Do You See What I See
ling aman dari bangsawan vampir, lantaran negara tersebut hanya dihuni ole
inya dari bangsa vampir, Caren harus mengendap-endap di jalan setapak menuju ke hutan belantara, ia sudah biasa memilih rute tersebut walaupun sedikit mengkhawatirkan adanya hewan buas, namun lebih menakutkan lagi ketika ia harus be
i vampir karena juba yang ia dapatkan dari Alejandro. Sempat ia merasakan sekelilingnya ada vampir-vampir liar yang untungnya hanya sekadar lewat. Mereka tak mengetahui eksistensi Caren. Sebelum
mbut panjangnya lebih tinggi dengan sedikit melipat lengan bajunya sampai ke batas siku sebelum kemudian mengambil langkah seraya meraih peta yang ada di kaitan celananya. Tujuannya sa
kerajaan Lexicon. Terutama tentang kedatangannya pasti akan terdengar konyol, ia meyakinkan diri bahwa mereka akan m
igala yang bersembunyi di antara topeng manusia tampak sibuk berlalu-lalang, bahu
ukuran sedang. "Yaa..." Caren menatap kemeja kotak-kotak malangnya yang kini berubah warna dari merah abu-abu menjad
pa hari lalu jari-jari Kakek terasa kaku dan kram." Kakek tersebut berkata dengan wajah sedih, ekspr
ren memberikan senyum terbaiknya untuk menutupi rasa kecewa karena deng
nti pakaianmu ini. Untuk baju yang kotor itu bisa Kakek cucikan sa
dikira gembel. Dalam beberapa sekon, Caren segera menganggukkan kepala dan tersenyum hangat. "Baiklah Kek, aku akan ikut ke rumah
nyum lebar ke arah Caren. "Tidak masalah, masih ada
t di tubuh Caren tentu saja ia harus mandi kalau tidak ingin tubuhnya dihing
ja tidak. Selai ini adalah favorit anak Kakek. Dia s
a aku bisa menggantinya dengan uang karena a
ini kecelakaan," sahut Kakek yang benar-benar sangat baik. Lalu ia menatap ke arah rumahnya, telunjuknya memberitahu ba
umah yang cukup tua dengan halaman cukup luas dan rapi karena sepertinya Kakek serta anaknya merawat rumput-rum
ang yang datang dari dalam dan la
Jadi tolong bantu dia menemukan baju almarhum ibumu, lalu antarkan ke kamar mandi agar ia dapat ber
ahnya jelek, aku Ramadhan," seru Ramadhan seraya
rbisik di dekat telinga Ramadhan dan masih bisa tertangka
n sambil menatap Kakek tersebut. Lalu ia
rena melewati lorong koridor yang cukup sempit dan ada sebuah ruangan yang di mana berisi dapur serta kamar mandi menjadi satu, sementara pintu-pintu di lorong korid
ya, pintunya sedikit rusak, jadi berhati-hatilah agar tidak copot." Ramadhan memb
gera masuk ke dalam, ia melakukannya deng
Ramadhan. "Sudah selesai." Caren sedikit bert
ajak Ramadhan seraya menutup pin
akah kamu dari desa seberang?" tanya
mberitahu dari mana asalnya. "Aku sebenarnya mau ke tempat soda
Ramadhan seraya menole
ar
ini, kamu sedang diundang." Ramadhan terus be
a mengernyit bingung, tidak mengerti denga