Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cinta Sepasang Operator Data

Cinta Sepasang Operator Data

Rizal Kelana

5.0
Komentar
1.3K
Penayangan
13
Bab

Rizal seorang duda yang bekerja sebagai operator data disalah satu sekolah swsata. memngimpikan istri yang mau menerima dirinya dengan kedua anak - anaknya. Dia tengah menjaling seorang gadis yang berusia 4 tahun lebih tua darinya. Namun banyak rintangan yang nharus dilaluinya untuk bersama dengan gadis impiannya itu. Mampukah seorang Rizal memperjuangkan cintanya ???

Bab 1 Pertemuan Karena Tugas

" Aku hanya ingin seorang wanita yang mau menerima aku apa adanya !" ucapanku pada Misra yang duduk dihadapanku.

" Aku mengerti dengan keadaanmu, sebagai seorang sahabat juga ingin melihat kamu mendapatkan yang terbaik !" Misra membalas dengan tersenyum.

Kantin Kantor Dinas Pendidikan saat itu masih sepi, saat saya dan Misra menikmati makan siang.

Kami kadang kesini bersama untuk urusan yang sama. Mengenai data sekolah ataupun data siswa.

Saat itu Aku dan Misra sama - sama berprofesi sebagai operator data di sekolah yang berbeda.

Perkenalanku dengan Misra lewat Kepala Sekolahnya tempat dimana dia mengajar.

Karena sebuah laporan yang harus diselesaikan, sehingga Kepala sekolahnya menyarankan agar dia menghubungiku dan belajar padaku.

" Assalamualaikum, Maaf ini dengan Pak Rizal ini ? " suara dari seberang telepon.

" Waalaikumsalam, Iya benar. Ini dengan siapa ya ? balik bertanya pada suara itu.

" Maaf mengganggu Pak, saya Misra Operator SMA Bonerate"

" Ada yang ingin saya tanyakan soal laporan yang diminta oleh dinas provinsi !" lanjutnya.

"Apa bisa kita ketemu biar Pak Rizal menunjukkan cara pengerjaannya !" pinta Misra padaku.

" O iya bisa, bilang saja kapan dan tempatnya dimana !" akupun langsung memenuhi permintaannya.

" Bagaimana kalau di Cafe Indihome yang di jalan Pettarani !" lanjutnya dari seberang telpon

" Boleh, besok jam 2 saja ya !" jawabku singkat.

Jam dinding menunjukkan di angka 13.30 wita, aku pun bergegas menuju Cafe Indihome tempat dimana aku dan Misra akan bertemu untuk membantunya menyelesaikan sebuah laporan.

hanya butuh 15 menit untuk menjangkau tempat tersebut. Sesampainya disana aku pun langsung masuk.

Didalam ternyata Misra sudah.

Dia bersama 3 orang temannya. Dan kebetulan Ibu Zaenab Kepala Sekolahnya bersamanya.

" Duduk Pak Rizal !' Bu Zaenab menyambutku dengan senyum manisnya

Aku mengambil duduk disamping Bu Zaenab.

" Misra, inilah Pak Rizal !" Bu Zaenab memperkenalkanku pada Misra dan kedua gurunya lagi yang bernama Yupi dan Jum.

" Pesan saja dulu minum atau makanan !" Bu Zaenab menyodorkan daftar menu.

" Kalau saya kopi saja, bu !" ucapku pada seorang pelayan cafe.

" Bagaimana laporannya, sudah selesaikah ? " tanyaku pada Bu Zaenab dan Misra yang mengutak - atik laptopnya.

" Nai itu dia Pak, ada yang masih membingungkan buat kami !" Misra membuka suaranya sambil membalikkan laptopnya ke arahku.

" Oh, ini !' kataku begitu melihat laporannya di layar laptop

" Ini sebenarnya mudah, cuma memang awal melihat dan mengerjakannya membingungkan !" sambil mulai memperlihatkan caranya pada Bu Zaenab dan Misra yang serius memperhatikan.

" Bagaimana sudah dimengertikan caranya !" aku bertanya pada keduanya yang tengah asyik memperhatikan.

" Ternyata mudah ya, tapi kemarin kok tidak bisa - bisa !" Misra berkata sambil kembali membalikkan laptopnya

" Alhamdulillah, berarti kami tidak salah orang, pak !" Bu Zaenab berkata sambil meraih sepotong pisang goreng yang tadi sempat di makannya.

" Kita sama - sama belajar, mungkin ibu - ibu ini lebih dulu mengenal dunia data sekolah dari saya !" aku merendah di hadapan mereka.

" Aku belum cukup 4 bulan menjadi operator data di sekolahku !" lanjutku pada Bu Zaenab.

Akhirnya akupun semakin akrab dengan Misra. Dan baru aku tahu kalau dia juga mengajar dan operator di sekolah lain. SMP / SMA Bonerate yang terletak di pemukiman Pecinan sana.

Dan sebentar Misra akan kembali kampung untuk melangsungkan pernikahan.

Jadi selama dia di kampung tugasnya akan dilaksanakan oleh teman satu sekolahnya.

Pertemuan pertama di Cafe Indihome membuat aku dan Misra semakin sering bertemu untuk bersama - sama bekerja membuat laporan.

" Bu Misra, sekolah butuh guru ekonomi !"

" Siapa tau saja ada teman kamu guru ekonomi mau mengambil jam tambahan ?" aku bertanya pada Misra yang duduk di hadapanku.

" Seperti ada, tapi nanti saya tanyakan dulu pada guru itu "

"Siapa tau dia mau !" jawabnya padaku yang tengah meneguk kopi panas.

Pagi yang cerah hari ini, saat telpon selulerku berbunyi. Kulihat nama Misra di layar hpku

" Assalamualaikum, Bu !" mengucapkan salam

" Waalaikumsalam !"

" Pak, guruku bersedia mengajar di sekolahnya Pak Rizal !"

" Namanya Ibu Yuda, orangnya sangat baik dan pengalaman !" lanjut Misra dari seberang telepon.

" Alhamdulillah kalau begitu !" berucap syukur dan sangat berterima kasih pada Misra

" Kirim alamat sekolahnya, pak "

" Biar Bu Yuda langsung kesana !" lanjut Misra sebelum menutup telponnya.

Setelah menerima telpon dari Misra, aku pun langsung menuju ke sekolahan, dan bertemu dengan kepala sekolah untuk melaporkan kalau aku telah mendapat guru ekonomi pengganti Ibu Nuraeni.

" Alhamdulillah kalau sudah ada pengganti Bu Nuraeni, kasian siswa kalau terlalu lama tidak belajar ekonomi !" kata Pak Latif yang merupakan kepala sekolah tempat aku mengajar.

" O iya, Pak Rizal hari ini ada pertemuan Kepala Sekolah di dinas!"

" Bisakan kamu gantikan saya, soalnya hari ini saya lagi kurang enak badan !" Pak Latif mengutusku untuk menggantikan dirinya.

" Bisa pak. Memang pertemuannya jam berapa ?" tanyaku pada Pak Latif

" Sebentar setelah Dhuhur di SMA Negeri 6 !" kata Pak Latif.

Setelah melapor, akupun ke ruanganku untuk memeriksa data - data yang ada di aplikasi data sekolah. Inilah keseharianku. Bekerja sebagai seorang operator data sekolah.

Pekerjaan yang kadang diburu waktu untuk menyelesaikan keakuratan data siswa dan guru - guru.

Belum lagi jika dikejar oleh cut off. Waktu yang ditentukan oleh Kementerian Pendidikan Pusat untuk segera melakukan sinkronisasi. Jika telat maka fatal akibatnya

Saat aku tengah sibuk didepan laptop dengan data - data yang ada di dalam aplikasi data.

Tiba - tiba telepon selulerku berbunyi.

Sebuah nomor telepon tak bernama muncul di layar hpku. Biasanya aku enggan menerima telepon dari orang yang tidak aku kenal. Apalagi aku tengah sibuk bekerja mengelola data siswa yang masih banyak invalid datanya.

Namun aku teringat calon guru ekonomi yang akan mengajar di sekolah kami.

" Assalamualaikum..!" mengucapkan salam

" Waalaikumsalam..!" suara seorang wanita dari seberang sana.

" Ini Pak Rizal, ya ?" tanya wanita itu

" Iya betul, maaf ini dengan siapa ?" berbalik bertanya pada wanita itu.

" Aku, Yuda yang ingin mengajar pelajaran ekonomi di sekolah Pak Rizal !" jawabnya.

" Sekolah bapak dimana nih "

" Aku sekarang ada di alamat yang diberikan oleh Bu Misra !"

" Cuma saya tidak melihat sekolahnya !" lanjutnya.

" O iya, ibu sekarang posisinya dimana ya ?" aku bertanya pada wanita tersebut

" Aku sekarang ada di depan toko Sulawesi Baru, pak !" jawabnya singkat.

" Oke, ibu di sana saja. nanti aku yang keluar jemput ibu !" pintaku pada Bu Yuda

Aku pun bergegas keluar menemui. dari jauh aku melihat seorang wanita tengah berdiri dibawah teriknya matahari.

" Ibu Yuda ?' " tanyaku ketika aku sudah berada di dekatnya

" Iya !" jawabnya singkat

" Mari bu, sekolah kami berada di dalam lorong kecil itu !" sambil menunjuk sebuah gang kecil.

Kami pun berjalan beriringan. Selama berjalan menuju ke sekolah aku selalu melirik Ibu Yuda, tanpa sepengetahuannya.

Entah mengapa berjalan dengan Ibu Yuda ada sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang muncul dalam hatiku.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Rizal Kelana

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.8

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku