Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dear Zeefril
5.0
Komentar
46
Penayangan
6
Bab

Namanya Zeefril, seorang pemuda soleh yang tingkat ketampanannya bak pemuda Turki. Bersih dan rapi. Selain memiliki wajah yang tampan, Zeefril juga memiliki kepribadian yang hangat, santun, dan sabar. Ibarat makanan, Zeefril itu paket komplit. Zeefril cerdas dan sering menjuarai lomba tahfidz. Hingga suatu hari, Zeefril dipertemukan dengan seorang gadis manja, cuek, labil, dan kritis. Sifat yang cukup bertolak belakang dengan Zeefril malah membuat Zeefril harus mendidik gadis bernama Kanaya itu, agar bisa menjadi perempuan yang sesungguhnya. Hidup Zeefril mulai dibuat susah sejak kehadiran Kanaya. Namun pada akhirnya, kesulitan yang Zeefril rasakan malah berubah menjadi rasa kasih sayang yang membuat Zeefril mulai jatuh cinta pada gadis tersebut. Cinta antara si cowok kalem dan gadis kicik. Bagaimana kisah kehidupan mereka berdua? Yang selalu diwarnai dengan pertengkaran, perdamaian, hingga perhatian.

Bab 1 Jodoh Untuk Kana

Zeefril Fitra Kurnia adalah sosok pemuda tampan, lembut, sopan, dan hafidz. Dia hafal 30 juz Al-Qur'an. Selain itu, Zeefril juga seorang siswa yang selalu berprestasi di sekolahnya. Dia anak yang penurut kepada orang tuanya, dan harapan untuk hidupnya adalah menjadi manusia yang soleh.

Kanaya Nuha Tsabita adalah sosok gadis cuek, manja, tomboy, ngga sopan, dan kurang berprestasi. Tujuan hidupnya masih belum pasti. Karena yang dia inginkan dalam hidupnya hanyalah bersantai sambil menikmati hari-harinya yang dia rasa sudah cukup bahagia.

***

Berawal dari sepatu Cinderella yang terlepas dari kakinya saat Kana hendak menaiki motor Fama yang cukup tinggi. Motor besar berjenis motor sport.

"Sayang, sepatu aku lepas. Tapi, aku ngga bisa ambilnya. Kalau turun malah bakalan ngerepotin aku yang susah lagi naik ke motor kamu." Kana mengatakan dengan manjanya kepada Fama yang sudah bersiap untuk melajukan motornya.

Tanpa menyahut apapun ucapan Kana, Fama segera turun dari motor untuk mengambil sepatu Kana kemudian memakaikannya di kaki Kana.

"Pantas saja sepatu kamu lepas dari kaki kamu. Soalnya kamu ngga ngiket tali sepatu kamu dengan benar."

"Heheheee..." Kana nyengir mendapat teguran dari pacar 3 tahunnya itu.

Kana tetap duduk manis di atas motor Fama sampai Fama selesai memakaikannya sepatu di kaki kirinya.

"Okey. Sudah aku ikat dengan benar tali sepatu kamu. Jadi, sepatu kamu ngga akan lepas lagi dari kaki kamu."

"Terima kasih, sayang."

"Sama-sama."

Fama segera berdiri, lalu dia naik ke atas motornya kembali dan melajukan motornya setelah Kana memeluknya erat dari belakang.

Suasana kota Yogyakarta yang indah di malam hari, membuat keromantisan sepasang muda mudi itu hanyut dalam suasana yang dingin semeliwir merasuk hingga ke setiap sentuhan kulit keduanya.

"Hufft, dinginnya..." Kana berdesis pelan di dekat telinga Fama.

Mendengar desisan Kana, Fama langsung meraih kedua tangan Kana yang semakin dia eratkan dipinggangnya. Kemudian Fama mengusap-usap tangan Kana dengan satu tangannya.

Hangat.

Kana merasakan itu.

"Kita mau jalan-jalan ke mana malam ini?"

"Kayaknya ngga bisa jalan deh kita malam ini."

"Lho? Memangnya kenapa?"

"Abi sama Umma minta aku agar pulang cepat. Katanya mau ada tamu yang datang ke rumah, keluarga dekat."

"Oh, begitu. Ya sudah, berarti lain kali saja kita jalan-jalannya."

"Iya."

Fama pun langsung mengarahkan motornya ke arah jalan menuju rumah Kana.

Setibanya di depan rumah Kana, Kana segera turun dari motor. Kemudian dia berpamitan untuk masuk ke dalam rumahnya lebih dulu. Sebuah kebiasan yang Kana lakukan setiap kali Fama mengantarnya sampai di depan rumahnya. Kana akan lebih dulu masuk, barulah Fama akan pergi.

Kana sedikit berjalan mundur sambil melambaikan tangannya ke arah Fama seraya dia memberikan senyuman pada kekasihnya itu.

"Assalammu'alaikum." Kana mengucapkan salam seraya dia masuk ke dalam rumahnya.

"Wa'alaikumsalam." Umma menyahut dari dapur.

Kana pun segera menghampiri Umma ke dapur untuk mencium tangan Ummanya.

"Diantar pulang sama Fama lagi?"

"Iya, Umma. Memangnya mau diantar sama siapa lagi? Pacar Kana kan hanya Fama."

"Kok pacaran lama sekali sih, Na."

"Fama juga ngga mungkin nikahi Kana sekarang dong, Umma. Usia kami kan masih sangat muda 19 tahun." Kana menegaskan itu pada Ummanya.

"Umma tau. Tapi, ada baiknya, kamu jangan terlalu sering jalan sama Fama. Nanti hubungan kalian malah ke arah yang negatif lagi, lantaran kalian bosan dengan hubungan yang begitu-begitu saja."

"Ya ngga mungkin dong Umma. Umma ini terlalu khawatir sama Kana. Kana bisa kok menjaga diri Kana."

"Hmm..." Umma hanya bisa mendengarkan saja kalau putri sulungnya itu sudah mengatakan itu padanya.

"Bagaimana dengan ujian masuk Universitas Negeri yang kamu ikuti? Apa salah satunya ada yang lolos?"

"Alahmadulillah, Umma. Ada yang lolos."

"Oh ya? Di mana? Universitas Negeri di Yogyakarta?"

"Bukan, Umma. Tapi di Jakarta."

"Wahh, jauh juga ya."

"Dekat, Umma. Hanya 8 jam perjalanan saja kalau menggunakan transportasi kereta."

"Ckk... cckkk... kamu ini."

"Oh iya, Umma. Ngomong-ngomong, keluarga kita siapa yang mau datang?"

"Nanti juga kamu tahu siapa orangnya,"

"Umma ini, membuat Kana penasaran saja."

"Sudah... sudah..., cepat kamu mengganti pakaian kamu. Karena satu jam lagi tamunya akan datang."

"Ya, Umma."

"Jangan pakai celana. Pakai rok, kalau bisa gamis."

"Hmp. Baik, Umma."

Kana segera naik ke lantai dua untuk membersihkan diri dan memakai pakaian yang sesuai dengan yang Ummanya perintahkan padanya.

"Hai, kak Kana." Hanum datang menghampiri Kana ke kamarnya. Dengan gaya centilnya, gadis ABG itu berdiri di samping cermin besar.

"Hai, Hanum." Kana menyapa balik, sembari dia memasangkan peniti di jibabnya. Kemudia matanya melirik kecil Hanum yang tumbenan berpakaian sangat rapi.

Hanum pun menyadari dengan lirikan kakaknya. "Kenapa? Penampilan aku kelihatan lebih cantik ya?" Hanum memuji dirinya sendiri.

"Se-pede itu kamu. Justru yang kakak lihat kamu malah kelihatan aneh. Gaya berpakaian kamu terlalu dewasa, ngga ada cocoknya sama usia kamu yang baru 14 tahun."

"Nah. Memang itu tujuan aku berpenampilan seperti orang dewasa. Karena aku punya maksud dan tujuan aku tersendiri."

"Apa maksud dan tujuan kamu itu?"

"Kali saja yang namanya kak Zeefril itu mau melirik aku, bukan kak Kana."

"Zeefril? Siapa dia?" Kana ngga pernah mendengar nama itu sebelumnya.

"Woalah. Jadi, kak Kana belum tahu toh kalau kak Kana mau dijodohin sama pemuda bernama Zeefril?"

"APA?" Kana kaget bukan main begitu mendengar kabar itu dari mulut adik semata wayangnya tersebut.

"Kan tamu yang mau datang sebentar lagi itu calon suami kakak. Zeefril Fitra Kurnia." Hanum menyebutkan dengan lengkap nama pemuda itu. "Sampai hafal aku sama namanya. Saking cakepnya tuh cowok."

"Jangan bercanda kamu mau ngeledek kakak."

"Siapa juga yang bercanda. Kalau kak Kana ngga percaya, kakak tanya saja sama Umma dan Abi."

Detik itu juga Kana langsung bergegas berlari kecil menghampiri Umma dan Abinya yang sedang berada di kamarnya.

Cklek,

Kana membuka cepat kamar kedua orang tuanya, dan dia langsung mendapati kedua orang tuanya yang sedang mengobrol bersama di tepi ranjang.

"KANA??" Umma dan Abi langsung kaget melihat kemunculan Kana secara tiba-tiba, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Umma, Abi. Kana minta kejujuran dari Umma dan Abi. Apa benar, kalau Kana akan dijodohkan dengan tamu yang ngga lama lagi akan datang ke rumah kita? Tamu yang Umma bilang kalau mereka adalah keluarga terdekat kita. Tapi kenyataannya, tamu itu adalah calon suami Kana. Apa itu benar, Umma, Abi?" Kana minta penjelasan dengan serius.

Umma sedikit mendesah nafas pelan. Pertanyaan yang Kana ajukan dengan tergesa-gesa membuat Umma terpaksa mengatakannya sekarang.

"Benar, Kana."

Kana langsung kecewa mendengarnya. "Umma sama Abi itu apa-apaan sih? Masa mau jodohin Kana sama cowok yang ngga Kana sukai?"

"Mana ada perjodohan yang diawali dengan rasa suka? Namanya juga perjodohan, yang pasti diawali dengan niat yang baik." Abi berdalih.

"Pokoknya apapun alasan Umma dan Abi, Kana menolak kerasa perjodohan ini. Kana ngga mau dijodohkan!"

"Alasannya?" Abi bertanya.

"Kana sudah punya pacar yang sangat Kana cintai, Fama."

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh aljasmine

Selebihnya

Buku serupa

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Cris Pollalis
5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku