/0/23436/coverbig.jpg?v=b723428a1bebc6cb3eca10ab03961b15&imageMogr2/format/webp)
Ketika datang sebagai tamu, Adeline Vyantara tidak pernah membayangkan bahwa dia akan pulang sebagai pengantin. Di tengah pesta mewah penuh intrik keluarga, dia menjadi korban terakhir dari sebuah permainan kekuasaan yang melibatkan seorang pria yang bahkan tidak menginginkannya. Sebagai pewaris muda yang sedang naik daun, Alaric Mahendra merasa dijebak oleh keluarganya. Pernikahan ini bukan bagian dari rencananya-terlebih lagi, pengantin wanita yang berdiri di hadapannya hanyalah pengganti dari seseorang yang seharusnya berdiri di sana. Dengan amarah yang membara, dia berniat membatalkan segalanya-sampai Adeline melangkah maju, mengambil tempatnya di pelaminan, menyelamatkan harga diri keluarga Alaric, meski dengan hati yang hancur. Terperangkap dalam ikatan yang tidak mereka inginkan, Adeline menolak menjadi istri seutuhnya. Hidup di bawah satu atap dengan aturan ketat yang mereka ciptakan sendiri, keduanya saling menantang, saling menyakiti, dan semakin terjebak dalam badai emosi yang mereka ciptakan sendiri. Namun, semakin mereka menolak, semakin batas kebencian dan ketertarikan menjadi kabur. Ketika rahasia masa lalu mulai terkuak, dan perasaan yang tidak diundang mulai tumbuh, mereka dihadapkan pada pilihan-bertahan dalam kebencian atau menyerah pada sesuatu yang jauh lebih berbahaya: cinta yang tidak pernah mereka rencanakan.
Langit malam Jakarta tampak gemerlap, dipenuhi cahaya dari gedung-gedung pencakar langit dan lampu pesta yang menerangi sebuah ballroom mewah. Para tamu dalam balutan gaun mahal dan jas berkelas mengangkat gelas sampanye mereka, menikmati alunan musik klasik yang mengalir lembut di udara. Malam itu seharusnya menjadi malam bahagia bagi dua keluarga berpengaruh-tetapi bagi Adeline Vyantara, itu adalah awal dari kehancurannya.
Adeline berdiri di sudut ruangan, jemarinya meremas erat gelas kosong yang sejak tadi tak tersentuh. Dia tak pernah membayangkan dirinya berada di pesta ini, terlebih sebagai bagian dari rencana yang tak pernah dia setujui. Dia datang hanya sebagai tamu, sebagai undangan biasa. Namun, detik berikutnya, dia telah menjadi pusat perhatian.
Sebuah bisikan tajam menusuk telinganya.
"Pernikahannya batal."
Adeline menoleh, matanya bertemu dengan seorang wanita paruh baya dengan ekspresi panik. Sang pengantin wanita-saudara sepupunya, Celestine-telah melarikan diri di menit terakhir, meninggalkan calon pengantin pria dan keluarganya dalam aib yang tak tertahankan. Pernikahan yang seharusnya menjadi simbol kekuatan antara dua keluarga kini berantakan dalam sekejap.
Dan dalam kekacauan itu, hanya ada satu solusi yang tersisa.
"Kamu yang akan menggantikannya," suara dingin dan berkuasa itu datang dari ayahnya, Adriel Vyantara. Tatapan tajam pria itu menusuk langsung ke dalam jiwa Adeline, membuat napasnya tercekat.
"Tidak mungkin," bisiknya, tubuhnya menegang.
"Ini bukan permintaan," balas sang ayah dengan nada mengancam. "Ini perintah."
Adeline merasa tubuhnya membeku. Kepanikan menjalar ke seluruh nadinya. Dia bukan Celestine. Dia bukan yang seharusnya berdiri di altar itu. Namun, di sekelilingnya, tekanan semakin kuat. Pihak keluarga Mahendra menuntut jawaban. Mereka tak bisa membiarkan pewaris mereka dipermalukan.
Dan di tengah keributan itu, mata Adeline bertemu dengan sosok pria yang selama ini hanya dia kenal dari berita bisnis-Alaric Mahendra.
Tatapan pria itu gelap, penuh kemarahan. Rahangnya mengeras saat dia menatap Adeline seolah dia adalah duri yang menusuk harga dirinya.
"Kau pasti bercanda," suaranya rendah namun mengandung ancaman.
"Aku juga tidak ingin ini terjadi," Adeline membalas dengan suara bergetar, jantungnya berdetak tak beraturan.
Alaric melangkah mendekat, berdiri hanya beberapa inci darinya. Mata tajamnya menelanjangi Adeline, seolah menimbang apakah dia layak untuk menggantikan Celestine.
"Lalu kenapa kau masih berdiri di sini?" desisnya.
Adeline menggigit bibir bawahnya, menahan guncangan emosinya. "Karena aku tidak punya pilihan."
Beberapa jam kemudian, di ruangan pernikahan yang telah dihiasi dengan mawar putih, Adeline berdiri di pelaminan dengan gaun pengantin yang bukan miliknya. Cincin di jari manisnya terasa lebih berat dari yang seharusnya, seakan melambangkan beban takdir yang kini menghimpitnya.
Di sisinya, Alaric berdiri kaku, wajahnya tanpa ekspresi, tetapi sorot matanya penuh kemarahan yang tak terselubung. Pernikahan mereka telah resmi. Namun, tak ada senyum bahagia, tak ada ucapan selamat yang sungguh-sungguh.
Dan saat para tamu bertepuk tangan, hanya satu hal yang memenuhi benak Adeline-dia telah terjebak dalam pernikahan yang seharusnya tidak pernah terjadi.
Bab 1 Pernikahan yang Tidak Direncanakan
19/03/2025
Bab 2 Adeline tak tahu bagaimana dia bisa berdiri di sini
19/03/2025
Bab 3 Gaun pengantin yang masih melekat di tubuhnya
19/03/2025
Bab 4 Adeline tahu dia harus beradaptasi
19/03/2025
Bab 5 Minggu pertama dalam pernikahan
19/03/2025
Bab 6 Beberapa burung terbang rendah
19/03/2025
Bab 7 Pernikahan yang bukanlah pilihan mereka
19/03/2025
Bab 8 merasakan ada sesuatu
19/03/2025
Bab 9 berkompromi dengan harga dirinya
19/03/2025
Bab 10 Hari berlalu dengan lambat
19/03/2025
Bab 11 Apa yang dimulai sebagai pernikahan yang terpaksa
19/03/2025
Bab 12 Tidak hanya dirinya yang berubah
19/03/2025
Bab 13 rahasia dan kebohongan
19/03/2025
Bab 14 Malam itu terasa berbeda
19/03/2025
Bab 15 segala sesuatu terasa dingin dan sunyi
19/03/2025
Bab 16 Siapa dia
19/03/2025
Bab 17 Bagaimana ia bisa begitu bodoh
19/03/2025
Bab 18 Rumah besar yang selama ini menjadi tempat penampungan
19/03/2025
Bab 19 menyiapkan dirinya untuk apa yang akan datang
19/03/2025
Bab 20 Keesokan harinya
19/03/2025
Bab 21 Adeline menggenggam dokumen itu lebih erat
19/03/2025
Bab 22 Setiap detik terasa berat
19/03/2025
Bab 23 Bangunan itu tampak sepi
19/03/2025
Bab 24 Ledakan yang mengguncang ruang bawah
19/03/2025
Bab 25 menghentikan Marcel
19/03/2025
Bab 26 Pemandangan kota yang sibuk
19/03/2025
Bab 27 kedamaian yang mereka harapkan
19/03/2025
Bab 28 Adeline tidak bisa lagi menutup mata dari kenyataan.
19/03/2025
Bab 29 Surat yang mereka terima semalam
19/03/2025
Bab 30 Langkah Markos yang menghilang
19/03/2025
Buku lain oleh Fahrul Fahreji
Selebihnya