ILHAM 35 TAHUN SEORANG PEKERJA KERAS,MEMILIKI PARAS MUKA YANG SUPER GANTENG,MEMBUAT SEMUA ORANG TERPIKAT KEPADANYA. DAN SAAT INI PEKERJAAN INILAH YANG MENGHARUSKAN ILHAM TINGGAL DAN BERPINDAH KE KOTA LAIN. NAMUN SIAPA SANGKA, PADA AKHIRNYA ILHAM MENEMUKAN SEORANG TETANGGA APARTEMEN YANG MEMBUATNYA JATUH CINTA.
Aku, Ilham, 35 tahun, dengan wajah yang konon katanya tampan, selalu menjadi pusat perhatian wanita. Sejak kecil, kecerdasan dan semangat kerjaku membawaku pada karir yang cemerlang. Namun, kesuksesan itu juga menuntut pengorbanan.
Suatu hari, atasanku memindahkanku ke cabang kantor di luar kota. Keputusan ini berat, mengingat aku memiliki istri, Rina, dengan tubuh sintal dan dada yang mungil, serta seorang anak laki-laki, Bima, yang masih duduk di kelas 3 SD. Namun, tuntutan pekerjaan tidak memungkinkan mereka ikut bersamaku.
Dengan berat hati, aku berpamitan pada istri dan anakku. Aku tidak tahu berapa lama aku akan tinggal di kota itu. Setelah ciuman perpisahan dan lambaian tangan terakhir, aku naik pesawat menuju kota tempat kantor cabang berada.
Sesampainya di sana, aku ditempatkan di sebuah apartemen. Setelah membereskan barang-barang, aku merebahkan diri di tempat tidur, mencoba menghilangkan rasa lelah dan rindu. Malam harinya, bel pintu berbunyi, membuyarkan lamunanku.
Di depan pintu berdiri seorang wanita dengan gaun putih ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang menggoda. Dadanya yang besar tampak menantang. Aku tertegun, tidak mengenal wanita ini.
"Maaf, Anda siapa?" tanyaku bingung.
Wanita itu tersenyum dan mengulurkan tangan. "Saya Intan, tetangga sebelah. Kamar saya persis di sebelah kamar Anda."
Jantungku berdegup kencang. "Oh, saya Ilham," jawabku sambil menjabat tangannya. Sentuhan tangannya membuatku merasa aneh, seperti ada aliran listrik yang menjalar di tubuhku.
Kami pun berkenalan. Intan bercerita tentang pekerjaannya sebagai model freelance dan alasannya memilih tinggal di apartemen ini. Dia memiliki aura percaya diri yang kuat, namun tetap ramah dan menyenangkan. Aku merasa nyaman berbicara dengannya.
Malam itu, kami menghabiskan waktu berjam-jam, saling bertukar cerita dan tawa. Intan memiliki selera humor yang bagus, dan aku merasa seolah-olah sudah mengenalnya sejak lama. Sebelum berpisah, dia mengundangku untuk makan malam di apartemennya besok malam.
Aku kembali ke kamar dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, aku merasa senang bertemu dengan tetangga yang ramah dan menarik. Namun, di sisi lain, aku merasa bersalah karena merasa tertarik pada wanita lain, padahal aku sudah memiliki istri dan anak.
Malam itu, aku sulit tidur. Bayangan Intan terus berputar di benakku. Aku mencoba meyakinkan diri bahwa aku hanya bersikap ramah sebagai tetangga, tetapi hatiku tidak bisa berbohong. Ada sesuatu dalam diri Intan yang membuatku tertarik.
Keesokan harinya, aku bekerja dengan pikiran yang kacau. Aku tidak bisa fokus pada pekerjaan. Bayangan Intan dan Rina terus bersaing di benakku. Aku merasa seperti berada di persimpangan jalan, tidak tahu arah mana yang harus aku tuju.
Malam harinya, aku pergi ke apartemen Intan. Dia menyambutku dengan senyum hangat dan aroma masakan yang menggugah selera. Apartemennya kecil namun nyaman, dengan dekorasi yang modern dan artistik baju berwarna merah sexy yang menampilkan lekuk tubuh indah intan dan payudara besar terlihat indah di baju merah intan tanpa menggunakan bh.
Kami makan malam bersama, ditemani musik romantis. Intan memasak makanan yang lezat. Kami berbicara tentang banyak hal, dari pekerjaan hingga hobi, dari impian hingga ketakutan. Aku merasa semakin dekat dengannya.
Setelah makan malam, kami duduk di sofa, menikmati segelas anggur. Intan bercerita tentang masa lalunya, tentang impiannya untuk menjadi model terkenal, tentang kesepian yang kadang-kadang menghantuinya.
Aku mendengarkan dengan penuh perhatian, merasa simpati pada perjuangannya.
Tiba-tiba, Intan menatapku dengan mata yang berbinar. "Ilham, malam ini sungguh indah" katanya lembut.
Aku terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Aku merasa jantungku berdegup kencang. Aku tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi aku tidak tahu apakah aku siap menghadapinya.
Malam semakin larut, kami pun saling bertukar cerita. Tanpa sadar, Intan tertidur di pahaku. Aku yang melihat Intan seketika tak kuasa dan ingin menikmati Intan, tapi aku sadar yang kulakukan ini salah. Aku terdiam hingga pagi hari, masih tertidur di sofa.
Aku segera dibangunkan oleh Intan dan aku terkejut melihat kecantikan Intan dengan balutan baju ketat cream, membuatku semakin tak tahan lagi. Lalu Intan berkata kepadaku dengan lembut, "Mas, apakah kamu tidak bekerja hari ini?" Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Aku segera berpamitan dan menuju kamarku bersiap untuk bekerja hari itu.
Aku yang masih mengantuk dengan berat hati harus bekerja demi keluarga. Seketika aku terkejut mendengar kabar bahwa model yang akan aku foto untuk urusan kantor kami adalah Intan. Intan adalah model seksi majalah dewasa populer yang sedang naik daun. Aku merasa bahagia dalam hati dan segera bersiap-siap.
Sesampainya Intan di kantor, dia terkejut bahwa aku yang akan memfoto dia saat ini. Foto intim kali ini berada di sebuah kamar tanpa seorang pun tahu, hanya aku dan Intan yang melakukannya. Aku merasa bahagia, foto demi foto hot kami lakukan. Intan yang profesional terus beradegan hot hingga akhirnya kami saling berciuman mesra. Intan menikmatinya hingga payudara besar Intan ku mainkan.
Setelah itu, kami keluar dan sesi foto telah berakhir. Aku yang memiliki foto hot Intan di HP terus terbayang Intan. Sesampainya di apartemen, aku tak kuasa terus memandang foto Intan dari HP yang membuatku nyaman dan tenang.
Namun, kebahagiaan itu bercampur dengan rasa bersalah. Aku tahu, apa yang kulakukan tidak benar. Aku memiliki istri dan anak yang sangat kucintai. Aku tidak ingin menghancurkan keluarga kecilku hanya karena nafsu sesaat.
Aku mencoba untuk menghapus foto-foto Intan dari HP-ku, tapi aku tidak bisa. Setiap kali aku melihat wajah Intan, hatiku berdebar kencang. Aku merasa seperti pecandu yang tidak bisa lepas dari obatnya.
Aku tahu, aku harus segera mengakhiri hubungan ini. Aku tidak ingin menyakiti siapa pun, terutama istri dan anakku. Aku memutuskan untuk menemui Intan dan berbicara dari hati ke hati.
"Intan, aku minta maaf," kataku dengan suara bergetar. "Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Aku sudah memiliki keluarga yang sangat kucintai. Aku tidak ingin menghancurkan mereka."
Intan menatapku dengan mata berkaca-kaca. "Aku mengerti," katanya. "Aku juga tidak ingin menjadi perusak hubungan orang lain. Aku hanya ingin bahagia."
Kami berdua terdiam sejenak. Aku merasa lega telah mengungkapkan perasaanku. Aku tahu, ini adalah keputusan yang tepat.
"Aku akan selalu mengingatmu, Intan," kataku. "Kamu adalah wanita yang sangat cantik dan baik hati. Aku harap kamu bisa menemukan kebahagiaanmu sendiri."
Intan tersenyum tipis. "Terima kasih," katanya. "Aku juga akan selalu mengingatmu. Kamu adalah pria yang baik dan bertanggung jawab."
Kami berdua berpelukan untuk terakhir kalinya. Aku merasakan kehangatan tubuh Intan, tapi aku tahu, ini adalah akhir dari segalanya.
Aku meninggalkan apartemen Intan dengan perasaan campur aduk. Aku merasa lega telah mengakhiri hubungan ini, tapi aku juga merasa sedih karena telah kehilangan seorang teman.
Aku tahu, aku harus fokus pada keluargaku sekarang. Aku ingin menjadi suami dan ayah yang baik bagi mereka. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama lagi.
Aku pulang ke rumah dan memeluk istri dan anakku erat-erat. Aku berjanji pada diri sendiri untuk selalu menjaga mereka dan mencintai mereka sepenuh hati.
Bab 1 PEKERJAAN DAN IMPIAN
Hari ini15:49
Buku lain oleh Sisca Yofie
Selebihnya