icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Mermaid For The CEO

Mermaid For The CEO

Quinceline

5.0
Komentar
1.5K
Penayangan
31
Bab

Saat kau sedang bersinar di puncak ketenaranmu dan berada di antara 2 orang pria yang berkuasa sekaligus. Apa yang akan kau lakukan? Memilih karir dan nama besarmu ataukah cinta yang sanggup membuatmu terlena? Jika kau memilih menggenggam cinta, siapakah yang akan kau pilih? CEO agensi tempatmu bernaung atau Presiden Direktur perusahaan di dunia hiburan dan media? Dilema itulah yang sedang dialami oleh Cassiopeia Moore. Belum sempat ia menulis takdir indahnya sendiri, hanya dalam semalam tiba-tiba dunianya jungkir balik saat ia dipajang dalam pelelangan ilegal ketika seseorang mengetahui rahasia besar yang selalu ia coba sembunyikan. Karena sebuah dendam atas dasar pengkhianatan membuat Cassie memutuskan menerima tawaran paling gila hanya untuk memastikan ia bisa menuntut balas pada semua orang yang telah menyakitinya. Satu kesempatan seumur hidup yang membuatnya seolah terlahir kembali sebagai sang Dewi Keadilan. Apakah kali ini takdir manis berpihak padanya? Atau rahasia besar lain harus kembali terkuak, tapi kali ini tepat di hadapan dunia? Ikuti kisah Cassie menemukan tujuan hidupnya, bantu ia menemukan cinta sejati yang akan mengubah nasib tragisnya menjadi takdir terindah dalam cerita Mermaid for the CEO.

Bab 1 Menjualmu Ke Pelelangan Ilegal

Seketika tubuh seorang wanita berambut pirang panjang bergelombang terhuyung ke belakang setelah meminum air putih yang diberikan oleh tunangannya. Tiba-tiba saja kepala wanita bernama Cassiopeia Moore itu terasa sangat sakit. Kakinya terasa lemas hingga tidak mampu menahan tubuhnya membuat wanita itu malang itu terjatuh ke lantai.

"Minuman apa yang kamu berikan padaku, Johnny?” tanya Cassie menatap pria yang berdiri tidak jauh darinya.

Wanita berusia dua puluh lima tahun itu tidak menyangka pria yang sangat dicintainya melakukan hal ini padanya. Bagi Cassie, direktur Hiraet Model Management tempatnya bernaung adalah segalanya bagi wanita itu. Bahkan Cassie meninggalkan segalanya hanya untuk pria itu. Tapi bukan balasan yang manis yang diterima oleh wanita dengan tinggi seratus tujuh puluh lima itu.

Pria yang saat ini dengan setelan garis abu-abu itu berjalan mendekati Cassie. Dia berjongkok dan menarik dagu Cassie sehingga wanita itu bisa memandang pria yang lebih tua tiga tahun darinya. Salah satu sudut bibir Johnny terangkat.

“Itu adalah obat perangsang, Cassie sayang.”

“Obat perangsang? Mengapa kamu memberikan obat perangsang padaku, Johnny?” tanya Cassie terdengar putus asa.

“Karena kami akan menjualmu ke pelelangan ilegal.”

Suara itu membuat Cassie menoleh. Dia terkejut saat manik mata hijau Cassie menangkap sosok yang sangat familiar baginya. Thea Osbert, rekan modelnya yang masih jadi satu agensi dengan Cassie. Selama ini Thea selalu iri pada Cassie. Karena itulah wanita yang saat ini mengenakan gaun mini hitam yang menonjolkan belahan dadanya itu selalu dingin pada Cassie.

“Menjualku? Johnny, katakan padaku. Kamu tidak akan melakukannya, bukan?” Cassie menoleh ke arah pria yang sangat dipercaya olehnya.

“Sayangnya ucapan Thea memang benar, Cassie. Kalau kamu masih ada di dunia ini, semua orang tidak akan bisa melihat betapa bersinarnya Thea. Karena kami tidak bisa membunuhmu, maka jalan terbaik adalah menjualmu ke pelelangan ilegal.”

