icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Gairah Liar Masa Puber

Gairah Liar Masa Puber

Penulis: Gemoy N
icon

Bab 1 Part 1

Jumlah Kata:2678    |    Dirilis Pada: 25/10/2022

h seorang guru tari di Sanggar Tari Pelangi. Kino tak pernah tahu usia wanita itu yang

asa-biasa saja Tetapi Mba Rien memiliki mata yang sangat indah, bening dihiasi bulu mata le

u itu Kino tergolong "terlambat" dalam soal pacaran. Ia tidak punya

kata teman-temannya gadis itu tergolong ratu. Bagi Kino, ia memang ratu, tetapi entah kenapa ia

k perempuannya, Susi, ke sanggar untuk latihan menari. Kino sangat sayang kepada adik sat

ke ruang latihan di tengah kompleks sanggar. Saat itulah ia melih

kejap melirik Kino. Suara wanita itu lembut tetapi bernada

ntu ruang latihan. Mba Rien mengangkat muka, dan tersenyum kepada Kino. Agak

uju tempat segerombolan anak-anak yang sedang bersiap belajar menari. Kino masih berdiri, mema

dan baju ketat, menampakkan lika-liku yang menawan. A

hnya merah karena malu. Kepada siapa? Entahlah. Tetapi perjumpaan pertama dengan Mba Rien berbekas

kin kamu bisa meremas-remas tubuh itu! ucap suara lain di kepalanya

a lebih kecil dari biasanya, dan selakangannya

kan ya. Lalu, ia pun tiba di sanggar 15 menit sebelum waktu latihan se

n anak-anak kecil. Pandangan Kino tak lekang dari gerakan-gerakan Mba Rien, dan entah kenapa ia kini mengerti

gan, melenggok ke kiri, menggerakkan pinggulnya ...., Kino menela

aran rumput. Tetapi, seperti ditarik magnit, muka Ki

alau perbedaan terang menyebabkan matanya agak si

lihat remaja itu betah duduk sendirian. Biasanya, para penjemput murid-m

da umumnya, di kota kecil ini, menari bukanlah sesuatu yang mena

tapi tetap dalam keteduhan pohon kamboja. Entah kenapa, ia tak berani lebih dekat. S

a. Sebab itu, ia berhenti setelah dua langkah saja. Ia

Lalu, sambil melepas stagen, ia berjalan ke pintu. Dilihatnya Susi berlari ke arah penj

sebahu kini tergerai, Rien berdiri di pintu dan beruc

, Dik...," ujarnya. Kino cuma bisa meny

ah melihat senyum itu. Entah kenapa, senyum itu tampak menarik sekali. Rasanya

eng tangan Susi menuju sepeda. Rien kembali tersenyum memanda

merasakan darahnya berdesir membayangkan Mba Rien. Percuma ia mengguyurkan bergayung-gayung air dingin ke tub

gan handuk dan lari ke luar kamar mandi menuju kamarnya. Mudah-mudahan tida

membayangkan Mba Rien. Lagi-lagi terbayang pinggulnya yang padat berisi, pi

tu yang paling menawan. Selalu basah, dan tampaknya lembut sekali. Apalagi kalau ia terse

h agak larut, dan rumah sudah sepi. Tak ada suara-suara, selain jangkerik. Kino menelungkupkan tubuhnya.

lakiannya ke kasur. Matanya terpejam, dan terbayang ia berada di at

la! Kino terlonjak ketika merasakan cairan hangat mengalir cepat membas

untuk bisa mencuci sendiri celana dalamnya, tanpa

u sudah ada setengah jam sebelum latihan usai. Setengah jam! Betapa lamanya ia akan menanti di s

lam hati, mengapa gerangan remaja itu begitu betah menunggu adiknya. T

juga ia tertarik pada tarianku. Siapa tahu? Atau mungkin tertarik pada dua-duanya,

ar tubuh memberi contoh, diikuti oleh bidadari-bidadari k

, putar....," suaranya lembut,

ayup suara Mba Rien sampai di telinganya. Terdengar merdu.

sendiri. Dicabutnya sebatang rumput, dimain-mainkannya di antara jari-jari

g seusia dengannya itu tidak semenarik Mba Rien, padahal Alma juga cantik. Kino menarik

mencari-cari, kemana gerangan wanita itu. Kino bahkan memiringkan tubuhnya, sampa

muridnya masih bergerak sesuai irama

ik tembok rumah di sebelah ruang latihan. Rupanya, ada gang yang menghubungk

n kembali ke ruang latihan, tetapi tidak melalui gang, melainkan lewat pintu depan. Lewat

Senyum yang memikat Kino terhias di bibirnya. Kino menelan ludah, tak bisa menya

Mba Rien lagi, le

melanjutkan langkah mendahului masuk. Pelan-pelan Kino menyusulnya. Ketika ia tiba

tak ada satu pun di sana. Ia lalu berdiri saj

kalau ia memang tertarik pada tarianku -atau tubuhku!- biar saja ia berdiri sampai pegal.

i terlihat senang melihat kakaknya sudah hadir. Berkali-kali Susi keli

k di bibirnya, memperingatkan Susi agar tetap

berdiri, tetapi juga karena sebenarnya ia agak tersiksa. Betapa tidak? Sejak tadi ia t

kikuk ketika akhirnya Rien berdiri di hadapannya, cukup dekat u

ang lekat remaja di hadapannya. Senyumnya

ecil, "Saya pikir kamu suka. Sebab,

nya saya suka ..,"

yumnya mengembang lagi. Kino menelan ludah lagi. "Seb

menonton saja." ja

tanya Rien. Wah! Kino tertunduk, mu

ki-laki belia ini! Ia ke sini untuk menontonku, melihat tubuhku! Dan kesimpulan ini membu

mengangkat muka, melihat kedua tangan Rien terangkat, dan samar-sama kedu

lama membuka ikat rambutnya, membiarkan remaja itu melihat apa yang ingi

tangannya pulang. Sambil menggumamkan selamat sore,

h ia harus menjawab seruan itu? Ah, sudahlah! sergahnya dalam hati dan cepat-cepat mendayung. Dari ke

dan pandai menggoda itu. Sekali waktu ia mencoba menghindar, meminta kepada

idak berjumpa Mba Rien. Dan itu artinya, sudah sebulan ia ti

ukup populer di kota kecil ini. Kino datang bersama teman-temannya, tentu hanya untuk menonton band. Acara tar

ainkan lagu ketiga, Kino pergi ke belakang panggung untuk bu

, Kino melihat Mba Rien duduk di sebuah bangku. Langkahnya terhenti, lalu ia menyelinap ke balik t

, memperlihatkan lehernya yang jenjang dan agak basah oleh keringat. Ia tampak letih, dan sedang

tu bangkit menuju ke sebuah kamar di belakang panggung. Kino mengikuti ger

lam terlihat terang berderang tetapi sepi. Berjingkat, Kino berpin

sehingga masih tersisa celah untuk melihat ke dalam. Dengan jantung b

ang yang ternyata adalah ruang ganti pakaian bagi para artis. Ia tiba di depan pintu ruang itu,

las, apalagi kemudian ia berputar menghadap sebuah cermin yang pantulannya terlihat dari tempat Kino berdiri.

di tanah. Dengan kuatir ia melihat ke sekeliling, takut kepergok. Tetapi sua

bercelana dalam dan berbeha, dan tubuhnya indah bukan main

ien sudah berganti rok panjang dan baju hem coklat. Tetapi bagi Kino, rasany

pikirnya, seseorang tadi mengintipku berganti pakaian. Cepat-cepat dikuaknya pintu, dilongokkannya kepala, bersiap berter

kan band di depannya terasa hambar. Teman-temannya terlihat girang, tetapi ia sendiri kurang

i. Ia tidak menjawab, dan hanya menggumam sam

..," gerutu Iwan,

dan terus melangk

ranjang, meremas-remas kelaki-lakiannya yang me

tertahan, merasakan cairan han

yak sambil berharap bertemu Mba Rien di alam mimpi. Namun mimpinya ternyata

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Part 12 Bab 2 Part 23 Bab 3 Part 34 Bab 4 Part 45 Bab 5 Part 56 Bab 6 Part 67 Bab 7 Part 78 Bab 8 Part 89 Bab 9 Part 910 Bab 10 Part 1011 Bab 11 Part 1112 Bab 12 Part 1213 Bab 13 Part 1314 Bab 14 Part 1415 Bab 15 Part 1516 Bab 16 Part 1617 Bab 17 Part 1718 Bab 18 Part 1819 Bab 19 Part 1920 Bab 20 Part 2021 Bab 21 Part 2122 Bab 22 Part 2223 Bab 23 Part 2324 Bab 24 Part 2425 Bab 25 Part 2426 Bab 26 Part 2527 Bab 27 Part 2728 Bab 28 Part 2829 Bab 29 Part 2930 Bab 30 Part 3031 Bab 31 Part 3132 Bab 32 Part 3233 Bab 33 Part 3334 Bab 34 Part 3435 Bab 35 Part 3536 Bab 36 Part 3637 Bab 37 Part 3738 Bab 38 Part 3839 Bab 39 Part 3940 Bab 40 Part 4041 Bab 41 Part 4142 Bab 42 Part 4243 Bab 43 Part 4344 Bab 44 Part 4445 Bab 45 Part 4546 Bab 46 Part 4647 Bab 47 Part 4748 Bab 48 Part 4849 Bab 49 Part 4950 Bab 50 Part 5051 Bab 51 Part 5152 Bab 52 Part 5253 Bab 53 Part 5354 Bab 54 Part 5455 Bab 55 Part 5556 Bab 56 Part 5657 Bab 57 Part 5758 Bab 58 Part 5859 Bab 59 Part 5960 Bab 60 Part 6061 Bab 61 Part 6162 Bab 62 Part 6263 Bab 63 Part 6364 Bab 64 Part 6465 Bab 65 Part 6566 Bab 66 Part 6667 Bab 67 Part 6768 Bab 68 Part 6869 Bab 69 Part 6970 Bab 70 Part 7071 Bab 71 Part 7172 Bab 72 Part 7273 Bab 73 Part 7374 Bab 74 Part 7475 Bab 75 Part 7576 Bab 76 Part 7677 Bab 77 Part 7778 Bab 78 Part 7879 Bab 79 Part 7980 Bab 80 Part 8081 Bab 81 Part 8182 Bab 82 Part 8283 Bab 83 Part 8384 Bab 84 Part 8485 Bab 85 Part 8586 Bab 86 Part 8687 Bab 87 Part 8788 Bab 88 Part 8889 Bab 89 Part 8990 Bab 90 Part 9091 Bab 91 Part 9192 Bab 92 Part 9293 Bab 93 Part 9394 Bab 94 Part 9495 Bab 95 Part 9596 Bab 96 Part 9697 Bab 97 Part 9798 Bab 98 Part 9899 Bab 99 Part 99100 Bab 100 Part 100