Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN

WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN

Herofah05

5.0
Komentar
596
Penayangan
10
Bab

Area Dewasa 21+ Harap Bijak dalam memilih Bacaan ***** Sebuah iklan di internet, akhirnya membawa seorang Mars terlibat sebuah perjanjian dengan Venus. Yakni perjanjian untuk berpura- pura menyamar menjadi Venus dalam kurun waktu tiga bulan. "Lo cuma perlu menyamar jadi gue. Tinggal di rumah gue, sama istri gue. Dan buat dia hamil! Gue kasih waktu tiga bulan. Semakin cepat Suci hamil, itu semakin baik," jelas Venus pada Mars. Awalnya, Mars bingung. Bagaimana mungkin dia bisa menyamar menjadi Venus jika wajah mereka saja berbeda? Mustahil bukan? Namun, setelah Venus mempertemukan Mars dengan Suci, Mars pun akhirnya mengerti. Suci Handini. Seorang wanita lugu, yang dinikahkan atas dasar perjodohan dengan Venus. Suci Handini. Seorang wanita lugu yang sangat cantik jelita, tapi sayang... Dia buta!

Bab 1 1. PROLOG

Seorang lelaki masuk secara paksa ke dalam kamar seorang wanita yang sudah dia kenal sejak kecil.

Seorang wanita yang selama ini tinggal dan hidup bersamanya dalam satu atap yang sama.

Seorang wanita yang begitu dia cintai, tapi selalu menolaknya.

Seorang wanita yang begitu dia sayang, tapi tak pernah mau melihat ke arahnya.

Dan Venus muak!

Venus muak dengan semua keangkuhan Suci, wanita yang telah menjadi adik angkatnya selama ini.

"Kak Venus? Kakak mau apa?" Tanya Suci kaget ketika Venus tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya bahkan tanpa mengetuk pintu lebih dulu.

Suci yang sedang berpakaian langsung menutupi bagian tubuh atasnya yang hanya mengenakan tank top saja.

"KELUAR! KELUAR!" Hardik Suci dengan wajah marah.

Sayangnya Venus tidak mau mendengar perintahnya. Lelaki itu terus saja melangkah ke arahnya.

Tubuh Suci sudah terdesak ke dinding ketika Venus kini mengunci tubuhnya dengan ke dua tangan. Ekspresi wajah lelaki itu tak jauh beda dengan wajah Suci.

Tatapan mereka sama-sama menyiratkan kemarahan di sana.

"Apa salah aku? Apa kurangnya aku? Kenapa kamu tetap menolak perjodohan kita? Hah?" tanya Venus dengan ke dua rahangnya yang mengeras.

"Tanya aja sama diri Kakak sendiri!" Jawab Suci cepat. Ke dua mata gadis itu mulai berkaca-kaca.

"Aku udah bilangkan kalau aku akan berubah demi kamu, Suci! Aku janji akan membahagiakan kamu! Aku akan tinggalkan semua kebiasaan-kebiasaan buruk aku dulu setelah kita menikah nanti, tapi kenapa kamu nggak mau memberi aku kesempatan?" cecar Venus berapi-api. Lelaki itu semakin mengikis jarak wajahnya dengan wajah Suci.

Kepala Suci semakin merangsek ke dinding ketika kini hembusan napas Venus bahkan mampu dia rasakan menerpa pipinya. "Aku punya pilihan sendiri! Aku mencintai lelaki lain..." jawab Suci tanpa berani menatap ke arah Venus.

Venus menarik kasar rahang Suci dan menghadapkan wajah Suci ke arahnya. Dia menekan rahang Suci cukup keras. "Siapa? Siapa lelaki itu? Hah? Biar gue bunuh dia sekarang juga!" ucap Venus dengan wajah bengis.

Suci tertawa dengan susah payah di saat bibirnya kini sulit dia gerakan akibat tekanan tangan Venus di ke dua rahangnya. "Jangan harap aku bakal kasih tau siapa dia! Karena sampai detik ini, aku juga nggak kenal siapa nama lelaki itu. Tapi yang pasti, aku suka dia, sejak pertama kali aku melihat dia di Bus way..."

Venus melepas cengkraman tangannya di wajah Suci. Tatapannya kini beralih ke arah belahan buah dada Suci yang terekspos dengan sangat jelas.

Suci semakin merapatkan ke dua tangannya yang sejak tadi menyilang di depan dada.

"Lepasin aku Kak! Kakak mau apa?" tanya Suci yang mendadak disergap firasat buruk.

Venus menyeringai jahat.

"Kalau nyatanya hati lo udah jadi milik orang lain, gue mau tubuh lo aja deh kalo gitu,"

Tanpa berbasa-basi lagi Venus langsung membopong Suci dan menghempas tubuh mungil itu ke tempat tidur.

Suci berteriak dan berusaha melepaskan diri, tapi usahanya kalah dengan tenaga Venus yang jauh lebih besar.

Dengan ganas Venus mulai menciumi wajah Suci, menyesap lehernya dan berusaha melepas tank top yang dikenakan Suci.

Suci terus meronta-ronta dan menghindari wajah Venus yang hendak mencium bibirnya.

"Lepas! Lepasin aku! Bajingan! Brengsek! Aku bakal aduin perbuatan Kakak sama Mama dan Papa! Lepasiiin..." teriak Suci dengan tubuh yang masih dikuasai Venus.

Venus menghentikan aksinya setelah dia berhasil membuat beberapa tanda mata di leher dan sekitar dada Suci. Dia bangga dengan hasil perbuatannya itu.

Ditatapnya wajah Suci lekat.

Suci berhenti meronta ketika Venus berhenti mencumbunya.

Tatapan kedua manusia itu saling beradu satu sama lain.

"Kenapa lo itu keras kepala banget sih jadi cewek? Cukup lo tahu, di luar sana itu banyak banget cewek yang ngantri buat tidur sama gue, harusnya lo seneng karena lo dapetin kesempatan itu sekarang!" ucap Venus dengan seringai lebar tapi nada bicaranya tetap mengesankan bahwa dirinya kini sedang emosi.

"Justru dengan perbuatan Kakak malem ini sama aku, aku jadi semakin yakin untuk nggak menjadikan Kak Venus suamiku! Aku jijik sama kelakuan Kakak yang udah kayak binatang! Cukup Kakak hancurin hidup sahabatku! Kakak buat Jasmine kehilangan semua kebahagiaan yang dia miliki, terus Kakak tinggalin dia gitu aja setelahnya seperti sampah! Kakak itu bukan manusia! Aku benci sama Kak Venus!" tutur Suci dengan air matanya yang mulai mengalir.

Mengingat apa yang sudah Venus lakukan pada sahabatnya, membuat Suci bertambah muak pada Venus.

"Sejak awal gue tidur sama Jasmine, cewek itu udah tahu kalau gue nggak pernah berniat serius sama dia... Dianya aja yang matre..."

BUGH!!!

"Argghhh!"

Suci berlari cepat setelah dia berhasil menendang selangkangan Venus menggunakan tumitnya.

Venus masih meringis kesakitan sambil memegangi benda pusakanya ketika melihat Suci yang berusaha untuk kabur darinya.

Venus kembali menyeringai.

Lo mau lari kemana? Semua orang di rumah ini udah gue suruh pergi...

Ucap Venus membatin.

Sambil menahan nyeri dia berlari mengejar Suci.

Suci berteriak seperti orang gila, memanggil ke dua asisten rumah tangga yang bekerja di kediaman Diningrat.

Tukang kebun, security, kenapa semua orang tidak ada?

Pikir Suci yang semakin dilanda kepanikan.

Saat Suci sudah mencapai kenop pintu utama dan hendak membukanya, ternyata pintu itu pun sudah terkunci.

Sekelebat cahaya dari arah teras memperlihatkan sebuah mobil masuk ke halaman rumah itu.

"Mamah... Papah... Tolong..." teriak Suci saat itu. Dia menggedor pintu itu dengan keras dari dalam.

Saat itu, Venus datang dan langsung membekap mulut Suci. Venus mengutuk kedatangan kedua orang tuanya yang begitu tiba-tiba.

Suci masih berusaha untuk melepaskan diri dalam dekapan Venus.

Tapi kali ini Suci tidak beruntung.

Venus sudah lebih dulu mengikat ke dua tangan adik angkatnya itu, lalu ke dua kakinya dan menyumpal mulut Suci dengan kain.

Lelaki itu membawa tubuh Suci yang bermandikan air mata ke dalam garasi mobil melalui pintu belakang.

Dia akan membawa Suci ke Villa pribadi keluarga Diningrat untuk kemudian menuntaskan semuanya di sana.

"Lepasin aku, Kak! Kamu mau bawa aku kemana?" teriak Suci yang duduk di samping jok kemudi saat dia berhasil melepaskan kain yang menyumpal mulutnya. Kini, dirinya sudah berada di perjalanan menuju Villa bersama Venus.

Suci yang ketakutan karena Venus membawa mobil secara ugal-ugalan hanya bisa menangis terisak dengan ke dua tangan dan kaki yang masih terikat. "Berhenti! Kamu udah gila! Kita bisa mati, Kak!"

Saat itu, Venus sama sekali tidak memperdulikan perkataan Suci. Lelaki itu terus melajukan kendaraan dengan kecepatan penuh.

Hingga akhirnya, sebuah kecelakaan pun terjadi.

Sebuah kecelakaan yang mengakibatkan ke dua manusia itu dalam keadaan kritis.

Mereka koma dalam waktu yang cukup lama.

Hingga setelahnya, di saat mereka tersadar, mereka sama-sama tak mengingat apapun.

Suci dan Venus sama-sama amnesia.

Dan menjadi lebih miris lagi, ketika Suci pun harus menerima bahwa dirinya tidak bisa melihat seperti dulu lagi.

Gadis itu buta.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Herofah05

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku