Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Merengkuh Cinta Ilahi

Merengkuh Cinta Ilahi

wiwin sumi

5.0
Komentar
1.6K
Penayangan
32
Bab

Siti Halimah seorang pemulung yang menikah dengan Prajana Hadi Kusuma dan mempunyai 2 orang anak. karena beda kasta keluarga Kusuma tak merestui hingga maut memisahkan meraka. takdir berkata lain, Lukman sang penabrak menikahi Siti sebagai tanggungjawab nya. Pernikahan tanpa cinta. inilah kisah para wanita tanpa rahim, ya Laura mantan kakak ipar siti dan ternyata adalah istri pertama Lukman yang sangat mencintainya ternyata diangkat rahimnya sebelum menikah. Juga tabir misteri ibu tiri Lukman yang juga tak akan bisa mengandung.. seperti apakah kisah Lukman memalingkan Hati Siti dari Praja??? bagaimana kah perjuangan Laura mendapatkan hati Lukman.. apakah para wanita tanpa rahim ini bisa mendapatkan cinta??

Bab 1 Prolog

Aku hanyalah seorang wanita yang pengepul barang yang sudah tidak di pakai atau rongsok, Siti Hamilah namaku. Dua anak balita ku akan menyertaiku sepanjang perjalanan, Faiz Fadillah 4 tahun dan Kayla Nisa 18 bulan. Di kota Jakarta yang penuh dengan hiruk pikuknya menandakan perjuangan hidup di dunia bak penjara sedangkan lapangnya adalah di akhirat, dunia adalah penjara bagi orang mukmin begitulah almarhum ayah selalu memberi semangat.

Suamiku Prajana Hadi kusuma ia adalah seorang tukang ojek, sudah sering Mas Praja menyuruhku berhenti memulung katanya kasihan anak-anak tapi ini perkerjaan ku selain mengajar TPA di Cempaka Putih yang menghantarkan jodohku walaupun jarak yang ku tempuh tak sejauh dulu. Tak seperti pemulung yang lainnya, aku tetap menjaga aurat ku. Aku berjilbab dan berkaos kaki. Hidup kami memang cukup dengan rumah peninggalan ayah dan ibu ku di Cempaka Putih. Mas Praja sendiri membeli motor bekas untuk menjemput rejeki Allah, pernikahan yang tak pernah di restui keluarga mas Praja yang berada. Aku anak yatim piatu tak berpunya. Kenekatan mas Praja tak akan di anggap anak ayah ibunya tak menyurutkan niatnya menikahiku yang berkulit hitam terkena teriknya matahari. Entah apa yang membuatnya mencintaiku, aku pun mencintai nya karena Allah. Dan inilah kisah hidupku.

HP ku berbunyi, "assalamu'alaikum abi"

"Waalaikumsalam, kamu di mana biar ku hantar makanan"

"Tadi abi nurunin di Cempaka Merah kan?? "

"Oke aku ke sana ummiku sayang..."

Tak beberapa lamapun motor butut abi di menepi tepat di hadapan ku saat ini. Di pos ronda warga, Warga sekitar sudah hafal betul kebiasaan ku sebelum menikah.

"Abi.. Aku lapal, pulang yuk.. "Sapa Faiz sambil menyalami bapaknya.

"Kayla bobok bi, pulang saja sebentar lagi juga mau sholat dhuhur." Kataku

"Alhamdulillah dapat banyak mi, biar ini di depan ya. " Kata abi sambil membenarkan barang rosok. Faiz dan Kayla digendonganku membonceng di belakang.

"Alhamdulillah bisa, beberapa warga Cempaka Merah sengaja menungguku mengambil barang bekasnya, ini saja baru sebagian yang terbawa. InsyaAllah besok turunin ummi di sini lagi ya bi. " Pinta ku

"Siap ummi.. Abi sayang ummi.. Kita pulan yuk....Baca doanya dong Faiz yang kenceng.. " Perintah abinya

""Subhaanalladzi sakhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqrinin, wa innaa ilaa robbina lamunqolibuun." Lantunku menyertai Faiz.

Sampai di rumah 3*5 meter ini cukup membuat kami nyaman, ku tidurkan Kayla di kasur. Kami makan apa yang di bawa abinya, tadi ada penumpang yang baik memberikan bakso 2 porsi gratis.

"Penumpang nya cewek atau cowok bi kok baik banget?? "

"Cewek mi.. " Sambil makan kuah bakso, sambal dan nasi, sedangkan isinya ku bagi dua untuk Kayla nanti jika bangun.

"Cantik dong.. Apa suka sama abi.??" Tanyaku cemburu, karena memang laki-laki 28 tahun di depanku ganteng meski tubuhnya tak segagah saat pertama bertemu karena sering puasa dan kurang makan.

"Apaan sih mi.. Tetap ummi nomer satu di hati abi.. Yang lain mah numpang bonceng aja.. "

"Ummi gak mau ijo-ijonya"

"Ets Faiz harus makan biar sehat, gak boleh membuang makanan nanti di sayang Allah"

"Lasanya gak enak mi, mau muntah" Celotehnya lagi

"Enak cuma Faiz saja belum terbiasa, coba lihat abi. Ia makan cabe meski pedas apakah abi muntah??" Kataku. Faiz pun menggeleng pelan.

"Lihat abi sampai keringetan makannya, itu khasiat langsung yang abi peroleh dari makan bakso panas dan pedas. Sekarang Faiz makan insyaallah dapat khasiatnya nanti. Tubuh Faiz jadi sehat".

" Faiz coba mi. " Katanya sambil mengunyah makanan di mulutnya. Alhamdulillah berhasil, makanan ludes tak bersisa.

"Wah hebat Faiz habis makannya, ummi nanti makan apa jika dah habis?? " Tanya Abi

"Ummi masih ada tempe goreng tadi pagi. Abi mau berangkat lagi?? "

"Iya mi sekalian sholat dhuhur di masjid, Faiz mau ikut abi ke masjid?? Eh cepet banget boboknya Faiz" Kata abi sambil mencium kening Faiz dan Kayla di tikar berlubang di makan tikus.

"Faiz capek tadi, ia ummi tinggal main di KB Cempaka sama bu Heru. Semoga nanti ada rejeki buat Faiz sekolah ya bi.. "

"Aamiin, ini ada uang 20ribu buat ummi belanja. Abi pergi dulu. " Katanya sambil mencium kening ku lama entah kenapa aku merasa abi tak seperti biasa. Aku mencium tangan abi tapi abi balik mencium tanganku.

"Jaga anak-anak ya mi, abi pergi dulu Terima kasih sudah menerima abi apa adanya. " Kata abi berpamitan

"Abi kenapa seperti mau pergi jauh saja" Gurau ku

Abi pun mengeslah motornya sampai 3 kali namun tak mau hidup juga.Baru yang ke 4 kali abi baru bisa menghilang dari hadapanku.

Selesai sholat dhuhur ku pilah sampah lagi di belakang rumah, setiap hari Ahad akan ada petugas yang mengambil barang bekas ini. Meski sedikit ku sisihkan untuk masjid dan sebagian mampu ku belikan beras. Hasil ojek tak menentu apalagi motor tua abi sering mogok bahkan abi sering menuntun pulang saat larut menjelang. Jadi buruh tukang tak selalu ada, apalagi abi tak punya ijazah karena akses pekerjaan di pantau keluarga kusuma. Mereka benar-benar ingin mas Praja dan aku berpisah. Mas Praja sendiri ku temukan dengan wajah lebam di sekujur tubuhnya. Ku minta bantuan warga di bawa klinik terdekat. Katanya ia mabuk dan kalah judi lalu di hajar karena tak sanggup membayar. Masa sulit taubat mas Praja lalui, aku salut dengan kegigihannya.

****************

Flashback on

Setelah selesai membayar biaya perawatan semalam, ku putuskan untuk berpamitan pulang padanya. Ku temukan ia di tumpukan sampah, ku kira mayat ternyata masih hidup penuh lebam.

"Bantu aku taubat. " Pintanya sambil mengenggam erat lengan tanganku menahan pergi.

"Maaf kita bukan mahram, lepaskan aku. " Kataku, ia pun melepaskan ku

"Apa Tuhan menerima taubat ku meski dosaku banyak, aku tukang mabo dan judi. Apa kau takut denganku?? Tanyanya panjang lebar

" Allah Maha Pengampun asal kau bersungguh-sungguh, dan aku hanya takut pada Allah"

"Benar kah??? Aku Prajana Hadi Kusuma umurku 22 tahun, aku serius ingin bertaubat"

"Panggil saja aku Siti, aku akan hantarkan mas Praja pada pak Sobri ustadz kampung ini. "

"Kenapa bukan kau saja yang mengajariku Siti, aku akan membayar mu dan hutang perawatan kmaren. "

"Tidak usah, aku ikhlas menolongmu dan bertaubat itu gratis hanya perlu niat yang lurus. Aku bukan mahrammu nanti jadi fitnah. Ikut saya jika serius bertaubat. Tapi tolong kita berjalan berjarak. Mundurlah 3 langkah dariku, itu jarak yang harus kau jaga. "

"Apa??? " Tanyanya heran sambil membulatkan matanya penuh heran.

"Ikuti saja jika serius bertaubat"

Ia pun mengikuti berjalan kaki, ku jinjing sekantong barang bekas di punggungku. Hingga 20 menit berjalan ku hentikan langkahku di masjid Ar Rohman Cempaka Putih.

"Pak Sobri assalamualaikum"

"Walaikumsalam Siti tumben sebelum Ashar ke masjid, belum sampai rumah ini?? "

"Ada yang mau ketemu pak Sobri katanya mau taubat, itu orang nya pak"

"Mas Praja ini pak Sobri kepsek SD Cempaka Putih, guru TPA dan guru perjuangan hidupku"

"Jangan berlebih Siti, kaulah inspirasi bapak calon hafidzah"

"Aamiin, saya ijin pulang dulu pak mau bersiap sudah mau ashar. "

Aku berpamitan pulang karena akan membantu pak Sobri mengajar TPA dan tahfidz anak-anak. Semenjak itulah ia juga menjadi marbot masjid di sini, ia juga sangat tekun belajar. Setahun berlalu hingga akhirnya ia melamar ku.

*************************

Selesai maghrib anak-anak TPA sudah selesai, ku gendong Kayla pulang ke rumah namun semenjak itu Kayla terus menangis tak seperti biasanya. Sedangkan kakaknya Faiz terus menanyakan abinya yang tak kunjung pulang.

"Kita baca doa buat abi biar cepet pulang selamat ya, biar dedek juga anteng" Anakku bersama Faiz.

"Hiks.... Hiks... Hiks... Cana... Hiks... Cana.. " Tangis Kayla semakin dalam menunjuk keluar rumah.

"BismillāhirrahmānirrahīmAlhamdu lillāhi rabbil'ālamīnAr rahmānir rahīmMāliki yaumid dīnIyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īnIhdinas-sirātal-mustaqīmSirātallażīna an'amta 'alaihim gairil-magdụbi 'alaihim wa lad dāllīn" Lantunku surat al fatihah.Faiz mengikutiku meski suaranya tak terdengar hanya bibirnya. 30 menit berlalu Kaylapun terlelap tidur karena capek menangis. ku tidurkan Kayla, Faiz meringsek minta di bacakan buku cerita yang baru di temuka terbuang di tumpukan sampah. Cerita tentang Nabi Sulaiman. Tak sampai habis ku baca Faiz sudah menyusul Kayla di peraduan. Hingga pintu ku terkejut ketukan dari luar. Tok.. Tok... Tok...

"Siti... Siti... Kamu yang sabar ya.. " Kata bu Sari sambil memegang tanganku.

"Maksud bu Sari apa ya?? "

"Suamimu Siti.. Anu.. Anu.. " Katanya terengah-engah

"Kenapa Mas Praja bu?? "

"Ke.. Ke.. Kecelakaan.. Ayo kesana Siti.. "

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh wiwin sumi

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku