Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Gejolak Hati dan Logika

Gejolak Hati dan Logika

dewdew99

5.0
Komentar
38
Penayangan
10
Bab

Olivia, seorang wanita yang hati dan logikanya selalu bergejolak. Hatinya ingin cinta, tapi logikanya berkata tidak. Hatinya mengatakan bahwa Olivia mencintai kekasihnya dan ingin menikah dengannya. Namun, logikanya berkata bahwa Olivia harus meninggalkan kekasihnya dan tidak perlu menikah agar tidak bernasib sama dengan ibu dan kedua saudara perempuannya. Semua berawal ketika ibu dan dua saudaranya menjadi korban dari laki-laki. Ibunya meninggal karena mengalami KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) oleh ayah tirinya, kakaknya bercerai karena suaminya selingkuh, dan adiknya menderita karena ulah pacarnya. Pengalaman yang dialami keluarganya membuat Olivia bingung. Apalagi kakak dan adiknya juga tak setuju jika Olivia menikah dengan kekasihnya. Wanita yang berprofesi sebagai karyawan swasta ini sudah berpacaran selama satu tahun dengan Rendra, bosnya di kantor. Rendra adalah seorang pria tampan, mapan, dan menjadi idaman banyak wanita. Berbagai kelebihan yang Rendra miliki itulah yang membuat Olivia takut dikhianati Rendra, seperti saat ibu dan kedua saudaranya disakiti oleh lelaki yang mereka cinta. Bagaimana kisah selanjutnya? Ikuti terus ya!

Bab 1 Cobaan Pertama

Olivia, anak kedua dari tiga bersaudara ini tinggal bersama adik, ibu, dan ayah tirinya di sebuah perumahan. Semua berawal ketika ayahnya meninggal, sehingga ibunya memutuskan menikah lagi. Ayah tiri Olivia sangat berbeda dengan almarhum ayahnya. Jika almarhum ayahnya sangat mencintai ibunya, ayah tirinya kebalikannya.

Entah sebenarnya ayah tirinya itu cinta atau tidak kepada ibunya. Jika cinta kenapa ayah tirinya seringkali melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kepada ibunya. Jika tidak cinta, kenapa juga ayah tirinya menikahi ibunya. Kurang lebih sudah 10 tahun lamanya mereka menikah tetapi Olivia tak pernah sedikitpun melihat ibunya bahagia.

Hampir setiap hari, pertengkaran seringkali terjadi. Bukan hanya sekedar adu mulut, tetapi ayah tirinya berani bermain fisik. Berbagai kekerasan fisik ayah tirinya lakukan kepada ibunya mulai dari memukul, menampar, hingga melakukan tindak kekerasan lainnya. Olivia dan adiknya, Caitlin sudah berusaha membantu ibunya tetapi selalu kalah dengan ayah tirinya.

Jadi, ayah tirinya adalah seorang pecandu minuman keras dan narkoba. Ayah tirinya tak pernah mau bekerja dan hanya tahu meminta uang kepada Olivia dan ibunya. Meski sudah sering dilukai secara fisik dan mental, tetapi ibunya masih saja ingin bertahan dengan pria yang seperti itu.

Ingin menyelamatkan ibunya, Olivia mengajak adiknya, Caitlin pergi ke rumah Julie, kakak sulungnya yang sudah menikah. Julie menikah dengan seorang pria bernama Willy. Setelah menikah, mereka tinggal bersama di rumah yang sudah Willy sediakan.

Sesampainya di rumah Julie, Olivia dan Caitlin masuk ke dalam rumahnya untuk mengutarakan maksud dan tujuannya. Jadi, Olivia mengajak kedua saudaranya itu berdiskusi dan bersatu untuk menyadarkan ibunya. Selama ini, ibunya berada dalam pernikahan yang tidak sehat.

"Eh ada kalian. Ayo masuk," ucap Julie ketika membuka pintu dan melihat dua adiknya datang.

Setelah Olivia dan Caitlin duduk di ruang tamu, mereka pun langsung berbicara tentang inti permasalahan kepada Julie. Terus terang Olivia ingin Julie membantunya untuk menyadarkan ibunya sendiri yang terjebak dalam pernikahan beracun. Ibunya seringkali tersakiti oleh lelaki yang tak pernah sadar diri.

"Kalian mau minum apa? Kakak buatin," ucap Julie.

"Gak usah kak, mending kita langsung ngobrol aja. Sebenarnya aku sama Caitlin kesini karena ingin ngajak kakak menyadarkan Mamah," ucap Olivia.

"Menyadarkan Mamah? Maksudnya?" tanya Julie.

"Masa kakak gak tahu sih? Dulu kan kakak lihat sendiri gimana perlakuan Om Burhan (Ayah tiri mereka, istri ibunya) sama Mamah kita," ucap Caitlin.

"Kakak pikir Papah udah berubah," ucap Julie.

"Stop! Jangan panggil pria itu Papah, dia gak pantas jadi Papah kita. Sampai kapanpun Papah kita cuma Papah Hilman (Ayah mereka yang sudah meninggal), bukan Om Burhan. Jangankan jadi Papah kita, jadi laki-laki aja dia gak pantes!" ucap Caitlin.

"Caitlin, kamu gak boleh kayak gitu. Walau Bagaimanapun, beliau adalah suami mamah. Itu artinya, beliau juga menjadi ayah kita. Terlepas dari bagaimana sikap dan perlakuannya sama kita, kita harus tetap menghormati dia sebagai ayah meskipun dia bukan ayah yang baik buat kita," ucap Olivia.

"Buat aku, Papah yang sebenarnya udah meninggal itu masih hidup. Sedangkan, si Burhan yang masih hidup, aku anggap udah mati. Aku gak pernah sudi punya ayah gak beradab kayak gitu! Pokoknya aku mau Mamah segera bercerai sama si Burhan itu," ucap Caitlin.

"Sabar.. Kita bisa bicarakan semua baik-baik tanpa perlu emosi. Kakak ngajak kamu ketemu kak Julie supaya kita bisa berdiskusi bukan malah membicarakan keburukan orang lain apalagi ayah tiri kita sendiri," ucap Olivia.

"Sebenarnya, apa yang mau kalian diskusikan?" tanya Julie.

"Masa kakak gak ngerti juga sih? Harusnya kakak udah paham dong," ucap Caitlin.

"Cukup Caitlin! Dari tadi kamu emosi terus, kalau kamu emosi terus, kapan masalahnya selesai? Sekarang kamu diem aja biar kakak yang ngomong sama kak Julie," ucap Olivia.

"Tapi kak...," ucap Caitlin.

"Kakak bilang diam ya diam!" ucap Olivia tegas.

Sebenarnya, Olivia sangat baik tetapi jika dia sudah marah, kemarahannya bisa sangat menakutkan. Kemarahan Olivia adalah hal yang Caitlin takutkan karena wajahnya bisa menyeramkan baginya. Setelah Caitlin diam, Olivia pun berbicara serius kepada Julie tentang ibunya.

"Aku kesini mau ngajak kakak untuk ngasih tahu Mamah supaya Mamah sadar dan bercerai dengan Papah. Selama 10 tahun pernikahan, Mamah gak pernah bahagia kak. Hampir tiap hari Mamah bertengkar sama Papah. Gak cuma sekedar adu mulut, Papah juga sering main tangan sama Mamah. Aku sama Caitlin sering lihat Mamah dipukuli sampai lebam," ucap Olivia.

"Aku juga pernah lihat Papah lempar Mamah pakai vas bunga sampai kepala Mamah berdarah. Gak cuma itu, masih banyak kekerasan fisik yang Papah lakukan sama Mamah. Selama ini kita diam, karena Papah selalu mengancam kita untuk gak bilang sama siapa-siapa. Karena kalau ada orang lain yang tahu tentang kelakuannya, Papah bisa makin marah sama Mamah dan kita juga yang bakal kena," imbuhnya.

"Masa Papah kayak gitu sih? Dulu pas kakak masih tinggal di rumah, kakak gak pernah lihat Papah melakukan kekerasan sama Mamah," ucap Julie.

"Dulu kan kakak kerja dan jarang pulang. Mungkin kakak gak pernah lihat gimana kelakukan Papah sama Mamah. Lagian dulu pas kakak pulang, Papah pergi. Pas kakak pergi, Papah pulang. Jadi wajar kalau kakak gak pernah tahu atau bahkan lihat sendiri kelakuan kasar Papah sama Mamah," ucap Olivia.

"Ya udah. Nanti kakak coba bicara sama Mamah," ucap Julie.

"Kok nanti sih kak? Sekarang dong. Lagian kakak juga lagi libur kan," ucap Caitlin.

"Iya-iya. Kita ke rumah sekarang," ucap Julie.

Di Rumah

Julie, Olivia, dan Caitlin pergi ke rumah untuk bertemu ibunya. Sesampainya dirumah, mereka langsung masuk ke dalam rumah tapi malah dikejutkan oleh keadaan ibunya. Bagaimana mereka tidak terkejut? Ibunya terkapar bersimbah darah di lantai dalam keadaan sudah tak bernyawa.

"Mamahhhhhh," teriak Julie, Olivia, dan Caitlin.

Melihat itu, Olivia dan kedua adiknya menangis histeris karena ibu sekaligus satu-satunya orang tua yang mereka miliki sudah meninggal dunia. Disamping itu, ada sebuah pisau yang mereka temukan tak jauh dari lokasi meninggalnya ibunya. Caitlin yakin bahwa pelakunya adalah ayah tirinya, Burhan.

"Pasti kau, pasti kau yang bunuh ibuku!" ucap Caitlin.

*****

Ketika Julie dan Olivia menangisi ibunya, Caitlin malah pergi ke ruang cctv untuk mencari bukti tentang siapa orang yang sudah membunuh ibunya. Sebenarnya, Caitlin sudah menduga bahwa ayah tirinya adalah tersangkanya. Namun, untuk memastikan itu dan mendapatkan bukti yang kuat, Caitlin segera pergi ke ruang CCTV.