Cassie menggelengkan kepalanya. “Tidak. Kamu tidak bisa melakukan ini padaku, Johnny. Kumohon, jangan lakukan ini padaku. Aku sangat mencintaimu, Johnny.”

Pria itu berdiri. Satu tangannya meraih pinggang Thea membuat tubuh mereka semakin rapat. Johnny menunduk untuk mendaratkan bibirnya di atas bibir merah merona milih Thea. Nafas Cassie tercekat melihat pemandangan itu. Bahkan dilihat dari ciuman mereka yang mesra, Cassie tahu ini bukanlah ciuman pertama mereka. Kedua tangan Cassie terkepal di atas lantai.

Cinta yang selama ini menjadi kekuatan hidupnya sekarang sudah hancur berkeping-keping. Wanita itu berpikir bisa memiliki kehidupan bahagia bagaikan kisah negeri dongeng bersama dengan Johnny. Tapi sayangnya Cassie mendapati kenyataan tidak seindah mimpi. Johnny memanfaatkan perasaannya untuk membuat nama agensinya semakin besar. Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya, Cassie seperti sampah yang tidak digunakan lagi. Bahkan pria yang sangat dicintainya hendak membuang dirinya dengan cara yang begitu kejam.

Ciuman Johnny dan Thea terlepas. Mereka tersenyum di atas penderitaan Cassie. Ingin sekali Cassie menampar wajah sombong mereka. Sayangnya dia bahkan tidak bisa menopang tubuhnya lagi.

“Kamu sudah lihat bukan, Cassie Sayang? Aku hanya mencintai Thea. Selama ini aku hanya membohongimu saja. Tidak kusangka wanita cantik sepertimu sangat polos dan mudah ditipu.” Johnny tersenyum sinis.

“Jadi kalian sudah merencanakan hal ini sebelumnya?” manik mata hijau Cassie berubah dingin.

Thea menganggukkan kepalanya. “Benar, Cassie. Kami bahkan menjalin hubungan dibelakangmu. Tapi kamu terlalu dibutakan oleh cinta hingga tidak menyadarinya.”

Awalnya Cassie mendengus sinis. Kemudian suara tawa wanita itu terdengar memenuhi ruangan itu. “Dibutakan oleh cinta? Sepertinya aku harus berterimakasih pada kalian karena sudah membuka mataku lebar-lebar. Sehingga sekarang aku bisa melihat sifat asli kalian yang licik seperti ular.”

Sebuah tamparan mengenai pipi Cassie. Tamparan itu berasa dari Thea yang kesal karena ucapan wanita itu. Namun alih-alih menangis karena cintanya direbut wanita lain, Cassie justru kembali tertawa.

“Sayang, sepertinya otak wanita ini sudah tidak waras. Kita harus segera membawanya pergi dari sini.” Thea bergelayut manja di lengan Johnny.

“Tenang saja, Cahayaku. Sebentar lagi kita tidak akan melihat wanita ini lagi.”

Cassie tersenyum sinis. “Akan aku pastikan aku akan kembali lagi dalam hidup kalian. Aku akan menghancurkan hidup kalian. Memberikan rasa sakit berkali-kali lipat dari yang telah kalian berikan padaku.”

“Itu jika kau bisa selamat, Cassie. Kehidupanmu akan berubah menjadi neraka setelah berada di pelelangan ilegal. Pengawal!” Seru Johnny.

Pintu ruangan pria itu terbuka. Terlihat dua orang pria dengan setelan hitam berlari masuk. Tatapan Johnny tidak lepas dari tatapan penuh kebencian dari Cassie.

“Bawa wanita ini pergi ke tempat yang sudah aku tunjukkan pada kalian. Pastikan dia masuk dalam pelelangan ilegal itu.” Perintah Johnny.

“Baik, Tuan Nilsson.”

Kedua pria bersetelan gelap itu langsung menyeret tubuh Cassie yang sudah tidak berdaya. Wanita itu bersumpah akan membalas dendam pada Johnny dan Thea. Dia hanya berharap Tuhan memberikan sedikit belas kasihan padanya.

