Mr. Aaric & Lily
̴̴̴͡.̮
amn
an Aaric esok. Lalu Lily menyingkirkan selimutnya dan bangkit dari tempat tidurnya, kemudian dia berjalan menuju meja belajar dan mengambil dompet m
mpur sebal. "Kenapa si kamu harus mencari aku?!" tanyanya kepada foto Aaric, "kamu
a dia tidak akan berani melakukan hal itu. Hanya melihat gambar dirinya saja sudah membuatny
ainya saja di Paris dia bertemu dengan ayahnya, dia tidak akan nek
ya masih belum tahu jika ibunya telah pergi bersama Tuhan. Ibunya begitu setia menunggu ayahnya bertahun – tahun dan tidak pernah mengeluh ketika m
an dirinya sebentar untuk ke pemakaman ibunya, dia meminta maaf kepada ibunya karena tidak bisa menemukan ayahnya di Perancis. Dia meminta maaf sambil
amarnya. Ada rasa marah kepada ayahnya dan kadang kebencian terlintas dalam benak dan hatinya, tetapi
tuhkanmu pa...," isak
perti dirinya? Jika ayahnya merindukannya, ayahnya tidak ak
an dia menyelimuti seluruh tubuhnya dan menangis di
̴̴̴͡.̮
kanny
ut panjangnya, lalu merapikan poninya yang menutupi dahinya. Jantungnya berdebar kencang. Dia memutuskan untuk menemu
dalam hidupnya. Sekalipun pria itu akan menjebloskannya ke penjara, dia akan berkata jujur kepada pria itu, tentang alasannya m
u nak!" seru nenek
kesayangannya di atas tempat tidur. Tidak lupa juga dia membawa dompet milik pria itu. Sebelu
h selesai sarapan, dia berpamitan kepada neneknya beralasan untuk pergi beke
nya Lily heran. Tumben sekali sahabat
ly, "ini adalah alat kejut listrik, jika pria itu menyakitimu kau bisa menyakitinya dengan be
kepadaku...," ucapnya dengan hati senang, dia pikir Mia
dungi..., aku akan menjaga nenekmu har
ri hadapan Mia, dia beruntung mempunyai sahabat se
̴̴̴͡.̮
tara
embuat tubuhnya yang berotot terlihat jelas, dia memiliki perut yang terdiri dari enam kotak itu. Di sana berjejer kemeja dan jas. Lalu dia memilih salah
ar apartementnya. Senyumnya mengembang tipis ketika pelayan wanita muda yang mengurus
a itu datar dan meneguk se
adalah suatu keberuntungan untuknya. Jika saja dia bukan pelayan, sangat di pastikan dia sudah menyatakan
partement, dia berjalan menuju keluar lobby apartement. Di sana supirnya sudah menunggu di depan mobil mewah mi
̴̴̴͡.̮
lobby kantor. Jantungnya tidak pernah berhenti berdegup kencang, sepanjang jalan dia terus berdoa kepada Tuhan aga
Bukan hanya bangunan, dekorasi di gedung perkantoran ini terlihat sangat mewah juga. Berapa dana yang dihabiskan
a, dia merasa tidak percaya diri datang ke tempat ini, apalagi dengan penampilannya seperti sekarang ini. Penampilannya saat
onis dengan ragu, dia tersenyum ket
dengan Presiden Direkur perus
" tanya pegawai resepsion
gawai itu mengambil surat itu tanpa melepaskan pandangannya dari Lily, dari tatapann
tu setelah selesai menelpon, "sebelum itu saya meminta KTP an
genal dan menjepitnya di sela kancing kemejanya. Setelah itu dia me
*