengan gusar.
Anti tampak terdiam. Semoga dia paham, pikir Fian. Aneh juga, Anti yang biasanya penurut, pendiam, tiba-tiba jadi seperti kesambet jin. Ada apa?
Ternyata diamnya cuma sebentar, tiba-tiba Anti meraung sesenggukan. Fian semakin bingung, gegas ia memeluk wanita satu-satunya yang pernah singgah di hatinya itu. Ia berusaha menenangkan sang istri yang terus meronta di pelukannya.
"Abang gak romantis! Gak seperti Bandi, tuh suami Mba Dira. Sayang banget sama Mba Dira. Raungan Anti semakin menjadi. Airmata tumpah ruah membasahi pipi mulusnya. Sakit rasanya hati Fian melihat luka di wajah cantik sang istri. Ia merasa gagal sebagai suami tak bisa membahagiakan Anti. Apalagi ini adalah tangisan pertama yang dilihatnya selama menikahi wanita itu. Membuat Fian semakin merasa bersalah.
Dira yang dimaksud Anti adalah tetangga depan rumahnya.
Setiap hari, Anti sering mengintip keseharian pasangan itu. Apa yang dilihatnya, kerap menimbulkan perasaan gundah. Kala berangkat kerja, sebelum masuk ke mobil, Bandi selalu memeluk Dira. Dira pun tersenyum bahagia melepas keberangkatan suaminya. Begitupun ketika pulang kerja, hal pertama yang dilakukan Bandi ketika turun dari mobil adalah mencium kening atau memeluk Dira.
Kurang apa coba pasangan itu?
Pemandangan itu seperti racun dalam dosis kecil yang terus berulang merasuki hati Anti yang semakin hari semakin menyakitinya. Bahagianya Dira bersuamikan Bandi, pikirnya.
Seandainya Fian melakukan hal yang sama, minimal mendekati juga lumayan. Nyatanya?
Anti pun tak pernah meluputkan membaca status WA Dira yang berisi kata-kata pujian buat suaminya. Bagaimana tidak iri?
"Terima kasih, Sayang. Surprise nya." Tulis Dira pada sebuah gambar cincin yang indah. Sesak dada Anti, ia tidak iri dengan cincinnya tapi soal perhatian Bandi ke Dira. Itu saja.
/0/4488/coverorgin.jpg?v=0c01afac980b9ca638f31cbb3f35cd91&imageMogr2/format/webp)
/0/10955/coverorgin.jpg?v=69772ca41bef2e53ed297222af23b379&imageMogr2/format/webp)
/0/16313/coverorgin.jpg?v=826938fa2d6147a359ff89b8580da6c0&imageMogr2/format/webp)
/0/27379/coverorgin.jpg?v=f1a0d00f47a49b00bad0ae3ae91765b2&imageMogr2/format/webp)
/0/15680/coverorgin.jpg?v=3a19f1e4a85db4fa94e2f407d1d793b4&imageMogr2/format/webp)
/0/21237/coverorgin.jpg?v=7e90218b32918639b2b212e0858d597e&imageMogr2/format/webp)
/0/2200/coverorgin.jpg?v=addd460c5dc525b80512cb2b35940c12&imageMogr2/format/webp)
/0/19458/coverorgin.jpg?v=2e2265a8ca6ed0ee59239644e8539394&imageMogr2/format/webp)
/0/4847/coverorgin.jpg?v=dd3116c0aa640dfd499afed5dd0fb31a&imageMogr2/format/webp)
/0/13422/coverorgin.jpg?v=8dbc5d2ea4081bab48f62d4af138b7d2&imageMogr2/format/webp)
/0/23987/coverorgin.jpg?v=65539e85f791a9c83ad480a55e39389c&imageMogr2/format/webp)