***

“Sepertinya kalung yang kucari tidak akan dilelang.” Ucap pria yang mengenakan setelan garis-garis biru itu melihat benda terakhir yang dilelang. Reynard Wycliff sudah mengikuti lelang itu selama berjam-jam tapi tidak kunjung melihat benda yang dicarinya.

Pria yang duduk di sebelah Reynard tampak merasa bersalah. “Maafkan saya, Tuan Wycliff. Sepertinya informasi yang saya dapatkan tidak akurat.”

Pria dengan tinggi seratus Sembilan puluh sentimeter itu menoleh menatap asistennya, Jonas Smith. “Tidak apa-apa, Jonas. Kalung itu sepertinya terlalu berharga hingga sulit ditemukan.”

“Apakah anda ingin pergi sekarang, Tuan Wycliff? Saya akan mempersiapkan mobilnya untuk anda.” tanya pria yang mengenakan kacamata itu.

“Sebagai lelang terakhir, kami memiliki sesuatu yang spesial.”

Suara pembaca acara membuat Reynard mengalihkan perhatian ke atas panggung. Pria dengan rambut hitam itu melihat sebuah kotak didorong hingga berada di depan panggung. Dia merasa penasaran dengan isi kotak tersebut.

“Tunggu sebentar, Jonas. Aku penasaran dengan benda yang dilelang paling akhir ini.”

Jonas menganggukkan kepalanya. “Baiklah, Tuan Wycliff.”

“Sesuatu yang spesial ini akan membuat kalian menitikkan air liur kalian. Tidak hanya cantik tapi juga masih suci. Saya akan membuka kotaknya, dan saya akan mulai penawarannya.”

Pria bertubuh tambun yang mengenakan kemeja hitam itu menghampiri kotak itu. Dia mulai membuka kotak itu. Seketika semua orang tercekat saat melihat ‘sesuatu yang spesial’ yang berada di dalam kotak. Termasuk Reynard.

Di dalam kotak itu terlihat seorang wanita duduk di dalam kotak mengenakan lingerie hitam dengan renda-renda berwarna pink lembut. Begitu kontras dengan kulit putihnya. Wajah cantik wanita itu dibingkai oleh rambut pirangnya yang bergelombang. Mata hijaunya tampak begitu sayu. Yang lebih membuat Reynard terkejut adalah cara orang-orang dari pelelangan yang memperlakukan wanita itu dengan buruk. Selain kedua tangan wanita itu diikat rantai, terlihat jelas seseorang telah memberikannya obat perangsang.

“Apakah hal seperti ini diperbolehkan, Jonas? Menjual orang terutama wanita, bukankah ini tindakan ilegal?” Reynard menatap asistennya.

“Ini adalah pelelangan gelap, Tuan Wycliff. Tentu saja hal ilegal seperti ini sudah biasa dilakukan. Biasanya wanita-wanita yang sudah tidak bisa menjalani hidupnya karena faktor ekonomi rendah yang mendorong mereka untuk dilelang.”

Tidak bisa menjalani hidupnya? Apakah wanita itu benar-benar mengalami kesulitan ekonomi hingga menjual tubuhnya? tanya Reynard dalam hatinya.

“Tunggu dulu. Sepertinya aku mengenal wajah cantik wanita itu.” Reynard merasa familiar dengan wajah wanita yang saat ini tengah diperebutkan dengan harga tinggi.

“Bukankah wanita itu adalah Cassiopeia Moore, model yang menolak tawaran anda untuk bermain film yang diproduksi oleh perusahaan anda, Tuan Wycliff?”

Mulut Reynard terbuka saat menyadari wanita dalam kotak itu adalah wanita yang sudah menarik perhatiannya dengan wajah cantik gadis itu. Dia tidak mengerti mengapa model itu bisa terdampar di pelelangan ilegal ini.

“Jonas, dapatkan wanita itu untukku.”

***

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku