Ranjang Panas Hot Daddy
n dari Kyle yang menyuruhnya untuk segera ke hotel. Sehingga Rania memutuskan un
uri koridor di lantai delapan. Jantungnya tidak be
809. Dirinya mulai membuka kamar tersebut menggunakan
engabsen ruangan tersebut sebelum akhirnya masuk ke
r kosnya. Terdapat satu set sofa berwarna putih lengkap dengan meja. Serta kaca jendela yang cukup lebar yang ditutupi gorden tebal. Rania
lima puluh menit. Itu artinya dirinya akan bertemu
ah tiba di hotel. Jangankan untuk pergi ke kamar mandi, tubuhnya saja tidak bi
k mencari ketenangan yang setiap detik semakin menghilang. Rania menga
keputusan yang ia ambil. Dirinya tidak bisa lagi mundur karena u
inya sudah tidak perawan. Rania akan berusaha untuk menjelaskan permasalahannya dengan ten
ara ketukan pintu. Ia terperanjat dari tempat tidur dan berjalan ra
kl
g berdiri di hadapannya. Jantung Rania kembali berdebar-deb
a navy. Wajahnya tidak terlihat tua, tetapi seperti pria dewasa berusia yang s
opak matanya sedikit menjorok membuatnya memiliki kesan sorot mata yang tajam. Hidungnya mancung leng
u boleh
lu lama memperhatikan pria itu. Rania membuka lebar pintu terseb
ang pria itu saat berjalan melewatinya. Rania kembali menutup pintu dan berbali
dah maka
h ke arah Rania. Sontak dirinya langsung men
dan meletakkannya di atas sofa. Kini lekuk tubuhnya yang dipenuhi ol
ingin pesa
duk di tepi ranjang. Ia mengeluarkan ponsel dari balik saku c
a memberitahu lalu bangkit. Ia meletakkan ponselnya begitu saja di atas tepi ra
pelan ke arah sofa. Dirinya memilih duduk disana sambi
suara getaran. Matanya langsung tertuju pada ponsel milik pria asing itu. Rania menggi
pat di depan pintu. Suara air shower semakin jelas
pintunya ng
n gugup dan salah tingkah saat ingin memberitahu
ucap Rania memberitahu. Ia berusaha sekuat
aat pintu kamar mandi dibuka tiba-tiba dari dalam
yang telanjang bulat di hadapan Rania. Ia menatap pon
," ucap Rania memberik
menghadap langsung ke arah pintu kamar mandi. Sedangkan pria itu tidak menu
lalu mengenakannya. Langkahnya menghampiri Rania
uduk di sampingnya. Seketika Rania menjadi gugup. Kering
aat menatap Rania. Memperhatikan
Rania tanpa men
ya memberitahu seraya
at jantungnya berdebar begitu cepat seperti terkena serangan jantung hanya karena pria itu mencium
nanti," ucap Aslan tanpa rasa malu seolah itu adalah hal yang sa
rlihat gusar. Wanita itu seperti sedang mencem
merasa nggak nyaman?" tanya As
anggilnya dengan sebutan tersebut. Rania mer
an saja," pinta Aslan. Dirinya merasa ti
embari tersenyum kaku