"Di dunia ini tidak ada yang bisa kau percaya karena setiap manusia punya seribu topeng muka. Cukup percaya pada uang dan senjata karena hidup ini perihal harta dan nyawa"
Anak laki-laki berusia 6 tahun duduk termangu memandang kearah sang kembaran yang masih sibuk disuapi ibunya.
"Travis?"
"Ayah?"
Travis kecil sedikit melirik kearah sang ayah yang kini duduk di sampingnya "Kenapa kau terus melihat adikmu seperti itu?"
"Aku takut kehilangan adikku"
Tangan Travis saling bertautan, terlihat sangat gugup, ini hari pertama adiknya kembali ke rumah setelah mereka melalui beberapa bulan yang panjang
"Haruto tidak akan pergi, dia akan tetap bersama kita" Sang ayah meyakinkan.
"Tapi ayah-"
Tak terasa air mata mengalir begitu saja membasahi pipi gembul Travis yang sudah memerah, Travis mengusap kasar air matanya dengan punggungtangan, ia sangat benci terlihat lemah, sebagai sosok kakak sekaligus anak tengah ia harus kuat, Travis harus bisa menjadi kakak sekaligus adik yang baik bagi saudara nya.
Suaranya seakan tercekat, Travis bahkan tak sanggup untuk melanjutkan omongannya.
Apalagi kini melihat Haruto yang memiringkan kepala, sang adik terlihat bingung namun Ibu segera mengalihkan perhatian si bungsu.
"Travis dengar ayah--"
Ayah kini berjongkok menggenggam kedua tangan mungil anak tengahnya
"Di Dunia ini hanya perihal datang, pergi dan menghilang"
"Menderita, kesakitan dan sengsara itu bagian dari hidup. Kita hanya bisa menerima takdir Travis, di dunia ini tidak ada yang abadi"
Travis yang pada saat itu masih berusia 6 tahun hanya menatap bingung pada penjelasan ayahnya. Otak kecilnya berusaha memahami apa yang ayahnya bicarakan, namun Travis tetap tak mengerti.
Sedangkan ayah yang melihat kerutan di dahi anaknya hanya terkekeh gemas
"Kau tidak mengerti, hm?"
Travis kecil mengangguk
"Tidak apa, kau masih kecil"
"Tapi satu hal yang harus kau ingat Travis, yang terlihat baik belum tentu baik dan yang terlihat jahat belum tentu seburuk yang dilihat"
Ayah menatap Travis dengan tatapan serius "Di dunia ini tidak ada yang bisa kau percaya karena setiap manusia punya seribu topeng muka. Cukup percaya pada uang dan senjata karena hidup ini perihal harta dan nyawa"