icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Crazy Man

My Crazy Man

Nadra Mahya

5.0
Komentar
2.9K
Penayangan
52
Bab

Azura super model ternama, memiliki masa lalu buruk tentang kisah cinta. Lalu dalam sepinya hidup Azura, datanglah Devano Mackzie, CEO muda dengan semua kekonyolan yang ada pada diri pria itu. Devano bukan seorang CEO muda seperti yang ada di dalam buku-buku novel. Devano adalah pria menyebalkan yang tidak bisa membuat hidup Azura tenang. Itu karena dia benar-benar gila dalam mencintai Azura. Lalu apa yang terjadi jika wanita dingin dan acuh bertemu dengan pria yang banyak bicara seperti Devano ? Baca kisah mereka ya...

Bab 1 1 :: Kenali Aku & Malam Petaka ::

Azura bangun di kamar apartementnya di London. Senyumnya terbit saat matanya terbuka menatap London eye yang terlihat dari kaca kamarnya. Perlu diingat kalau Azura selalu suka tidur dengan tidak menutup tirai jendelanya, karena moodnya akan buruk saat tidak langsung melihat pemandangan indah dipagi hari. Apartement mahal miliknya ini dibeli dengan uang pribadi hasil kerja dirinya sebagai artis dan juga model. Meski uang saku dari kedua orang tuanya mampu membuatnya membeli apartement ini, tapi Azura adalah wanita mandiri.

Pintu kamarnya terbuka dan muncul lah wajah asisten pribadinya, seorang pria yang lemah gemulai mengalahi dirinya. Boby_asisten cantiknya itu memperlihatkan baju yang akan dia pakai hari ini.

"Yourhignes ini baju anda sudah hamba siapkan. Jadwal anda hari ini adalah menandatangani kontrak iklan dan juga menghadiri acara award yang diadakan di hotel keluarga anda Yohanest ". Azura hanya diam mencerna lalu minum air putih yang tersedia didekatnya.

"Yourhignes ada lagi yang anda butuhkan ?"

"Tutup mulutmu Bob, atau gajimu ku potong." Azura melangkah menuju kamar mandi, bagai Ratu yang memancarkan aura dingin nan menusuk. Boby menghela nafas, " jangan dingin banget jadi cewek, jadi perawan tua loh ". Dan sedetik kemudian Azura melemparkan sendal tidurnya kepada Bobby.

"Aw.....lempar berondong yang aduhai dong ah". Katanya membuat Azura tertawa dalam diamnya.

****

Denting pena dengan gelas membuat sekertaris cantik diruangan bosnya itu begitu takut, gadis seksi itu melihat bosnya ragu saat hentakan map dilakukan bos nya.

"Idiot, kamu bisa kerja gak sih ?" Laura hanya diam, tak berani menjawab.

"Hei Laura, saya tanya kamu bisa kerja gak ? Saya suruh kamu siapin ini dari bulan semalam, kenapa sampai sekarang masih aja salah. Kalau semua pekerjaan kamu harus saya benarkan lagi buat apa kamu saya pekerjakan !!"

Laura memilin jarinya gelisah, dia memang salah, tapi bos nya ini juga salah.

"Itu pak, anu. Sa_ya sudah tanya bapak. Waktu, ehm..."

Brakkk...

"Kalau mau bicara yang jelas."

"Aduh pak saya sudah tanya bapak waktu itu. Tapi bapak bilang sudah benar semua ini,"

"Astaga Laura, kapan kamu tanya saya ?" Pria bermata coklat itu sangat kesal sekarang.

"Saat bapak sedang bercumbu dengan wanita rambut pirang yang memakai baju merah dua minggu lalu pak."

Ya, bos nya ini memang terkenal play boy brengsek. Tapi untungnya Devano tidak sembarang pilih wanita.

"Kamu mengintip saya ?" Tanya Devano tak percaya kegiatannya diketahui sekertarisnya ini.

"Aduh..bukan itu pak, pintunya tidak bapak kunci jadi saat saya masuk ya saya lihat. Bapak juga tau saat itu, tapi bapak tidak masalah."

Devano mengurut pelipisnya, ya dia ingat kejadian itu. Benar-benar memalukan, tapi karena tanggung jadi dia biarkan saja.

"Sudah keluar dari ruangan saya, kamu kerjakan ini baik-baik. Awas jika masih salah, saya pecat kamu."

Laura mengangguk dan langsung pergi.

Devano duduk di kursi kerjanya, memejamkan mata karena pekerjaan hari ini begitu membuatnya pusing.

Dia perlu merileks kan pikirannya, diraihnya jas nya dan ponsel.

"Loe di club ?" Tanya Devan kepada sahabatnya.

"Iya, loe lagi di Indonesia Dev ?"

"Yups, gue ke tempat loe sekarang ya."

"Oke bro."

****

Devano menikmati minuman sendiri di meja bar itu, setelah tadi dia berbicara dengan Alan sahabatnya.

Pandangannya jatuh pada wanita cantik dan seksi dilantai dansa, wanita itu begitu menggoda. Dan rasanya dia pernah melihat wanita itu, wajahnya begitu tak asing. Tapi siapa ?

Devano tiba-tiba bergairah hanya melihat senyum wanita itu. Tuhan lekuk tubuh wanita itu begitu sempurna, mata, bibir, hidung, dagu, semua sesuai keinginan Devano.

Devano yang tak sabar ingin mencoba peruntungannya akhirnya berjalan mendekat , niat ingin berkenalan tapi ternyata wanita itu tersenyum menggodanya dan mencium bibirnya.

Oh, dia benar-benar gila karena hal.mengejutkan ini.

###

Malam itu, Azura dan tim nya bepesta di suatu club malam di Jakarta. Setelah kontrak Azura dengan designer terkenal dunia selesai, Azura dan tim nya merayakannya di club.

Tapi malam ini Azura begitu berbeda, sakit dihatinya ingin ia keluarkan. Senyum Banu membayangi nya, sudah entah berapa kali dia minum hingga dia mulai pusing sekarang. Azura menari di lantai dansa bersama salah satu teman wanitanya, seorang pria yang melihat Azura tersenyum saat melihat tingkah dan gaya Azura menari di lantai dansa itu. Sambil menenggak gelas ke lima nya pria itu berjalan mendekati Azura, menarik pinggang Azura hingga tubuh mereka bersentuhan . Azura menatapnya dingin lalu sebuah senyuman menggoda terukir diwajah Azura.

"Baru menyadari kecantikanku hem ?" Azura yang sedang mabuk tidak perduli dengan siapa dia sekarang menempel, dia melihat pria itu menatapnya penuh hasrat dan Azura memulai mencium pria itu.

Bibir Azura bagai magnet bagi Devano, tangan Devano menelusuri lekuk indah tubuh wanita yang juga sedang menikmati kegiatan mereka di lantai dansa ini. Karena gerah, Devano akhirnya menggendong Azura, dia menggendong Azura ke mobilnya. Baru saja Devano duduk dikursi pengemudi dia sudah terkejut karena Azura langsung duduk dipangkuannya, Azura mengunci tatapan matanya dan Devano.

Wanita ini benar-benar membuat Devano tak habis pikir. Devano menjalankan mobilnya dengan Azura yang masih duduk dipangkuannya,

"Ah.....," desahan Devano keluar saat Azura menghisap lehernya.

"Sabar sayang, sebentar lagi kita akan sampai. Jangan terburu-buru oke."

Untungnya kaca mobil Devano cukup gelap untuk menutupi apa yang dia dan Azura lakukan didalam mobil.

Hanya butuh sepuluh menit akhirnya Devano sampai di hotel tempat dia menginap, dia menggendong lagi Azura untuk sampai ke kamarnya.

Begitu sampai dikamarnya Devano menidurkan Azura dan langsung mencium bibir Azura, menghisap dan menyapu bibir itu. Lalu Azura membalik posisinya menjadi diatas Devano, membuka satu persatu kancing kemeja milik Devano, gerakan Azura membuat Devano benar-benar gila. Sentuhan-sentuhan kecil itu terasa menyengat dirinya.

Azura berdiri disaat semua pakaian Devano sudah dia buka tanpa sisa. Gantian dirinya yang membuka perlahan dress yang dia gunakan, mata Devano tak berkedip sedikit pun, dan saat itulah dia sadar kalau wanita yang bersamanya ini adalah 'Azura' salah satu model terkenal dan aktris dengan bayaran fantastis beberapa tahun ini.

Tuhan, wanita ini benar-benar cantik seperti yang selama ini terlihat. Bahkan Azura lebih cantik dilihat secara langsung seperti ini. Devano bangkit karena tidak tahan menahan godaan yang disajikan Azura, ciuman dibibir Azura beralih keleher dan bagian lainnya.

Lama saling mencumbu Devano dan Azura akhirnya sampai pada titik yang mengejutkan Devano, saat dia mencoba masuk kedalam pusat kenikmatan Azura ada sesuatu yang menghalanginya.

"Ah...., jangan hentikan please..." ucap Azura. Untuk pertama kalinya Devano mendengar Azura berbicara panjang dengannya. Dan suara ini akan Devano ingat terus seumur hidupnya.

Azura mengalungkan tangannya dileher Devano saat pria itu masih ragu. Ragu karena dia akan menjadi pria brengsek malam ini, selama dia berhubungan dengan wanita-wanita lain Devano tidak pernah merenggut keperawanan seseorang, ditambah Azura sedikit mabuk. Tapi untuk dihentikan rasanya sangat sulit apalagi Azura terus menggodanya seperti ini.

"Please...," kata Azura lagi menatap mata Devano dan Devano tersenyum padanya. Devano jatuh cinta pada malam pertama dirinya dan Azura, jatuh cinta pada tatapan mata tajam milik sang super model itu.

Perlahan Devano menghentak masuk kedalam Azura, lalu dia mencium Azura agar rasa sakit itu tergantikan dengan panasnya ciuman mereka.

Maafkan Devano karena dia berdoa agar Azura langsung hamil benihnya, maafkan dia karena setelah ini dia akan mengklaim Azura adalah miliknya meski wanita itu tak sudi.

***

Azura mengerjapkan matanya dia bangun dengan kepala yang pusing, segelas susu sudah ada didepannya saat dia mencoba membuka mata lebar.

Wajah pria hanya menggunakan boxer lah yang dia lihat. Jantung Azura berdetak cepat, jangan bilang dia semalam ?

Shit, umpat Azura karena dia sudah melepaskan mahkotanya dengan cara terkutuk ini.

Azura mencoba bangkit dan meraih helaian baju juga pakaian dalamnya.

"Minumlah, kita akan bicarakan ini. "

Setelah selesai memakai pakaiannya Azura langsung menenggak habis susu hangat dari pria asing yang sudah mengambil kehormatannya ini.

Azura lalu mencari dimana tas nya.

"Ini tas mu jika kau mencarinya." Azura mengambil tas itu dengan wajah dinginnya.

" Azura right ?" Tanya Pria itu tapi Azura hanya diam, dia melakukan kegiatannya mencari ponsel didalam tasnya.

"Aku akan menikahimu, jadi kamu tenang saja."

"Stop dan lupakan malam ini oke. Kau tidak perlu bertanggung jawab, aku yang menginginkannya." Azura langsung keluar dari kamar meninggalkan pria yang sudah menghabiskan malam bersamanya.

"Aku tidak mungkin bisa melupakan malam ini my Zura..." Devano mencium foto Azura yang dia abadikan di ponselnya. Azura begitu seksi disana, dan itu akan menjadi obat Devano sebelum Azura menerimanya.

Bersambung....

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Nadra Mahya

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku