Dalam Tasbih Cintamu
ti rinduku padamu. Akankah aku hanya selalu menjadi burung hud-hud pembawa pesan da
mencoba mengakhiri hubungan ini dengan kata 'baik-baik saja'. Aku memalingkan wajah. Lebih tepatnya ka
ta biasa yang nggak pernah mondok. Apa kata keluargamu jika p
akan. Mustafidz punya masa depan yang jelas dan menantinya di depan sana. Aku t
ntaiku?" tanyanya deng
s dalam-dalam agar tak sedikit pu
dan kecewa akan hidup, dia selalu hadir menemaniku. Membuatku tertawa. Bahkan membuatku jauh bisa melihat
a nggak bi
Dia menghirup napas dalam-dalam
pembawa pesan cinta. Dan akan kutunggu berita pernikahan darimu. Hanya p
ekan ego bodoh ini. Aku sadar posisi. Sekeras apa pun aku berusaha, aku tak akan bisa menjajari kehidupannya. Dia bag
ta-katanya. Tak sekali pun dalam kisah kami, dia pernah memungkiri janjinya. Dan ketika dia mendeklarasikan tak akan me
*
s?" komentar Vi
i saat berbuka dengan keadaan lelah sehabis bekerja. Tentu saja perutku keronco
pesifik, deh." Aku meraih
enimpanya. Dalam kamus hidup teman sekantorku ini, tidak pernah ada kata drama di dalamnya. Orang t
i ini Vika mengambil tisu. Ia
ama gue cetek banget. Baca Al-Qur'an aja nggak bisa tartil, masih macet gitu." Aku menyendok
s dari Allah. Kapan lagi coba dapat
gus juga kali." Aku mengambil es lagi, entah kenapa hatiku lebih adem aja git
. Lihat saja di jari manisnya, sudah tersemat cincin berlian coba. Aku mah bisanya kapan? Calon suami Vika tampan bang
n sendok. Makan
imana?" t
ana a
afidznya dong. Ma
tus. Eh tapi kan gue sama dia emang nggak ada
h sebelum lo nikah. Itu berarti dia saking cintanya sama lo. Kalau di
ndengarnya. "Nggak mungkin lah
yang paling menyakitk
bantahkan. Apakah mungkin Mas Mustafidz akan melaku
alau lo belum ada, dia pasti ngerasa kayak masih ada kesempatan gitu. Makanya ce
u tak pernah mendapati pria seperfect Mas Mustafidz. Ini aku sudah tidak ada hubungan sama dia, masa iy
k!" aku bangkit dan me
mengeluarkan uangnya lalu
enuju masjid. Jilbab kami yang tidak tertutup helm berkibar indah. Bulan belum
? Siapa tahu dia punya." Aku tiba-tiba kepikiran tentang seb
nggak mau ngomong," sahut Vik
i gue lagi u
enalin lo sama kakaknya. Iih nggak mau bang
rnya. Tapi ya udahlah. Aku juga ogah punya adek kayak
a. Aku menghentikan laju mot
jalan keluar ngga
emari lentiknya memukul-muku
asih malam Ramadan. Malam-malam di bulan ini terasa lebih syahdu daripada malam-malam yang lain. Jalanan yang biasa ramai pun makin ramai. Hanya saja beda
kirnya." Aku bertanya kembali semba
i kali ini yang spesifik." Vika tertawa sem
aku yang tidak bisa menangkap apa kehendak-Nya sehingga mempertemukan