My Devil Bodyguard
mbut seiring tangan pria itu menarik Arabelle untuk berdiri dengan cara mencekik lehernya dan me
lehernya. Tak ada yang berani menolongnya. Semua mahasiswa langsung heni
pakaian yang Arabelle kenakan. Sebuah kaus off shoulders berwarna turquoise den
embali membenturkan tubuh itu ke tembok
semakin bertambah di kepala dan punggungnya, serta napas yang semakin sulit
rusaha meraih lengan Dexter tetapi pria itu
na." Dexter berbalik memandang
normal. Vello mundur selangkah. Ketakutannya bertambah berkali-
kul tangan Dexter semampunya. W
mengarahkan tubuh itu ke atas. Arabelle berusaha mencari
sisa-sisa keberaniannya. Menatap iba pada
AA
skan tubuh gadis
an tubuh gemetar ketakutan. Sangat jelas terlihat bekas merah kebirua
lo. "Mari Nona, jam mata kul
. Apakah dia benar-benar manusia? Bagaimana bisa ia berekspresi
andang Arabelle sekilas dengan men
*
exter membantu membukak
mendongak pada teman-teman kelas yang memandang seseoran
amatanya yang sedikit merosot,
ke ruangan ini. Tunggulah aku
erlakuan bodyguard-nya tersebut p
at izin untuk bera
ya yang baru saja datang. Dosen tersebut juga melayangkan pandangan heran, tetapi ia segera
memahami, Vello mengangguk dan berjalan mengambil tempat du
angan takut. Mungkin mereka turut menyaksikan kejadian t
t tulis. Ini jauh lebih parah dari hari-hari sebelumnya. Vello benar-benar merasa kesepian dan as
*
yguard-nya yang kini tengah menge
i untuk duduk di depan. Ia ingin
sedari tadi jemarinya tak berhenti untuk
menyakitiku di kampus." Vello menunduk, mengintip
a bila ada yang melapor pada pihak kampus?
skipun hanya sesaat karena ia harus
rusnya, Nona tak perlu k
ika sebelumnya Vello sudah ketakutan pada Dexter, maka saat ini semakin bertambah berkali
ka sudah sampai di depan mansion pun, Vello masi
on
ai anak tangga menuju pintu utama mansion. Perlahan ia
menampar Nona. Saya hanya ingin menunjukkan bahwa k
rlalu lancang untuk seorang bodyguard? Jadi pria
manik hijau kecokelatan itu bertemu dengannya, seakan sorot pandang itu menyedot habis s
untuk kembali berjalan memasuki mansion, tetapi seb
baju kasual? Kau tidak perlu
angguk patuh dengan wajah y
ambil menggeleng. Ia sungguh tak bisa
an wajah datar. Tetapi ada apa dengan sorot mata dan se
*
enyum hangat dengan merentangkan
mbalas dengan senyum kecil
nmu memerah seper
ihatan ibunya yang selalu jeli. Tak ada seinci pun dar
xter sudah membantu
ya kembali terbit, tetapi tak secerah sebelumnya. Seakan menyembunyikan kesedi
emudian Vello melanjutkan langkah,
," sapa
"Terima kasih sudah menjaga putriku hari ini. Be
kasih, N
Russell adalah keputusan yang tepat karena meskipun sang putri tak menceritakan apa saja yang sudah t
*
ketika menemukan Dexter duduk bersa
ndek berwarna biru dan entah bawahan apa yang dikenakann
eharusnya mata orang yang berwarna hijau kecokelatan itu indah dan teduh? Namun, Vello sama
terlebih dahulu benang pa
ello berbinar melihat hidangan utama ra
k ada banteng di London. Jadi Camilla menggantinya dengan buntut sapi. Warna makanan ini cokelat ke
at putrinya yang begitu antusi
an pisau garpu dan piring yang terdengar samar
k?" tanyanya dengan suara bera
dan saat ini saya bekerja di London," jawabnya dengan menyelipkan gu
at keluarga tersebut. Bagaimanapun ia membaw
tertawa kecil di sel
elempar gurauan? Dexter sungguh tak dapat ditebak. Jika pria itu memperbanyak sikap seperti tadi, mungkin d
da di Winconsin?" Kini Camilla
dua orang tuanya bersama Dexter di sela-se
miliki keluarga dan
ap lengan Dexter. Merasa ia telah salah
a. Itu sudah be
ai keluarga di London." Rolland m
wajah datarnya. Memandang Rollan
ma ka
*
makan malam mereka di dapur. Ia cukup terkejut menemuka
jauh darinya. Ia berdeham mengusir ketakutan yang lagi-lagi selalu muncul ke
inta mereka membuatkan kopi jadi saya p
n, selebihnya kami melakukannya sendiri. Jadi wajar jika kau kesulitan menemukan mereka,
Dexter ketika Vello mengambil cangkir dari
ukmu juga. Kopi apa yang kau inginkan?" tunjuk Vello pada dereta
yak yang ia tidak ketahui. Membuatnya bingung. Selama
opi itu cukup mahal dan Russell baru saja mem
de yang bagus," j
nusia normal dalam diri Dexter. Sungguh pr
*
duanya masih berdiri di dapur samb
mbunyikan rasa nikmat yang tak ia s
nya itu tertarik sempurna ke atas. Melukis
ghilang dari jarak pandangnya. Sesaat kemudian Dexter menghela napas. Ia mengalihkan pandangan pada cangkir kopi
e Conti
a tinggalkan komentarmu ya. Segala info tentang