Caitlin sengaja pergi ke ruang tersebut untuk melihat monitor CCTV. Setelah dilihat, ternyata memang benar ayah tirinya lah yang membunuh ibunya. Dalam CCTV terlihat ibunya terlibat cekcok dengan Burhan (ayah tirinya) sampai akhirnya membuat ayah tirinya emosi dan melakukan tindak terlarang.

"Kurang ajar kau Burhan! Ternyata memang kau pelakunya. Aku tidak akan membiarkan hidupmu tenang sebelum kamu bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan pada ibuku," ucap Caitlin saat melihat monitor CCTV.

Setelah mendapatkan bukti tersebut, Caitlin langsung mengambil memory CCTV sebelum Burhan mengambilnya. Kemudian Caitlin menyusul kedua kakaknya yang hendak mengurus jenazah ibunya.

****

Ketika hendak mengurus jenazah ibunya, Burhan datang. Bukannya membantu mengurus jenazah istrinya sendiri, Burhan malah bersikap tak acuh. Melihat kedatangan Burhan membuat Caitlin murka karena dialah penyebab ibunya meninggal.

"Ibu kalian kenapa?" tanya Burhan, ayah tiri Julie, Olivia, dan Caitlin.

"Gak usah pura-pura bego deh lo. Lo pikir gue gak tahu? Elo kan yang udah bunuh Mamahku!" ucap Caitlin.

Burhan menarik tangan Caitlin dengan keras, "Lo gak pernah diajarin sopan santun sama orang tua lo? Dari dulu sampai sekarang lo gak pernah bersikap baik sama gue. Biar Bagaimanapun gue ini bapak lo!"

"Bapak? Cuihhh," ucap Caitlin kemudian meludah dan malah mengundang amarah Burhan.

"Plak," Burhan menampar Caitlin, kemudian mendorongnya hingga jatuh ke lantai. Caitlin kesakitan karena Burhan menamparnya sangat keras hingga pipinya memerah dan mendorongnya sangat kuat.

"Awww," ucap Caitlin.

"Pah, udah dong Pah jangan berantem apalagi disaat-saat kayak gini. Sekarang lebih baik kita urus jenazah Mamah Pah," ucap Julie pada Burhan.

"Kalian aja yang ngurus. Gue mah ogah," ucap Burhan kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Dia pasti ke ruang CCTV," batin Caitlin.

Burhan pergi ke ruang CCTV untuk menghilangkan jejak dengan merusak monitor CCTV serta nanti ia akan memecahkan CCTV di ruang tamu. Sayangnya, apa yang dia lakukan hanyalah sia-sia karena Caitlin sudah lebih dulu mengambil memori CCTV tersebut. Burhan mengira ia akan lolos padahal kemungkinan besar tidak.

Setelah merusak CCTV di rumah, Burhan kembali tapi bukan untuk menolong istrinya melainkan untuk pergi meninggalkan rumah. Burhan juga membawa semua baju-bajunya serta barang-barang berharga miliknya.

"Papah mau kemana? Ayo bantu Mamah," ucap Olivia.

"Lo budek? Tadi gue kan udah bilang kalau gue gak mau!" ucap Burhan.

"Mamah kan istri Papah, masa Papah tega sih ninggalin Mamah dalam kondisi kayak gini? Setidaknya Papah harus bantuin mengurus jenazah dan pemakaman Mamah," ucap Julie.

"Sekarang mayat ini udah bukan istri gue lagi. Jadi gue gak punya tanggungan sama dia lagi. Dia bukan siapa-siapa gue lagi karena kita udah beda alam!" ucap Burhan.

Mendengar itu, Caitlin marah dan memberanikan diri untuk mendorong Burhan yang bertubuh besar itu. Tak terima, Burhan ingin membalas Caitlin tetapi sudah keburu banyak orang yang datang sehingga ia mengurungkan niatnya. Meski begitu, Burhan merasa dendam dengan Caitlin karena ia tak pernah menghormati Burhan.

"Dasar pria brengsek!" ucap Caitlin mendorong Burhan hingga jatuh.

"Makin hari makin ngeselin aja lo. Lo mau gue bikin nyusul ibu lo? Ha?" tanya Burhan dengan nada mengancam.

"Assalamualaikum," ucap warga yang mulai berdatangan.

Melihat warga datang, Burhan pergi "Waalaikumsalam. Mari masuk bapak-bapak ibu-ibu."

Begitulah sikap Burhan ketika berhadapan dengan orang lain. Burhan sangat baik kepada orang lain tetapi sangat jahat kepada keluarganya sendiri termasuk pada istri dan anak-anak tirinya.

"Kami mendengar suara keributan dari rumah ini. Apa yang sedang terjadi?"tanya warga.

Burhan berkata, "Istri saya meninggal pak. Saya juga tidak tahu apa penyebab meninggalnya istri saya. Tapi untuk sekarang saya minta bantuan bapak-bapak dan ibu-ibu untuk membantu mengurus jenazah istri saya."

"Baik pak. Kami pasti bantu," ucap warga.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku