Pesona Ibu Susu Anakku
u kemud
nkan gadis yang tengah tertidur. Lantas dia pun mengerjapkan mata
on itu langsung membuat gadis yang bernama Jenny itu men
sakit
karang kamu pulang ke kontrakan! Kalau nggak a
, tetapi ada rasa bingung di otaknya.
ah ada yang mau men
hanya telat sebulan. Nanti
u sekali pun ... aku nggak suka!" tegasnya terdengar emosi. "Aku tunggu kamu sa
. tut
saja, dan tak lama seorang dokter wanit
t sore,
rsenyum lalu menaruh po
a dulu, ya.
ya
ndengarkan bunyi denyut jantungnya. Tetapi pandangan dokter
arnya, hanya saja basah ku
keluar banyak?"
a dadanya yang terasa keras dan nyeri. "Sakit
lur ke arah dada, Jenny hanya mengangguk kecil saat dia me
isa begin
nggak dikeluarkan,
Diperas terus dibuang?"
ri ibu susu untuk anaknya. Bagaimana kalau kamu saja yang menjadi ibu susunya? Biar air susu
usu it
nanti anak pria itu
menggeleng cepat. "Mana bisa begitu, Dok. K
n istri dari pria itu punya masa
akit." Jenny meraba dadanya sembari membayangkan mulut bayi y
eketika sendu dan tak lama air matanya berlinang membasahi pipi. "Lho, kok kamu nangis? Maafkan saya, Nona. Saya nggak ada maksud apa-ap
ngusap kedua pipinya lalu tersenyum kecil. "Kalau mema
rang itu, ya? Oh ya, kondisi Nona
tampak bingung. "Tapi aku nggak punya uang untuk biaya keluar da
ama suamimu, sudah lunas
ny mengerutkan
. Tapi kok ngomong-ngomong seminggu semenja
ok. Dia hanya orang y
, ya? Maaf ... say
ti di depan teras rumah kontrakannya. Dia terlihat heran sebab ada sebuah tas jinjing besar bermoti
!" seru seseorang dengan nada ketus. Suaranya terdeng
pintanya dengan nada memohon. Jenny merasa bingung tinggal di mana lagi, sebab hanya ko
kamu pergi saja dari sini!" cetusnya. Wanita paruh ba
gkah meninggalkan tempat itu sembari men
sempat memberikannya kartu nama papa dari bayi yang akan dia susui. "Tapi kira-kira ... menyusui bayi seperti itu aku dibayar
ng melambaikan tangannya pada angkutan umum yang bar
tetapi untungnya semuanya wanita. Jadi t
tu nama yang dipegang pada sopir angkot itu. Dia sendi
an jauh, mungkin Nona y
Pak. Asal sampai
erikan kartu itu pada Jenny,
*
mewah berwarna biru muda. Dia pun berjalan menuju gerbang ingin
ya dengan sopan. "Ap
sumbangan untuk pengemis," sela
dahinya, tak paham dengan ucap
baknya. Wajah pria itu terlihat masam
" Jenny menggeleng cepat. "
i dari sini. Saya sedang malas untuk meladeni pengemis seperti Nona," ujar