icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

MENIKAHI CEO LUMPUH

Bab 2 MCL 2

Jumlah Kata:1009    |    Dirilis Pada: 13/10/2022

ri keluarga tuan Bratha. Tentu saja, bapak Banyu dan ibu Nayi sudah mengetahui tujuan da

Karena semalam, saya dan tuan Br

t sehingga tidak memungkin beliau untuk bertemu langsung

apa. Kami bisa m

akan dibicarakan oleh nyonya Lady dengan nona Sofia lan

Iy

mi sudah bisa menjemput nona Sofia un

n panggilakan putri

k, bu

nya untuk menghampiri Sofia yang

kl

ti adalah Sofia yang sedang duduk di atas tempat t

ini, bisa-bisa baju yang kamu pakai jadi lecek. Padahal ibu sudah menyetrika baju ini sampai lima kali, biar terlihat halus dan rapi. Tapi, kamu malah bikijn baju ini jadi lecek. Padahal baju ini satu-satunya baju yang pali

u nangis." Nayu terpaksa kembali mendandani ul

bali. Aku tidak jadi menerima lamaran

k. Karena keluarga tuan Bratha sudah mendaftarkan pern

roses, kan? Ma

mu mau menikah dengan Yesaya. Setelah bapak kamu menghubungi dan memberitahu pada tuan Bratha, seka

esediaan aku menerima lamaran tersebut karena aku ingin m

ng penolakan kamu ini kepada tuan Bratha. Ibu malu, Sofia. Dia sudah sangat baik pada keluarga kita selama ini. Kamu tahu? Setelah bapak kamu sudah tidak lagi bekerja sebagai tangan kanan tuan Bratha, t

membawa keluar putrinya untuk diantar ke kediam

untuk menghadapi ketidakadilan yang t

Dia menitikan air matanya di depan putrin

is bukannya simpati, yang muncul d

ia mengatakan dengan nada sedikit kesal. Dia pun segera mencium tang

g sangat mewah, dengan pengawalan dari dua mobil di depa

u rasa penolakan besar yang akan dia katakan dengan lantang di depan Yesaya dan ibunya Yesaya nanti. Sofia benar-

dalam hati untuk menyemangati d

ama satu jam lamanya, akhirnya So

n pakaian khusus berdiri di depan pintu gerbang sambil membawa senjata api lengkap dengan topi anti peluru di kepalanya. Sudah seperti tantara saja. Begitu dia memasuki pintu gerbang nan megah tersebut, Sofia semakin dibuat lebih takjub lagi, karena rumah

au yang dia sedang lihat dan rasakan saat ini adalah nyata. Bak anak kecil, Sofia malah kegiran

Sofia.

bersandar pada sandaran kursi dengan tenang dan berusaha untuk t

tersebut. Dengan pilar-pilar yang menjulang tinggi dan beberapa dinding

untuknya terlebih dahulu. Sambil menyambut kedatangan Sofia dengan senyuman r

an dirinya yang tidak pernah mendapatkan perl

n canggung sekaligus gugup. Tapi, dia ak

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka