/0/28433/coverbig.jpg?v=d9454893a1dea57d36ce056f56ce321c&imageMogr2/format/webp)
Ketika Alexa pewaris keluarga politik ternama, menjadi target ancaman pembunuhan, sang ayah menunjuk Rafael, mantan pasukan khusus untuk menjadi pengawalnya. Pria itu dikenal dingin, disiplin, dan tak pernah gagal menjalankan tugas. Namun, seiring waktu, jarak profesional yang Rafael ciptakan mulai terkikis. Alexa dengan keanggunannya yang menggoda selalu punya cara membuatnya kehilangan kendali. "Kamu tahu apa tugas terberatmu, Tuan Rafael?" bisiknya menggoda. Rafael menegakkan tubuh, menahan napas. "Menjagamu dari para musuh." Alexa tersenyum samar, matanya berkilat nakal. "Salah. Tugas terberatmu adalah menjagaku ... agar tidak jatuh cinta padamu."
"Rafael, ada tugas berat untukmu. Datanglah ke rumah Tuan Rommy!" perintah salah satu pria bertubuh tegap itu.
"Baik, saya segera datang!" jawab Rafael tegas.
Langit Texas, kota besar di utara Meksiko, tampak muram sore itu. Di kejauhan, suara sirene polisi tak pernah benar-benar berhenti, seperti nyanyian kota yang tak pernah tidur.
Di antara kekacauan itu, sebuah SUV hitam berhenti di depan rumah megah bergaya kolonial Spanyol. Halaman depannya dijaga ketat, menandakan rumah itu bukan milik orang biasa.
Dari dalam mobil, keluar seorang pria bertubuh tegap, berwajah keras, dengan bekas luka samar di telapak tangan kiri. Jaket hitamnya rapi, tapi aura dinginnya seperti milik seseorang yang sudah terlalu lama hidup di antara peluru.
Rafael. Mantan pasukan khusus yang dulu terkenal di unit bayangan La Sombra. Kini, ia bekerja di dunia gelap, melindungi orang-orang kaya yang hidup di ambang maut.
Seorang pria berperut buncit menyambutnya di gerbang. "Tuan Rafael, silakan masuk! Tuan besar sudah menunggu di dalam."
Rafael hanya mengangguk dan melangkah masuk.
Di ruang tamu bergaya klasik dengan lampu gantung besar, duduk salah satu tokoh politik paling berpengaruh di Texas. Pria itu menatap Rafael dengan mata tajam seperti singa tua yang lelah.
"Rafel," katanya berat. "Putri saya beberapa kali menerima ancaman pembunuhan. Dua pengawal yang menjaga anak saya tewas minggu lalu. Dan saya tak percaya siapa pun lagi, kecuali kau, karena kau salah satu anak buah Tuan Julian yang terbaik."
Rafael menatapnya tanpa ekspresi. "Ancaman? Siapa yang berani mengancam Tuan Rommy?"
"Salah satu pesaing pembisnis saya. Saya pernah menolak kerja sama dengan mereka. Dan sekarang, mereka ingin membalasnya melalui Alexa."
Nama itu seakan tak asing di telinga Rafael. Dan ia pun seolah merasa terpanggil dengan gadis cantik yang terkenal itu. Ia pernah mendengar puteri Tuan Rommy adalah wanita tercantik di kota ini, namun sayang sikapnya yang angkuh membuat para pria tak satu pun yang berani mendekatinya.
"Bagaimana Tuan Rafael?" tanya Rommy.
"Baik Tuan. Saya siap melaksanakan tugas dari Anda," jawab Rafael.
Beberapa menit kemudian, Alexa masuk dengan gaun merahnya yang anggun, gaun itu kontras dengan kulitnya yang seputih salju, rambut hitamnya tergerai, dan sepasang mata tajam itu langsung mengunci pandangan Rafael, penuh percaya diri, sedikit angkuh.
"Rafael, kenalkan ini Alexa, puteri saya satu-satunya. Dan Alexa, ini Tuan Rafael, yang akan mengawal ke mana pun kamu pergi, Nak?" jelas Rommy.
"Ayah, jadi ini ... pengawal baruku?" katanya datar. "Kau yakin pria ini bisa kita andalkan?"
Rafael menatap balik, lalu tersenyum sinis. Benar dugaan orang-orang, puteri keluarga besar Rommy terlihat cantik, tapi sayang gadis itu terlalu angkuh dan manja.
"Ya Alexa, Tuan Rafael adalah mantan salah satu prajurit terbaik di kota ini," jelas sang ayah.
Alexa menaikkan alis, tersenyum kecil. "Ayah yakin?"
Rafael menyela. "Jika Anda meragukan saya, carilah bodyguard lain untuk menjaga Anda, Nona muda."
"Tampaknya ayahku menyukai pria yang tidak tahu cara bercanda," ujarnya kesal.
"Aku tidak dibayar untuk bercanda," jawab Rafael singkat.
Rommy tertawa kecil, ia tahu watak puterinya yang keras dan Rafael, pria terkeras dan dingin. "Rafael, mulai malam ini kau tinggal di rumah ini. Dan jagalah Alexa jangan sampai terluka sedikit pun."
"Baik Tuan!" sahut Rafael.
Alexa mendengus pelan, lalu berjalan pergi. "Cih, sangat menyebalkan!"
Bab 1 Pengawal Baru
07/10/2025
Bab 2 Pesona sang Pengawal
07/10/2025
Bab 3 Tatapan tajam Rafael
07/10/2025
Bab 4 Clubbing
07/10/2025
Bab 5 Tawanan Andrew
07/10/2025
Bab 6 Ancaman Rafael
07/10/2025
Bab 7 Godaan Alexa
07/10/2025
Bab 8 Dua kali menciummu
07/10/2025
Bab 9 Apa dia, G4y
07/10/2025
Bab 10 Ukuran celana
07/10/2025
Bab 11 Perasaan aneh
09/10/2025
Bab 12 Kecupan Singkat
09/10/2025
Bab 13 Kamarmu panas
11/10/2025
Bab 14 Calon suami
11/10/2025
Bab 15 Penolakan Rafael
11/10/2025
Bab 16 Cemas
11/10/2025
Bab 17 Menjaga Jarak
12/10/2025
Bab 18 Menukar Cinta
16/10/2025
Bab 19 Dia Rafael
20/10/2025
Bab 20 Pergilah
14/11/2025
Bab 21 Menelusup
15/11/2025