MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN

MENGHINDARI SUAMI TUKANG KAWIN

Hwali

5.0
Komentar
322
Penayangan
24
Bab

Setelah berusaha bunuh diri beberapa kali dengan cara yang berbeda, saat di kehidupan ketujuh sebelum bunuh diri, Sena mulai menyadari ingatan masa lalunya. Setelah kembali ke kehidupan delapannya, wanita itu ingin mengubah kehidupannya yang selama ini menyedihkan. Berjanji tidak akan mengejar suaminya kembali, hidup dengan baik dan merawat mertuanya dengan baik. Sena juga berusaha mencari uang untuk mempersiapkan perceraian, karena sudah memahami watak suaminya yang tidak mau membagi warisan keluarga sepeser pun. Tanpa disadari, Sena malah terjebak rayuan sekretaris ayah mertuanya, yang menginginkan tubuh dan jiwanya. Padahal di masa lalu pria itu selalu menghindar dan menatap jijik dirinya, bahkan pria itu menawarkan untuk membalas semua perbuatan suami Sena.

Bab 1 SIHIR UNTUK SENA

Di kehidupan pertama aku meninggal dengan cara gantung diri karena tidak kuat melihat suami selingkuh.

Di kehidupan kedua aku meninggal karena tidak kuat dikatakan janda yang tidak bisa menjaga suami lalu menabrakkan mobilku ke lawan arah.

Di kehidupan ketiga, aku berhasil memiliki anak tapi banyak orang mencercaku karena tidak bisa merawat anak lalu bunuh diri bersama bayiku di lantai atas rumah sakit.

Di kehidupan keempat, aku dicemooh rekan kerja dan dikatakan baper karena tidak terima dengan cemoohan mereka, sementara suami menganggap enteng masalah aku dan dia ketahuan berselingkuh dengan sepupuku. Aku bunuh diri dengan minum racun.

Di kehidupan kelima, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri- suamiku selingkuh lalu menembak kepala.

Di kehidupan keenam yang sekarang, aku berdiri di depan suami dan tertawa bahagia sambil menangis sementara suamiku menatap horor.

Sambil menangis, aku mengambil pistol ilegal miliknya. "Beritahu aku, apakah selama ini kamu mencintaiku?"

"Aku- aku-"

"Kamu tidak pernah mencintaiku, kan? Kamu lebih memilih menghancurkan aku. Selamat, aku akan menurut- sebagai istri yang baik dan penurut."

Selingkuhan suamiku duduk di tempat tidur dengan wajah ketakutan, mereka berdua berpelukan di atas tempat tidur sementara keluarga suami sudah berdatangan.

Aku tertawa dan segera menarik pelatuk.

Aku sudah bosan dengan dunia ini, aku tidak mau kembali!

-----------

Aku melihat cermin dan menatap wajah pucat seperti tidak ada harapan untuk hidup, darimana awal mula masalah ini terjadi?

"Seharusnya aku sudah mati, tapi kenapa aku mengulang kehidupan lagi?"

Aku mulai berpikir keras lalu teringat dengan kalimat seseorang yang ditolongnya beberapa hari lalu sebelum mengulang waktu setelah kematian berkali-kali.

Beberapa hari lalu.

"Hallo, bisakah saya meminta air minum di tangan anda?"

Aku yang sedang sedih, menata hari karena kelakuan suami tukang selingkuh, melihat seorang wanita tua memakai baju adat khas Bali, sedang menunjuk botol alkohol yang aku pegang.

Matahari sedang bersinar terik, pasti para turis memegang minuman dingin untuk menyegarkan dahaga.

"Ini alkohol, anda tidak bisa minum ini." Aku mengangkat botol alkohol di tangan.

"Kenapa saya tidak bisa meminumnya?"

Mungkin karena terlalu mabuk, otakku jadi susah mencerna dan menjawab pertanyaan wanita tua asing itu.

"Anda orang Indonesia, minum alkohol di siang hari. Apakah anda mendapatkan masalah?"

Aku mulai berpikir, selama di Bali hanya diam menatap pemandangan pantai di pasir sambil meminum alkohol. Tidak ada teman curhat ataupun orang lain yang bisa dijadikan keluh kesah.

Tidak etis membahas masalah rumah tangga ke orang lain, tapi masalahnya siapa yang tahan melihat dan mendengar kisah petualangan suaminya tentang wanita?

Aku memutuskan memanggil penjual minuman dingin dan membelikan wanita tua itu air kelapa yang dingin.

Wanita tua itu menolak keras. "Saya hanya ingin air putih."

"Air kelapa bisa menghilangkan dahaga, diminum saja."

"Tapi-"

Penjual minum yang kebingungan setelah membuka kelapa, melirikku.

Aku memberikan penjual itu uang satu lembar lima puluh ribu dan berceloteh ke wanita tua itu. "Minuman itu tidak gratis, anda harus siap membayarnya."

Wanita tua itu tertawa kagum. "Jarang ada orang muda menghormati yang lebih tua, terima kasih. Saya akan mendengar keluh kesah si jegeg."

"Jelek?"

"Jegeg, artinya cantik. Itu bahasa Bali."

Aku mengangguk mengerti. "Ah."

Aku mulai cerita banyak hal, dari awal pernikahan sampai akhir. Melupakan botol alkohol di tangan dan menangis sesenggukan, tidak peduli tatapan penasaran para turis yang lewat.

Setelah selesai cerita, aku mengucapkan terima kasih dengan malu.

"Geg, sayang sama suaminya?"

Aku meneliti kembali perasaanku lalu menggeleng sedih. "Tidak tahu."

"Geg, tidak ingin cerai?"

"Menjadi janda sangat memalukan di keluargaku dan dia, sedih sih tapi begitulah."

"Geg, yang menjalani kehidupan geg sendiri tapi kenapa harus khawatir dengan penilaian orang lain?"

Iya, kenapa aku harus peduli dengan penilaian orang lain?

"Sayang sekali, dari dulu sampai sekarang manusia tidak bisa berubah. Selalu menilai keburukan orang lain tanpa menilai keburukan dirinya sendiri. Sejak kecil anak-anak selalu dididik untuk mendengarkan perkataan orang yang lebih dewasa tanpa diberikan penjelasan, begitu menjadi dewasa- mereka tidak paham maksud yang lebih tua."

Aku tertarik dengan penjelasan wanita tua itu. "Benar, banyak yang bersaing atau merasa tersaingi."

"Dan hal itu berlanjut sampai menekan anak orang lain, saling membandingkan. Geg, kalau takut dengan penilaian orang- apa geg tidak merasa sayang?"

"Sayang?"

"Percaya adanya Tuhan?"

Aku mengangguk.

"Punya keluarga?"

Aku memang punya keluarga, tapi tidak begitu akrab karena mereka menjauh dariku.

"Kenapa? Tidak terlalu akrab dengan keluarga?"

"Bisa dibilang begitu."

"Kalau begitu, kenapa tidak coba terbuka dengan keluarga dulu?"

"Terbuka?"

"Ya, terbuka lalu bahas mengenai pernikahan dan suami."

Aku tertawa ironi. "Masalahnya saya menikah karena dijodohkan orang tua, akhirnya saya yang menderita sendirian."

"Geg, ingin bahagia?"

"Tentu saja, semua orang ingin bahagia."

Wanita tua itu terlihat memikirkan sesuatu. "Geg."

"Ya?"

"Kemarikan tangan kanannya."

Aku menyerahkan tangan kananku ke wanita tua itu.

"Nah, geg. Suatu hari akan bahagia, tapi yang membuat kebahagiaan itu adalah geg sendiri, Tuhan memang membuat takdir tapi pilihan ada di tangan kita."

Samar-samar aku melihat wanita tua itu terlihat membuat suatu tulisan di tangan kananku lalu sekitarku berubah menjadi gelap.

"Ada hukuman jika geg mengambil pilihan buruk sebelum mendapatkan kebahagiaan."

Kepalaku pusing tapi masih bisa mendengar perkataan wanita tua. "Apa itu?"

"Jika geg memutus kehidupan secara paksa, maka akan mengulang waktu kembali."

"Ah-"

Aku menguap lebar, tidak bisa menjawab dan pandangan sekitar menggelap.

Aku sudah ingat sekarang, kenapa di kehidupan sebelumnya bisa lupa?

Aku mengacak rambut dengan keras, itu berarti setiap bunuh diri- aku akan mengulang waktu lagi?

"Hahahaha- tidak mungkin."

Aku menertawakan diri sendiri.

Brak!

Aku menoleh dan melihat suamiku sedang merangkul wanita lain dan hendak masuk ke dalam kamar.

Aku menggenggam erat baju tidur dan saling menatap dengan suami.

"Kenapa kamu di sini?"

Lihat, dia bahkan tidak merasa bersalah.

"Ini kamarku, tidak bolehkah aku di sini?"

Kali ini dia bersama adik sepupuku?

Aku melangkah mundur hingga ke balkon, tersenyum menantang. "Kebetulan kamu ada di sini."

Ah, lihat wajah bingungnya.

"Bukankah kamu memikirkan ini dari dulu? Aku hanyalah seorang wanita yang mengekang kebebasanmu, sekarang kamu tidak akan merasa dikekang."

"Se- sepupu-"

Aku merentangkan tanganku lebar-lebar, ini lantai tiga dan di bawah tepat lantai yang keras. Tubuhku sudah terlalu lemah karena menahan lapar supaya bisa menjadi cantik, sekarang bisa digunakan untuk mencoba.

Kita coba, apakah benar- aku bisa mengulang waktu kembali?

Aku naik pembatas dan menjatuhkan diri dengan gagah berani, menatap wajah suami untuk terakhir kalinya.

"SENA!"

"KYAAA!"

BRUGH!

"TIDAAAAK!"

"PANGGIL AMBULANS!"

"NYONYA BUNUH DIRI!"

Aku melihat balkon kamar, menatap wajah cemas suami. Kenapa dia cemas? Apakah dia khawatir? Tidak, mungkin dia takut malu, takut nama baiknya han-

Di kehidupan ketujuh, Sena Davinia meninggal bunuh diri dengan disaksikan suami dan selingkuhannya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Hwali

Selebihnya

Buku serupa

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Juliana
5.0

21+ Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi. Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis. Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu. Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya. Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini. Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya. Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar. "sakit....???"

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Cris Pollalis
5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Gavin
5.0

Suamiku, Banyu, dan aku adalah pasangan emas Jakarta. Tapi pernikahan sempurna kami adalah kebohongan, tanpa anak karena kondisi genetik langka yang katanya akan membunuh wanita mana pun yang mengandung bayinya. Ketika ayahnya yang sekarat menuntut seorang ahli waris, Banyu mengusulkan sebuah solusi: seorang ibu pengganti. Wanita yang dipilihnya, Arini, adalah versi diriku yang lebih muda dan lebih bersemangat. Tiba-tiba, Banyu selalu sibuk, menemaninya melalui "siklus bayi tabung yang sulit." Dia melewatkan hari ulang tahunku. Dia melupakan hari jadi pernikahan kami. Aku mencoba memercayainya, sampai aku mendengarnya di sebuah pesta. Dia mengaku kepada teman-temannya bahwa cintanya padaku adalah "koneksi yang dalam," tetapi dengan Arini, itu adalah "gairah" dan "bara api." Dia merencanakan pernikahan rahasia dengannya di Labuan Bajo, di vila yang sama yang dia janjikan padaku untuk hari jadi kami. Dia memberinya pernikahan, keluarga, kehidupan—semua hal yang tidak dia berikan padaku, menggunakan kebohongan tentang kondisi genetik yang mematikan sebagai alasannya. Pengkhianatan itu begitu total hingga terasa seperti sengatan fisik. Ketika dia pulang malam itu, berbohong tentang perjalanan bisnis, aku tersenyum dan memainkan peran sebagai istri yang penuh kasih. Dia tidak tahu aku telah mendengar semuanya. Dia tidak tahu bahwa saat dia merencanakan kehidupan barunya, aku sudah merencanakan pelarianku. Dan dia tentu tidak tahu aku baru saja menelepon sebuah layanan yang berspesialisasi dalam satu hal: membuat orang menghilang.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku