Kebangkitan Darktian
tak mampu bangun. Dia berbaring dengan mata terbuka menatap lurus ke atap terpal berwarna biru tua
pelan. Suaranya serak parau, mengaba
apa yang harus dia lakukan, menganggap semua hanya mimpi, namun kesadaran
ng terbaring bersamanya. Matanya memindai orang-orang tersebut dalam cemas. Berharap di an
suara tangisan yang mengisi setiap lingkup udara. Setiap jeritan dan rasa takut dari orang-orang membuat tubuh Bin bergetar. Kota Enius yang selalu dibanggakan kemegahannya kin
n lagi untuk bertahan hidup. Memorinya tidak berbohong padanya, dia tela
langkah lambat yang dibuatnya menjadi lebih putus asa. Setiap sudut jalan selalu terdengar tangisan dan jeritan memanggil nama orang tercinta mereka. Suara itu menemani Bin menuju tem
ya untuk tenang dan kembali mencari kelurganya. Namun dia tidak menemuei
ngan baik atau dia tidak akan bisa melanjutkan hidupnya. Selama 23 tahun hidupnya, Bin hanya bergantung pada kedua orang tuanya. Dia tidak pernah sekalipun membuat hal yang dapat mem
ng bangunan. Tangan itu kokoh memegang pundaknya. "Hei! Tempat ini sudah d
rang-orang yang Bin temui di sepanjang jalan menuju rumah, orang ini tidak memiliki sedikit
Matanya melebar ketika dia selesai menelaah ucap
. Dengan sabar, pria itu memberitahukan Bin kebenarannya. "Seminggu yang lalu, semua may
ain namun hatinya membara mendengar ucapannya. "Keluargaku tidak bol
u
rhuyung ke kiri sebelum jatuh ke runtuhan. Dia belum menyadari rasa sakit
alah orang yang lemah, melihatnya terjatuh tanpa perlawanan membuatnya sedikit merasa bersalah. "Tubuh orang-orang yang tak bernyawa lag
keliaran menjadi arwah tak tenang. Tubuh akan membusuk dan tidak dapat lagi dilakukan upacara kematian yang se
lemah. Suaranya serak hingga
sejak bencana itu
ah yang berada di seberang langit biru ko
Keindahan yang tak pernah dia temui kini membuatnya terpanah, sayang keindahan itu dat
ng menjawab semua pertanyaan
rang Bin mau tak mau percaya dengan kebangkitan Darktian yang selama ini dianggapnya hanya sekadar dongeng. Dengan kematian keluarganya dan kebangkitan D
glah deng
an di balik matanya menandakan rasa menyerahnya pa
rnes walau harapannya hanya satu persen. Setidaknya itu t
gi menahan tawanya. Suaranya yang serak parau membuat tawanya terdengar mengerikan. Melawan suara tangis yang terus terdengar, suara tawa Bin menggelegar di udara. Bin menundukkan kepalanya dan terus
perasaan orang lain. Namun orang seperti dia, di saat dunia ini akan berakhir dengan mengerikan, secara ajaib masih hidup sa
akin keras, air mata menetes demi tetes ke serpihan puing itu. Tubuhnya terguncang kuat menahan isakan dan air matanya. Dia lelaki dan
g berantakan sekarang, manusia harus menerima kenyataan dan bangkit. Dengan perlahan pria itu berdiri dan menin
ka berkenan bergabung, datanglah ke lapangan." Lalu
alipun. Beberapa relawan berkeliling dan memberikan bantuan kepada korban bencana. Setiap hari Bin selalu menda
ian terus menghentikannya. Dia juga mengatur rencana untuk membalas dendam pada Da
panjangnya. Kakinya bergetar ketika mengambil langkah. Menolak untuk pergi dari rumah, tapi dia tahu ini bukan lagi yang
erti mati rasa, dia tidak merasa kedinginan. Tapi kali ini,
ni. Setidaknya dia harus membalas dendam atas kematian keluarganya kepada Darktian. Bin bukanlah orang yang tidak masuk akal seperti beberapa orang yang menyerbu Darktian seorang
menghancurkan Darktian. Tidak seperti orang-orang yang pasrah akan kehidupan, anggota Turnes bertujuan melaw
rgabung dengan Turnes, mereka akan dengan mudah menemukannya. Setiap kali orang berjalan menuju tenda mereka, waj
Turnes menyambutnya dengan antusias. Hao, pria yang bert
uara Bin masih serak, tapi ini lebih b
ao menjawab, "Kam