Rieta Bonanza, wanita yang berstatus janda mandul ternyata diam-diam menyimpan bakat tersembunyi. Ia ingin membuktikan kepada semua orang yang telah meremahkan dirinya selama ini terutama kepada keluarga mantan suaminya dulu. Hingga akhirnya di tengah dirinya sedang berjuang, ia bertemu dengan sosok lelaki hebat yang mampu membuatnya merasakan jatuh cinta kembali. Apakah kehidupan Rieta akan bahagia dengan statusnya sebagai janda mandul?
"Ahhh."
Desahan panjang terdengar dari sebuah kamar. Bima, lelaki yang akhirnya mendapatkan kepuasan segera meninggalkan sang istri yang tengah menangis sedih.
Pagi ini Bima mengatakan akan menceraikan wanita yang berstatus sebagai istri selama tiga tahun itu yang ternyata mandul dan tidak dapat memberikannya keturunan.
"Percuma saja kamu menangis, Bima tidak akan pernah kembali lagi kepadamu. Perasaan suka dan cintanya terhadapmu sudah hilang karena kamu itu hanyalah wanita mandul yang tidak dapat memberikannya anak."
"Ya, untuk apa Kak Bima tetap mempertahankan pernikahannya dengan wanita mandul sepertimu. Apalagi kamu itu juga tidak cantik, harta saja juga sudah tidak punya. Keputusan kak Bima untuk menceraikanmu memang sudah yang paling tepat."
Saras dan Sarla memang adalah orang-orang yang sejak awal tidak menyetujui pernikahan antara Bima dan Rieta. Itulah sebabnya saat mereka berdua mendengar kabar tentang perceraian Bima dan Rieta, mereka berdua merasa sangat senang dan juga merasa menang. Saras adalah kakak Bima, sedangkan Sarla adalah adik Bima.
"Apakah benar yang dikatakan oleh Kak Saras dan juga Sarla, kalau aku ini sudah tidak berguna lagi sekarang?" batin Rieta bersedih memikirkan nasibnya.
"Heee, untuk apa kamu masih melamun di sini? Sana cepat masuk ke kamar dan bereskan semua barang-barangmu. Karena sebentar lagi aku yakin Kak Bima pasti akan mengusirmu," ucap Sarla menghentakkan kaki.
Mendengar kata-kata Sarla membuat hati Rieta merasa sangat sakit. Ia pun segera berjalan menuju kamar dan mulai memasukkan barang-barangnya ke dalam tas dan juga koper.
Sebenarnya semua barang-barang milik Rieta adalah barang-barang lama. Selama tiga tahun menikah dengan Bima, Rieta sangat jarang berbelanja. Bahkan uang untuk shoping saja Bima tidak pernah memberikan.
Rieta Bonanza, itulah nama istri Bima. Wanita bertubuh gemuk dan juga tidak cantik lagi.
Awal mula pernikahan mereka dulu karena Rieta asal memilih pasangan. Rieta kesal karena setiap hari di serang dengan pertanyaan kapan menikah dengan keluarga besarnya.
Tiga tahun memang bukanlah waktu yang singkat. Rieta bisa bertahan dengan Bima karena awalnya Bima sangat menyukai Rieta. Tetapi lama kelamaan Bima mulai tidak menghiraukan dan juga menjauhi Rieta.
Rieta adalah anak yatim piatu. Meskipun begitu dirinya dulu memiliki beberapa harta warisan. Sayangnya harta warisan tersebut saat ini sudah habis dipakai oleh Bima dengan alasan untuk keperluan modal usaha. Saat ini Rieta sudah tidak memiliki apa-apa lagi, semua harta warisannya sudah habis dan yang tersisa hanyalah pakaian, cincin pernikahan, dan juga gelang masa kecil dari peninggalan sang ibu.
Setelah selesai berkemas, Rieta tinggal menunggu keputusan dari Bima. Apakah ia benar-benar akan diceraikan dan diusir malam ini juga atau Bima masih mau mempertahankan rumah tangganya tersebut.
"Untuk apa kamu masih berada di sini? Belum jelas tadi pagi aku bilang kalau aku akan menceraikanmu Ta," ucap Bima saat membuka pintu kamarnya dan masih melihat sosok Rieta yang tengah melamun.
"Tapi Bim. Apa karena aku mandul lalu kamu tega menceraikanku begitu saja? Padahal sudah tiga tahun kita hidup bersama."
"Hahaha. Selama tiga tahun aku merasa sangat bodoh Ta, karena ternyata kamu sudah membohongiku. Kamu wanita mandul dan hanya mempermainkanku. Padahal aku sangat berharap bisa memiliki keturunan darimu."
"Aku tidak berbohong Bim, aku juga tidak tahu kalau ternyata aku ini mandul," ucap Rieta sambil menangis.
"Malam ini kamu aku ceraikan Rieta, besok aku akan mengurus surat perceraian kita di kantor agama. Kamu hanya tinggal menunggu surat panggilan dan menandatanganinya saja. Dan ini, aku ada sedikit uang untukmu sebagai modal untuk mencari tempat tinggal dan juga biaya hidup selama mungkin satu bulan. Aku lelaki yang bertanggung jawab karena mengusirmu dan menceraikanmu dengan memberikan uang," ucap Bima melempar amplop berwarna cokelat kepada Rieta.
Rieta membuka amplop cokelat yang diberikan oleh Bima, ternyata isinya adalah uang yang berjumlah 5 juta. Hati Rieta begitu sakit karena dirinya hanya dihargai 5 juta oleh Bima.
Saras dan Sarla tersenyum bahagia saat melihat Rieta melangkahkan kakinya keluar dari rumah. Akhirnya pengganggu di rumah mereka pergi untuk selama-lamanya.
"Seharusnya sudah sejak dulu Kakak menceraikan dan mengusir wanita mandul itu. Sudah tidak ada gunanya dia berada di rumah ini. Hartanya kan juga sudah habis. Wajah cantik juga tidak. Jadi apalagi yang bisa dibanggakan dari si Rieta itu?"
"Cukup Sarla, jangan mengungkit lagi masalah harta itu. Aku tidak ingin mendengarnya," ucap Bima menatap tajam sang adik lalu memilih masuk ke dalam kamar.
"Ck, payah sekali Kak Bima ini. Padahal apa yang aku katakan itu benar faktanya," ucap Sarla merasa kesal.
"Sudah La, jangan mengganggu Bima dulu. Bercerai bukanlah hal yang mudah, apalagi dia sudah tiga tahun menikah dan menjalin hubungan dengan wanita mandul itu. Ayo sekarang sebaiknya kamu juga masuk ke dalam kamar dan tidur. Ini sudah malam."
"Baik Kak," ucap Sarla segera masuk kedalam kamar mengikuti perintah sang kakak.
Saras, adalah seorang wanita yang bekerja sebagai apoteker di sebuah rumah sakit kecil di pinggiran kota. Saras, Bima dan Sarla memang tinggal di dalam satu rumah milik peninggalan kedua orang tua mereka.
Saras adalah orang pertama yang mengenalkan Bima kepada Rieta. Saras bisa mengenal Rieta dari temannya yang bekerja di rumah sakit yang kebetulan adalah tetangga Rieta dulu.
Dulunya tubuh Rieta memang ramping dan juga cantik. Namun setelah tiga tahun menikah dengan Bima, entah mengapa tubuhnya lama-kelamaan menjadi mengembang.
Rieta dengan mudahnya dulu langsung menerima lamaran Bima karena akhirnya ada juga seorang lelaki yang mau menikahi dirinya. Perawan tua yang tidak kunjung menikah. Dulu saat menikah, umur Rieta memang sudah menginjak usia 30 tahun. Sedang Bima berusia 31 tahun.
Tujuan Saras dulu mengenalkan Rieta kepada Bima hanya karena Saras mengincar harta warisan milik Rieta saja.
"Maafkan aku Rieta, tapi memang sebaiknya kita sudahi pernikahan ini. Aku tidak mau membuatmu menderita lagi," ucap Bima mengusap kasar wajahnya didalam kamar.
Sejujurnya Bima khawatir dengan kondisi Rieta. Apalagi saat ini waktu juga sudah sangat malam. Ia khawatir jika Rieta belum mendapatkan tempat untuk berteduh malam ini.
Gluduk
Gluduk
Suara guntur sudah mulai terdengar karena memang musim hujan sudah mulai datang.
Rieta masih berjalan menyeret kopernya dengan tatapan kosong. Ia bingung harus pergi kemana saat ini.
"Kamu tega sekali Bim, menceraikan aku disaat seperti ini. Padahal dulu kamu selalu mengatakan hal-hal manis untuk kehidupan masa depan kita. Seharusnya kita bisa mencari jalan keluar dari masalah kita ini secara bersama-sama. Tapi ternyata kamu lebih memilih untuk menceraikanku," batin Rieta meneteskan air mata mengingat kenangan indah dirinya bersama dengan Bima dulu.
"Berhenti."