Simfoni Pembalasan

Simfoni Pembalasan

Amarta Bleue

5.0
Komentar
1.6K
Penayangan
70
Bab

Athena adalah pianis berbakat yang hidupnya runtuh akibat kecelakaan misterius. Tangannya lumpuh. Mimpinya hancur. Namun ia tak pernah menyangka pukulan terbesarnya bukanlah kehilangan musik, tetapi pengkhianatan. Suami yang dicintai serta sahabat yang dipercayai menusuknya dari belakang. Athena merasa terjebak. Hingga semua itu berubah setelah ia bertemu dengan Arthur, yaitu sosok asing penuh rahasia yang memberikan bantuan balas dendam sekaligus rasa nyaman padanya. Saat permainan simfoni pembalasan mencapai klimaks, akankah keadilan menghampirinya? Mampukah Athena bertahan? Atau justru akan semakin terpuruk berkat jurang kelicikan yang kian menariknya jauh lebih dalam?

Bab 1 Nada Kehancuran

"Leon, kau di mana?"

Suara Athena terdengar gemetar saat ia menekan tombol telepon ulang pada ponselnya. Panggilan kelima dalam sejam terakhir hanya dijawab oleh nada tunggu yang dingin. Perasaan khawatir membuatnya mengigit bibir bawahnya sendiri, apalagi sebelumnya sang ibu sempat meneleponnya dari rumah sakit dengan terus menyebutkan nama suaminya dengan sangat lemah.

"Nyonya Athena? Maaf, bagaimana kalau kita berangkat sekarang saja? Mungkin Tuan Leon masih terjebak di jalan penghubung kota?" Edward sang asisten tiba-tiba mendekat, membuat gelas anggur yang tengah dicengkeram erat olehnya hampir terjatuh.

"Aku tidak akan mungkin bisa tenang sebelum bertemu dengan suamiku. Dia sudah berjanji akan menemaniku. Dan telepon dari ibuku tadi..." Athena menghela napas, hingga bulu angsa terbaik yang menghiasi topi lebarnya sedikit bergerak. "Bagaimana kalau sekarang dia sedang mengalami masalah?"

"Tapi, Nyonya-"

"Pengusaha yang mengundangku ini adalah rekan bisnis Leon yang baru, Ed. Alangkah lebih baik aku datang bersamanya ke sana untuk menghindari pertanyaan para wartawan yang membuatku pusing."

"Baiklah, bagaimana kalau keberangkatan Anda diundur sekitar sepuluh menit lagi? Saya akan mengkonfirmasikan hal ini pada acara yang akan Anda datangi."

Mengangguk, Athena membiarkan asistennya pergi. Dengan jari-jemarinya yang sudah tertutupi sarung tangan jaring berwarna putih, ia meraih ponselnya kembali. Athena ingin menghubungi suaminya lagi, tetapi sayang pandangannya teralihkan dengan sebuah notifikasi lain yang sangat menghentakkan hatinya.

"Tidak mungkin! Bagaimana bisa mereka berdua bersama?!"

***

Berbagai kilau cahaya seketika bergantian menyinari wajah cantik Athena yang baru saja turun dari sebuah Limousine hitam. Suara jepretan kamera semakin bersahut-sahutan seiring dengan langkahnya yang menyusuri karpet merah, hingga seutas senyum palsu terpaksa ia berikan dengan lambaian lembut jari-jemarinya.

Siapa yang tak kenal dengan Athena Rose Waverly? Selain terkenal sebagai pianis berbakat, dari nama belakangnya saja publik sudah tahu bahwa ia adalah anak dari pengusaha sukses ternama. Lahir di keluarga pesohor membuat namanya mudah menggaung di seantero negeri, apalagi setelah pernikahannya dengan pria pujaan hati banyak wanita yaitu Leon Alexander Thorne.

"Nyonya Athena, Apakah Anda datang sendiri ke acara pesta ini? Di mana Tuan Leon, Nyonya? Bukankah di dalam daftar tamu undangan kalian akan datang bersama dalam acara malam ini?"

"Iya, Nyonya Athena. Ke mana suami Anda? Apa jangan-jangan gosip yang baru beredar itu benar adanya? Hubungan Anda dengan Tuan Leon sedang merenggang di usia pernikahan kalian yang belum menginjak satu tahun?"

"Jadi foto yang beredar luas di media sosial itu benar adanya, Nyonya Athena? Suami Anda berselingkuh dengan sahabat Anda sendiri? Apakah ini adalah kado terburuk yang pernah Anda terima di hari ulang tahun Anda, Nyonya?"

Kembali memaksakan senyum, Athena hanya terus berjalan maju melewati beberapa pemburu berita yang mendekatinya. Kilauan gaun malamnya memantulkan cahaya lampu kristal membuatnya tampak mempesona di mata semua tamu, meski nyatanya di balik senyum anggunnya tersebut ada keresahan luar biasa yang tak mampu diusirnya.

"Nyonya Athena, sudah waktunya. Semua tamu sudah sangat menantikan permainan piano Anda," Edward berbisik, membuyarkan lamunan sang dewi melodi sesaat.

"Baiklah, jangan lupa berikan kode padaku andai suamiku tiba."

Athena mencoba untuk tetap berusaha berpikiran positif. Namun sebelum berjalan menuju panggung, ia kembali menatap pria di belakangnya dengan pandangan yang sedikit bergetar.

"Menurutmu... Apa selama ini aku belum menjadi istri yang sempurna untuk Leon?"

"Maaf, Nyonya?"

"Ah, tidak apa-apa. A–aku hanya sedang gugup saja!"

Menggelengkan kepalanya, Athena menutup ucapannya dengan seutas senyum. Ini adalah kali pertamanya ia merasa tak percaya diri. Namun walau seperti itu, dirinya tetap berusaha menampilkan kemampuan terbaiknya malam ini.

"God! Rasanya aku seperti memainkan nada kehancuran hidupku sendiri!"

Kembali memasang topeng ketenangannya, Athena melambaikan tangan kepada semua tamu undangan yang hadir. Ia berusaha melenyapkan bayangan foto kemesraan suaminya dengan sahabatnya sendiri, hingga mampu membuat siapapun terpaku menatapnya, termasuk dengan seseorang yang tengah memperhatikannya dari tempat lain.

"Bagus! Tampillah semaksimal mungkin yang kau bisa malam ini, Sayang! Nikmati waktumu selagi ada karena malam ini adalah malam kehancuranmu!"

Berbagai suara tepuk tangan dan sorak penonton terdengar menggema saat lantunan nada yang dimainkan oleh Athena berhasil membius semua yang ada di sana. Athena benar-benar memainkan puncak melodi dengan sangat baik, seiring dengan perasaannya yang hancur lebur.

"Nyonya Athena, pemilik acara dan Tuan Walikota ingin berbincang-bincang dengan Anda. Mereka sepertinya sangat kagum dengan penampilan Anda malam ini." Edward mendekat dengan membawakan segelas minuman untuk majikannya.

"Bagaimana aku bisa beramah-tamah di saat pikiran dan hatiku terasa sangat kacau seperti ini?" Athena menyeka cepat air matanya dan meraih minuman tersebut. "Tolong cari alasan lain untuk mereka. Katakan pada mereka bahwa aku akan berbincang dengan mereka di lain waktu."

"Baik, Nyonya. Saya akan menyampaikannya. Tunggulah di sini sebentar dan setelah itu-"

"Aku ingin pulang sendiri saja. Berikan kunci mobilmu, aku akan lewat gerbang belakang untuk menghindari wartawan. Sampaikan permohonan maafku pada yang lain karena aku terpaksa pamit lebih dulu!"

Tanpa berbasa-basi lagi Athena langsung meneguk habis minum yang telah disodorkan padanya. Dahinya sedikit mengernyit saat merasakan sesuatu yang aneh, tetapi walau seperti itu ia mengabaikan perasaan tersebut hingga tak menyadari bayang-bayang bahaya besar yang semakin mengancam keselamatannya.

"Tuan Leon, Nyonya Athena sudah meninggalkan acara sesuai prediksi!"

Tanpa mendengar percakapan di belakangnya, Athena terus melangkahkan kakinya menjauh. Meski tetap ramai, tetapi setidaknya di gerbang belakang tak ada para pemburu berita yang membuat trauma masa kecilnya kembali muncul, apalagi saat ini berita perselingkuhan Leon dengan sedang merebak luas di publik.

"Bagaimana bisa selama ini Leon dan Crystal berselingkuh di belakangku? Aku... Aku sungguh tidak menyangka dengan perbuatan mereka!" Athena bergumam seraya mencengkram erat setir mobil yang tengah dikendarainya.

Sepinya lalu lintas malam membuatnya bebas menentukan kecepatan maksimal. Athena memacu mobil Edward dengan kecepatan tinggi di bawah sinar lampu jalan yang temaram. Tangannya gemetar memegang erat kemudi, sementara pikirannya terus dihantui dengan beberapa foto kemesraan suami bersama sahabatnya di sebuah hotel.

[Mereka terlihat sangat mesra sekali. Apa kau yakin mereka hanya berteman?]

Salah satu isi pesan dari nomor telepon tak dikenal terus terngiang di benaknya. Kepala Athena semakin lama kian terasa pusing. Air mata yang sedari tadi berusaha ditahannya akhirnya tumpah tak tertahankan juga, hingga kini tubuhnya terisak dengan rasa perih yang amat terasa menusuk di dalam hati.

"Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku, Leon? Aku sangat mencintaimu, tapi kenapa kau mengkhianatiku seperti ini?!"

Perasaan yang amat berkecamuk semakin membuat kepala Athena berdenyut. Pandangannya yang mulai menghitam membuatnya refleks membanting setir ke samping, hingga mobilnya seketika tergelincir dan suara dentuman keras terdengar menggelegar seiring dengan munculnya percikan api.

"Inilah waktu kehancuranmu, Athena!"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Amarta Bleue

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Simfoni Pembalasan
1

Bab 1 Nada Kehancuran

16/08/2025

2

Bab 2 Rantai Tipuan

16/08/2025

3

Bab 3 Ratu yang Cacat

16/08/2025

4

Bab 4 Rencana Balas Dendam

16/08/2025

5

Bab 5 Perlawanan Sunyi

16/08/2025

6

Bab 6 Benar-benar Gila!

16/08/2025

7

Bab 7 Penuh Intrik

17/08/2025

8

Bab 8 Ini Baru Permulaan!

17/08/2025

9

Bab 9 Permainan Topeng

17/08/2025

10

Bab 10 Tabir Rahasia

17/08/2025

11

Bab 11 Drama Penyelamatan

17/08/2025

12

Bab 12 Surat Ejekan

18/08/2025

13

Bab 13 Nada yang Belum Tuntas

18/08/2025

14

Bab 14 Kepercayaan yang Retak

19/08/2025

15

Bab 15 Ciuman di Balik Topeng Emas

19/08/2025

16

Bab 16 Ikatan Takdir

20/08/2025

17

Bab 17 Di Luar Rencana

20/08/2025

18

Bab 18 Berpacu dengan Waktu

20/08/2025

19

Bab 19 Beban Masa Lalu

20/08/2025

20

Bab 20 Pantulan yang Hancur

20/08/2025

21

Bab 21 Bayangan Penyesalan

18/10/2025

22

Bab 22 Antara Cinta dan Dendam

19/10/2025

23

Bab 23 Aku yang Baru!

19/10/2025

24

Bab 24 Ratu yang Bangkit

19/10/2025

25

Bab 25 Teman atau Musuh

19/10/2025

26

Bab 26 Hampir Tertipu

20/10/2025

27

Bab 27 Ikatan Berbahaya

20/10/2025

28

Bab 28 Di Antara Asap dan Bayangan

20/10/2025

29

Bab 29 Kehangatan yang Tak Disangka

20/10/2025

30

Bab 30 Terikat dengan Takdir

20/10/2025

31

Bab 31 Tidak Lagi Diam

21/10/2025

32

Bab 32 Kembali Mengambil Alih

21/10/2025

33

Bab 33 Luka di Balik Kekuatan

21/10/2025

34

Bab 34 Nothing But Desire

21/10/2025

35

Bab 35 Bertolak Belakang

21/10/2025

36

Bab 36 Di Antara Garis Waktu

22/10/2025

37

Bab 37 Lebih Dari Sekedar Kenangan

22/10/2025

38

Bab 38 Karma

22/10/2025

39

Bab 39 Pertemuan Tak Terduga

22/10/2025

40

Bab 40 Identitas Ganda

22/10/2025