Birahi Janda Binal
menggenjot tubuh Alice dengan gerakan lebih cepat yang membuat pemilik tubuh dib
u ciuman nafsu, melainkan ciuman sayang yang Evan berikan pada bibir Alice. Alice membalas ciuman lembut Evan dengan senang hati. Bibir keduanya kemb
..mmmppphhhh...", suara l
rus...Aakkkhhhh...Aa
engan gerakan meremas payudaranya. Nafasnya kian tak beraturan disaat dirinya merasa akan segera mencapai orgasmenya. Dengan memosisikan tubuhnya kembali tegap, Evan memfokusk
PLOK!!
aakkkkhhh....kelauaarr....", erang Evan dan langsu
ek setiap dinding Vaginanya yang basah dan tanda-tanda orgasme kedua didap
hhh...bentar lagi... Bentar lagi....sssshhhhh....", erang A
HHH!!!! S
OP
CROT!!
sahi tubuhnya Evan meraih apa yang sedang ia kejar sedari tadi. Beberapa semburan sperma ia tembakan diat
ncapai orgasme keduanya hanya bisa mendesah menahan
a terasa panas. Rasa panas yang Alice rasakan dari semburan sperma Evan yang jatuh di perutnya men
UURRR
UAR LAGI SAYANG....AAA
gga tercetak besar area basah tersebut. Sementara Evan yang tengah menyemprotkan spermanya d
i tak ia hiraukan karna rasa lemas yang bercampur puas setelah ia dapat mencapai orgasmenya. Keadaan tak beda jauh dengan Alice, kini Alice hanya terlentang dengan naf
an menatap Alice yang ten
a yang terasa sepi", Alice memeluk tubuh Evan yang berk
ri mulut mereka. Hanya suara hembusan nafas puas setelah orgasme yang terdengar. Hawa panas yang m
a yang melihatku ada. Tak ada yang peduli, tak ada yang merasa khawatir demgan anaknya, yang mereka pentingkan hanyalah pekerjaan dan
ku anggap seorang pengganggu dan sok kecakepan merasa paling ganteng di sekolah dulu. Aku me
ang tuannya memilih untuk berpisah, Alice ikut dengan papahnya tapi karna papahnya selalu bepergian untuk masalah kerjaan Alice menjadi sering ditinggal seorang diri di rumah. Di tinggal sampa
ancar, apa yang ia inginkan dari seorang tua dapat ia dapatkan. Hanya beberapa bulan saja dan setelahnya baik mamah maupun papahnya tetap saja sama. Mereka lebih mementingkan pekerjaan mereka tanpa melihat
am hidupnya, justru yang ia rasakan adalah kehampaan dan rasa sepi. Ia hanya membutuhkan rasa di
u, Cuma semua perhatian, rasa peduli dan khawatir hanya ia dapatkan saat masa pendeka
h ia bisa mendapatkan hal yang ia inginkan selama bertahun-tahun. Evanlah yang membuat dirinya benar-benar terlepas dari masa kelamnya. Pria itulah yang mengub
n candaan garingnya selama dua setengah tahun ini dan pria ters
ng kamu, yang. Tetap be
menjadi. Ini pertama kalinya mendengar Alice menangis sampai seperti itu. Evan berpikir apakah dirinya melakukan kes
hhhuuuu....hi
bercampur khawatir serta takut tak tau harus berbuat apa, ia akhirnya mendiamkan Alice untuk meluapkan semu
Alice yang kini hanya terdengar suara sese
man yang mulai ditunjukkan kembali dari kedua su
ebuah tisu. Evan ambil beberapa lembar tisu dan ia gunakan untuk membersihkan ceceran sperma miliknya yang ada di atas perut Alice. Ia l
ebut tertidur dengan wajah puas serta senyum yang mengembang di bibirnya. Evan yang melihatnya ikut terse
bantal dan setelahnya Evan ikut terlelap tidur me
!! T
upinya. Pandangan Evan beralih ke samping tempat Alice tertidur sesaat setelah ia kembali tenang dari tangisnya. Tak ada sosok Ali
tanya Evan dengan nada
od nasi padang kesukaan kamu nih. Kamu mandi dulu gih, habis
kul 19.28. "Cukup lama juga gue tertidu
pkan makan malam untuk mereka makan. Evan memeluk tubuh Alice dari bela
lice sambil memandang Evan yang sudah melepaskan pelukannya
r kaya ga punya dosa gitu. Buruan masuk kamar mandi ter
juga kamu main gan
u. Hahaha...buruan mas
mu loh", sambung Alice sambil mendo
ana?", ucap Evan dar
as Alice bangkit ke arah lemarinya untuk men
penis Evan terlihat dalam keadaan setengah berdiri kembali. Saat Alice menyodorkan tangannya yang terdapat handuk pada Evan, Evan meraih tangan Al
hihihi...", ucap Alice mendorong tu
masa tega liat aku ke s
buat lepasin dari siksaan kamu itu", ucap Alice da
un guling yang basah oleh keringat mereka beserta dengan seprei yang basah oleh cairan orgasme Alice yang mengucur deras. Selesainya beberes, mereka duduk berd
gemil terus. Heran aku sama kamu, yang. Makan terus ngemil ma
a takut kaya wanita lainnya. Takut g
ngkin karna aku wanita spesial yang hanya ada beberapa di du
ong. Hahahaa", canda Evan
i dzolimin", ucap Alice sambil memasang wajah mela
tu loh. Cuma kalo emang mau kaya mamah kamu, aku harus sedikit be
na dirinya harus pulang ke rumah karna kakeknya malam ini akan datang. De
emput kakek di terminal. Aduh, mati aku kena
asa bersalah, Evan meminta maaf pada mamahnya karna dirinya lupa akan hal tersebut dan dibalas santai oleh Widya dari balik telepon. Kar
di rumah. Mamah pasti udah nunggu
aku mau pake jake
an dengan terburu menyalakan motor dengan Alice membonceng dibelakangnya dan langsun
pat lain di waktu ya
I
ng akan datang berkunjung. Sebenarnya tugas menjemput ayah mertuanya itu tugas anaknya, Evan. Cuma be
u di ruang tunggu terminal. Bus yang mengantarkan ayah mertuanya sebenarnya sudah sampai dari setengah jam yang lalu, namun karn
l kok. Widya lagi jalan ke ruang tun
terputus. Sementara setelah Widya selesai den
annya dijemput malah disuruh nunggu sampe setengah ja
ng makan kontol sama peju kita. Bu Widya ke terminal buat j
menemui ayah mertuanya dan berjalan, n
pain sih?", ta
mpe kita gilir lagi juga jangan salahin kita kalo nanti bukan hanya 6 orang, bahkan bu Widya bisa digili
KKHHH
atau lewat depan terminal jangan lupa mampir. Nanti kita bi
ggu sedari tadi di dalam ruang tunggu terminal. Sebelum dirinya berjalan terlaku jauh dari keen
uh ibu jangan sampe sakit. Terutama toket, lubang pan
sa bertemu kembali den
nya telah dipakai oleh 6 pria terminal. Dirinya sangat kesal, sangat benci. Tapi sebuah perasaan tak bisa berbohong bahwa dirinya menikmati setiap perla
sa merah, benci karna di anggap sebagai Pelacur oleh mereka pun juga membuat perasaan lain pada tubuhnya. Rasa menikmati saat dengan bergantian ataupun secara bersama menikmati lubangnya dengan
an di katai sebagai Lonte oleh mereka. Sadarlah Widya, sadar", batin Widya mengatai
", lanjut Widya sambil terus b
enetes membasahi celana hitam yang ia pakai. Hanya saja waktu yang terjadi malam, sehingga hal tersebut tak menjadi perhatian orang-orang yang be
lirih Widya di
ambu