Gundik Alpha-ku, Makam Tak Bertanda Putraku

Gundik Alpha-ku, Makam Tak Bertanda Putraku

Gavin

5.0
Komentar
27
Penayangan
16
Bab

Pada peringatan empat tahun kematian putraku, aku pergi ke Arsip Kawanan untuk melakukan ritual penenangan jiwa bagi arwahnya. Namun, catatan di sana menunjukkan sebuah kebenaran yang tak bisa kupahami. Pasanganku, Alpha Damian, memiliki anak lain-seorang putra rahasia dengan serigala betina yang pernah ia sebut sebagai penguntit gila. Dia berbohong melalui ikatan batin suci kami, mengaku ada urusan darurat Kawanan, tapi aku menemukan mereka di sebuah vila rahasia, tertawa. Dia, selingkuhannya, dan putra mereka-sebuah keluarga yang sempurna dan bahagia. Bersembunyi di garasiku sendiri, aku mendengar percakapan yang menghancurkan duniaku. Putraku tidak sekadar terpeleset dan jatuh ke sungai. Dia lari ketakutan, ngeri mendengar suara perkawinan liar mereka yang tak terkendali di dekat situ. Perselingkuhan mereka membunuh bayiku. Saat kengerian ini menimpaku, ikatan pasangan kami, yang seharusnya untuk cinta, berubah menjadi alat penyiksaan. Ikatan itu memaksaku merasakan setiap detik kenikmatannya saat dia mengambil wanita itu lagi, di dalam mobil, hanya beberapa meter dari tempatku bersembunyi. Dia dan ibunya kemudian menjebakku atas tuduhan penganiayaan, menggali abu putraku dan membuangnya ke selokan, dan mencambukku dengan cambuk perak sebelum meninggalkanku untuk mati bersama sekelompok Rogue liar. Tapi aku selamat. Dan aku membuat pilihan. Aku tidak akan membalas dendam. Aku akan mencari pelupaan. Aku menemukan sebuah kawanan yang mempraktikkan sihir terlarang, sebuah ritual yang bisa menghapus bersih ingatanku. Aku akan menghapusnya, putra kami, dan setiap kenangan tentang kehidupan lamaku. Aku akan terlahir kembali.

Bab 1

Pada peringatan empat tahun kematian putraku, aku pergi ke Arsip Kawanan untuk melakukan ritual penenangan jiwa bagi arwahnya.

Namun, catatan di sana menunjukkan sebuah kebenaran yang tak bisa kupahami. Pasanganku, Alpha Damian, memiliki anak lain-seorang putra rahasia dengan serigala betina yang pernah ia sebut sebagai penguntit gila.

Dia berbohong melalui ikatan batin suci kami, mengaku ada urusan darurat Kawanan, tapi aku menemukan mereka di sebuah vila rahasia, tertawa. Dia, selingkuhannya, dan putra mereka-sebuah keluarga yang sempurna dan bahagia.

Bersembunyi di garasiku sendiri, aku mendengar percakapan yang menghancurkan duniaku. Putraku tidak sekadar terpeleset dan jatuh ke sungai. Dia lari ketakutan, ngeri mendengar suara perkawinan liar mereka yang tak terkendali di dekat situ.

Perselingkuhan mereka membunuh bayiku.

Saat kengerian ini menimpaku, ikatan pasangan kami, yang seharusnya untuk cinta, berubah menjadi alat penyiksaan. Ikatan itu memaksaku merasakan setiap detik kenikmatannya saat dia mengambil wanita itu lagi, di dalam mobil, hanya beberapa meter dari tempatku bersembunyi.

Dia dan ibunya kemudian menjebakku atas tuduhan penganiayaan, menggali abu putraku dan membuangnya ke selokan, dan mencambukku dengan cambuk perak sebelum meninggalkanku untuk mati bersama sekelompok Rogue liar.

Tapi aku selamat. Dan aku membuat pilihan. Aku tidak akan membalas dendam. Aku akan mencari pelupaan.

Aku menemukan sebuah kawanan yang mempraktikkan sihir terlarang, sebuah ritual yang bisa menghapus bersih ingatanku.

Aku akan menghapusnya, putra kami, dan setiap kenangan tentang kehidupan lamaku. Aku akan terlahir kembali.

Bab 1

SUDUT PANDANG SELENA:

Bulan purnama menggantung di langit bagaikan luka perak, sebuah lingkaran sempurna yang mengejek. Empat tahun. Tepat empat tahun sejak cahaya hidupku, satu-satunya anakku, Zayn, padam.

Jemariku gemetar saat aku memarkir mobil. Arsip Kawanan Bulan Hitam adalah sebuah bangunan batu tua, berbau kertas kuno dan rahasia. Malam ini, aku di sini untuk melakukan ritual penenangan jiwa terakhir untuk Zayn. Sebuah upacara kecil dan pribadi untuk membantu arwahnya menemukan kedamaian. Hanya itu yang tersisa untukku.

Tetua di meja arsip, seorang serigala bungkuk dengan mata keruh, menyambutku dengan anggukan hormat. "Luna Selena."

"Aku di sini untuk ritual penenangan jiwa," kataku, suaraku hanya bisikan tipis.

Dia mengangguk pelan, menarik keluar sebuah buku besar bersampul kulit gelap. "Tentu saja. Kami hanya perlu memverifikasi catatan garis keturunan untuk ritual."

Dia menelusuri halaman itu dengan jari keriputnya. "Alpha Damian Blackwood... pasanganmu. Satu anak, Zayn Blackwood, almarhum." Dia berhenti, keningnya berkerut. "Ah, dan... satu lagi."

Rasa dingin yang mencekam, berat dan pekat, memenuhi perutku. "Satu lagi apa?"

Tetua itu menyipitkan mata ke buku. "Anak kedua. Arion. Nama ibunya tercatat sebagai Lila."

Lila.

Nama itu menghantamku bagai pukulan telak. Lila, serigala betina yang begitu terobsesi pada Damian hingga diusir, dinyatakan sebagai Rogue karena terus-menerus menguntit. Itu sudah bertahun-tahun yang lalu.

Tepat saat itu, kehangatan menyebar di benakku, kehadiran yang kukenal. Itu Damian, menggunakan Ikatan Batin kami. Hubungan suci antara pasangan takdir, yang seharusnya menjadi saluran kebenaran dan cinta murni.

"Bulanku," suaranya bergema di kepalaku, selembut beledu. "Aku mencintaimu. Aku sedang sibuk menangani urusan darurat Kawanan. Aku akan pulang secepatnya."

Kata-kata itu, yang dulu menjadi sumber kenyamanan, kini terasa seperti es. Sebuah kebohongan. Aku bisa merasakan kepalsuannya, nada sumbang dalam simfoni ikatan kami. Urusan darurat?

Serigalaku, makhluk yang hancur dan membisu sejak kematian Zayn, bergerak dengan secercah amarah.

Aku tidak bisa bernapas. Aku tidak mau percaya. Bukan pasanganku. Bukan Alpha yang telah bersumpah padaku di hadapan Dewi Bulan sendiri.

"Alamatnya," kataku tercekat, menunjuk buku besar itu dengan jari gemetar. "Di mana... Arion ini terdaftar?"

Tetua itu, merasakan kesusahanku, menuliskannya di secarik kertas. Aku merebutnya dan lari dari Arsip, ritual itu terlupakan.

Alamat itu membawaku ke akademi swasta Kawanan, tempat yang belum pernah kukunjungi selama empat tahun. Aku parkir di seberang jalan, jantungku berdebar kencang di dada bagai burung yang terperangkap.

Dan kemudian aku melihatnya.

Pasanganku. Alpha-ku. Damian.

Dia tidak sedang rapat. Dia berdiri di dekat gerbang sekolah, senyum lembut terukir di wajah tampannya. Seorang wanita berambut hitam panjang, Lila, berjalan ke arahnya. Dan di tangannya ada seorang anak laki-laki kecil, wajahnya miniatur dari wajah Damian.

"Ayah!" teriak anak itu, berlari ke depan.

Damian menyambutnya ke dalam pelukannya, senyumnya semakin lebar. Dia kemudian mengulurkan tangan, tangannya mendarat dengan alami di pinggang Lila, menariknya lebih dekat. Mereka tampak seperti sebuah keluarga. Sebuah keluarga yang sempurna dan bahagia.

Jiwaku terasa seperti terkoyak menjadi dua.

Aku mengikuti mereka, mobilku menjadi hantu yang membuntuti kehidupan kecil mereka yang bahagia. Mereka pergi ke sebuah vila indah yang belum pernah kulihat sebelumnya, sebuah sarang rahasia yang tersembunyi. Aku mengawasi dari jalan saat mereka bermain di taman, Damian mendorong anak itu di ayunan, Lila tertawa sambil memandang. Itu adalah gambaran kehidupan yang seharusnya menjadi milikku. Kehidupan yang telah dicuri dariku.

Dengan perasaan mati rasa, aku kembali ke rumah kami, "sarang" kami. Aku masuk melalui garasi bawah tanah dan bersembunyi di balik pilar beton tebal, rumahku sendiri kini terasa seperti wilayah musuh.

Mobilnya masuk beberapa saat kemudian. Udara langsung terasa pekat dengan aroma wanita itu. Bukan parfum. Itu adalah aroma primal dan musky dari serigala betina, menandai wilayahnya. Menandai pasanganku. Menandai rumahku.

Aku menahan napas, mendengarkan. Mereka masih di dalam mobil.

"Dia senang sekali bertemu denganmu hari ini," suara Lila manis, memuakkan. "Dia merindukan ayahnya."

"Aku tahu," suara Damian berat. "Ini rumit, Lila."

"Begitukah?" desahnya. "Empat tahun, Damian. Empat tahun sejak malam itu. Kita hanya... larut dalam suasana. Lolongan kita... bagaimana kita bisa tahu anak itu akan berkeliaran begitu dekat dengan sungai?"

Dunia berhenti.

Darahku seakan membeku.

Malam itu. Malam Zayn meninggal. Dia sedang bermain di tepi sungai. Mereka bilang dia terpeleset. Mereka bilang itu kecelakaan tragis.

Tapi ternyata tidak.

Itu karena mereka. Perkawinan mereka, begitu keras dan tak terkendali, telah menakuti anak laki-lakiku. Dia berlari, ketakutan dan sendirian, dan jatuh ke dalam air yang membekukan.

Saat kebenaran baru yang mengerikan ini menimpaku, sensasi lain membanjiri inderaku, ditransmisikan melalui ikatan pasangan. Itu adalah gelombang kenikmatan hewani yang mentah. Kenikmatannya.

Aku membekap mulutku untuk menahan jeritan.

Dia bersama wanita itu. Saat ini juga. Di dalam mobil, tidak sampai sepuluh meter dari tempatku bersembunyi, di garasi rumah yang kubagi dengannya. Dia mengambilnya, menandainya, tubuh mereka bergerak bersama dalam ritme pengkhianatan murni. Ikatan suci, yang seharusnya hanya untukku, memaksaku merasakan setiap detik perselingkuhannya.

Duniaku tidak hanya hancur. Duniaku musnah tak bersisa.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Gavin

Selebihnya
Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

xuanhuan

5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Romantis

5.0

Suamiku, Banyu, dan aku adalah pasangan emas Jakarta. Tapi pernikahan sempurna kami adalah kebohongan, tanpa anak karena kondisi genetik langka yang katanya akan membunuh wanita mana pun yang mengandung bayinya. Ketika ayahnya yang sekarat menuntut seorang ahli waris, Banyu mengusulkan sebuah solusi: seorang ibu pengganti. Wanita yang dipilihnya, Arini, adalah versi diriku yang lebih muda dan lebih bersemangat. Tiba-tiba, Banyu selalu sibuk, menemaninya melalui "siklus bayi tabung yang sulit." Dia melewatkan hari ulang tahunku. Dia melupakan hari jadi pernikahan kami. Aku mencoba memercayainya, sampai aku mendengarnya di sebuah pesta. Dia mengaku kepada teman-temannya bahwa cintanya padaku adalah "koneksi yang dalam," tetapi dengan Arini, itu adalah "gairah" dan "bara api." Dia merencanakan pernikahan rahasia dengannya di Labuan Bajo, di vila yang sama yang dia janjikan padaku untuk hari jadi kami. Dia memberinya pernikahan, keluarga, kehidupan—semua hal yang tidak dia berikan padaku, menggunakan kebohongan tentang kondisi genetik yang mematikan sebagai alasannya. Pengkhianatan itu begitu total hingga terasa seperti sengatan fisik. Ketika dia pulang malam itu, berbohong tentang perjalanan bisnis, aku tersenyum dan memainkan peran sebagai istri yang penuh kasih. Dia tidak tahu aku telah mendengar semuanya. Dia tidak tahu bahwa saat dia merencanakan kehidupan barunya, aku sudah merencanakan pelarianku. Dan dia tentu tidak tahu aku baru saja menelepon sebuah layanan yang berspesialisasi dalam satu hal: membuat orang menghilang.

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Miliarder

5.0

Perusahaanku, CiptaKarya, adalah mahakarya dalam hidupku. Kubangun dari nol bersama kekasihku, Baskara, selama sepuluh tahun. Kami adalah cinta sejak zaman kuliah, pasangan emas yang dikagumi semua orang. Dan kesepakatan terbesar kami, kontrak senilai 800 miliar Rupiah dengan Nusantara Capital, akhirnya akan segera terwujud. Lalu, gelombang mual yang hebat tiba-tiba menghantamku. Aku pingsan, dan saat sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Ketika aku kembali ke kantor, kartu aksesku ditolak. Semua aksesku dicabut. Fotoku, yang dicoret dengan tanda 'X' tebal, teronggok di tempat sampah. Saskia Putri, seorang anak magang yang direkrut Baskara, duduk di mejaku, berlagak seperti Direktur Operasional yang baru. Dengan suara lantang, dia mengumumkan bahwa "personel yang tidak berkepentingan" dilarang mendekat, sambil menatap lurus ke arahku. Baskara, pria yang pernah menjanjikanku seluruh dunia, hanya berdiri di sampingnya, wajahnya dingin dan acuh tak acuh. Dia mengabaikan kehamilanku, menyebutnya sebagai gangguan, dan memaksaku mengambil cuti wajib. Aku melihat sebatang lipstik merah menyala milik Saskia di meja Baskara, warna yang sama dengan yang kulihat di kerah kemejanya. Kepingan-kepingan teka-teki itu akhirnya menyatu: malam-malam yang larut, "makan malam bisnis", obsesinya yang tiba-tiba pada ponselnya—semua itu bohong. Mereka telah merencanakan ini selama berbulan-bulan. Pria yang kucintai telah lenyap, digantikan oleh orang asing. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka mengambil segalanya dariku. Aku berkata pada Baskara bahwa aku akan pergi, tetapi tidak tanpa bagianku sepenuhnya dari perusahaan, yang dinilai berdasarkan harga pasca-pendanaan dari Nusantara Capital. Aku juga mengingatkannya bahwa algoritma inti, yang menjadi alasan Nusantara Capital berinvestasi, dipatenkan atas namaku seorang. Aku melangkah keluar, mengeluarkan ponselku untuk menelepon satu-satunya orang yang tidak pernah kusangka akan kuhubungi: Revan Adriansyah, saingan terberatku.

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku