icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

My Devil Bodyguard

Bab 6 Pisau

Jumlah Kata:2078    |    Dirilis Pada: 02/10/2022

ama beberapa hari itu. Kesenangannya hanya secuil ketika ia mencekik salah satu te

eperti sebuah puzzle yang terlepas hingga membuat s

memindahkan kamarnya tepat berada di sebelah kamar sang nona muda karena dirasa kamar ini jauh lebi

nyisakan celana Panjang berwarna abu-abu ya

itu telah menjadi saksi tiap darah yang pernah melumuri hausnya tanga

ah lama tak ia hubungi. Sedangkan tangan kan

dari seberang sana. “Apakah kau begitu bosan di sana

rang. Tak adakah seseorang yang kau benci di Londo

lagi pria di seberang sana terkekeh. “K

nuhnya. Namun, aku belum mendapatkan kl

argetku. Aku sedang di hot

yusulmu dan ikut berpesta.” Tangan lincahnya berhenti memaink

kau ada permintaan khusus? Aku akan den

ku ingin kamu memotong jemarinya satu persatu. Irislah se

y terlebih dahulu, Dex. Oh s

n sebelah alisn

ligus ke kamarnya. Aku menjadi tak yakin

kan mereka seperti mengusir lalat.” Dexte

a itu sudah lebih dahulu terkena serangan jantung

bayangkan tua bangka seperti James m

yang terperanjat kaget, menutupi mulutnya dengan tangan dan se

ng dada yang berdiri tak jauh darinya. Tubuh itu begitu terbentuk sempurna. Lekukan di setiap otot perut dan lengannya m

tengah memegang pisau. Pisau? Seperti kilat yang membelah malam, fantasi liarny

a privasinya diganggu dan nona mudanya telah

a itu semakin mencengkeram pisau yang ada di tangannya. Pikiran Vel

ipih tersebut. Kakinya melangkah menghampiri sang nona muda tanpa in

ak tahu kau mene

benar-benar tak sengaja. Namun, sepertinya itu adalah keputusan yang salah karena ketika sorot tajam itu bertemu deng

cepat berbalik untuk segera pergi, teta

ya. Ia berharap saat ini bukanlah akhir dari hidupnya. Meskipun ia

berada di kamar ini. Bukankah kam

milih menunduk dengan suara hampir berbisik karena ia tak yakin dengan kalimat

h di tangannya. Vello memejamkan matanya rapat-rapat hingga membuat sisi mata dan dahinya berkerut.

tentu aku tidak langsung masuk seperti ini,” imbuhnya lagi dengan tangan bergetar me

Vello yang membuat seketika tubuh gadis tersebut seperti

ga akhirnya terlepas. “Kau melupakan bukumu, Non

ibawanya. Dengan cepat Vello mengambil buku itu dan langsung

ngai yang terlukis di wajah tegasnya. Ia menikmati ketakutan dari gadis itu. Mungkin lain

*

ya ponsel yang ada di tangannya ke dagu. Menimbang sesuatu hi

saja?” Suara khawatir Russell la

ik-baik

Bukankan di London saat i

mai sekali.” Vello akhirnya memilih un

kafe menunggu seseoran

“Rush, mengapa kau memilih D

haannya sendiri yang merekomendasikan Dexter p

tah kenapa kalimat yang sudah di ujung lidah itu justru ia tel

a menyeramkan, Princesa karena dia bodyguar

ia tahu dan tidak sekonyol itu men

erebahkan tubuhnya dengan kedua tangan terbentang. Ia mengembuskan napasn

*

t di dalam dadanya. Sedangkan pria berbadan tegap itu justru terang-terangan memandanginya dengan wajah datar. Bukankah terbalik? Seharusnya Dexter seba

eman sekelasnya yang tak tampak lebih dari semingg

erada di tengah-tengah deretan bangku. Arabelle hanya

anya Vello sembari membenar

seminggu, ya ... aku baik-baik saja.” Arabelle b

dan meredam orang tuanya. Arabelle rasa ia akan mendapatkan masalah yang lebih besar jika ia menuntut pria tersebut. Tatapan dan seringai pria ber

jalani perawatan?”

aja! Kekasihmu itu hamp

pa kali. Apa ia tak salah mendengar? “

tawa sembari memandang remeh gadis di dep

da orang yang mempertegas dengan mengatakan hal itu padanya. Sementara itu Arabelle ber

liar seperti itu,” liriknya pada Dexter yang berdiri

Vello sukses menciptakan bebera

in aku akan menerjang dan menyeretnya ke ranjang.” Mata Arabelle ta

mencetak ototnya secara samar. Sementara bagian lengannya ia tarik hingga mencapai siku yang memperlihatkan lengan bawahnya. Sedangkan pada bagi

ia pria yang menyeramkan,” gumam Vello teta

ola matanya. “Yeah

gguh aku tak pernah menggoda Kenneth. Aku c

dua gadis itu bicarakan baru saja melewati mereka sete

i depan wajah. “Sudahlah lupakan hal itu. Aku hanya sedang

maksu

eth memutuskanku karena ia melihatku sedang bercumbu dengan kakaknya. Aku se

abelle. Ia merasa akan salah paham jika ia tergesa-gesa menelannya, tetapi sekeras

posisi duduknya menghadap depan. Mengeluarkan

*

i ketika berjalan keluar gedung jurusan. Entah apa yang dibicarakan sang nona deng

gadis yang tertutupi oleh rambut golden blonde yang terurai bebas, membuat rambut itu b

lok pada area taman dan menghempaskan bokongnya di

guard-nya. Tangannya sibuk mengorek isi ransel cokelat berbahan k

buhnya di pohon. Hampir seharian berdiri membuat kakinya begitu lela

musik memenuhi pendengarannya dari headset yang baru ia pakai. Sedikit banyak, musik

ikmati musik di telinganya. Ia melempar pandangannya ke sekitar area taman ketika s

tangan yang menunjukkan bahwa mereka sudah

senyuman. Mata itu terbuka perlahan, menatap langit diiringi oleh embusan a

padanya. Vello tersenyum ke arah Dexter, tetapi segera s

exter beberapa detik lalu padahal suasana hatinya sudah b

e Conti

a tinggalkan komentarmu ya. Segala info tentang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka