Loving Because Baby
rambut panjang itu mendesah pelan, lalu segera
seekor anjing yang selalu menjadi penjaganya selama ini. Saat menemukan Noni di sebuah perkebunan luas, yang kala itu menguarkan aroma tidak sedap karena dia sudah terjebur ke dalam selokan
nsan yang kini bera
ahu siapa yang datang dia kembali memalingkan wajahnya. Sudah tidak aneh lagi dengan kedatangan keduanya
oran yang berserakan di atas meja, tepatnya dekat beberap
dia lama sekali berpikir. Wanita itu juga melirik ke arah kekasihnya yang tampakn
at Ullya kembali membuang pandangannya ke sembarang arah. Dia sepertinya tampak kesal pada s
erjalanan, tanpa sengaja melihat brosu
ah ahli dalam berbicara, setiap kali ada yang tengah bersuara menyampaikan uc
engedipkan sebelah matanya bagian kanan ke arah kekasihnya. Dia
nita itu sudah mulai tertarik dengan pembahasan sahabatnya. Kedua matanya meny
kalau pun kamu ngelamar ke sana, enggak tahu juga deh diterima atau pun bisa jadi langsung ditolak."
a dia juga merasa kesal pada sosok Jessi yang ter
nya dengan lembut. Anjing itu masih belum terlalu dewasa, bukan bayi juga. Kalau b
gnya gitu b
juga kamu sesuai kriteria mereka." Perkataannya membuat Ullya tanpa sadar menggenggam tanganny
alamat kantor
itu kan lulusan sederajat, masa iya anga
ngan apa yang dikatakan oleh sahabatnya. Dikiranya lowongan kerja yang diberikannya itu sesua
dari sahabatnya, hal itu membuatnya merasa mala
Jatiluhu
ersebut memang ada banyak sekali pabrik juga perusahaan besar. Hal itu membu
ew dan memberikan lamarannya?
gi. Harus datang tepat
abatnya, Ullya mendorong keduanya un
pakan kekasih Jessi. Dia mengernyit dahinya h
samaan dengan ucapannya itu, Ullya menutup pintunya den
a Ullya, dua insan itu sali
pada umumnya, Baby." Saat mengatakan
kekasihnya lebih dulu agar jarak mereka t
upakan kita berdua sebagai sahabatnya karena sudah memberikannya pemberitahuan mengenai persoalan loker itu." Jessi terkikik geli saat mengatakannya. H
mbuat pikirannya terbuka jauh sampai ke sana. Akan tetapi, Jessi justru begitu pandai be
duanya terkejut karena keberadaan sosok sahaba
at keduanya lega, artinya wanita itu tidak mendengarkan percakapan mereka. Padah
embali menjawabnya. "Seperti biasa yang ka
i masuk lagi ke dalam rumahnya, menutup pintunya l
pelan. "Huft, enggak tahu teri
mati uang hasil PHK di tempat kerja sebelumnya. Tentu saja me
i kinclong. Hingga beberapa alat makeup yang sudah mulai mengering, ada pula tinggal bubuknya karena dia
enjadi pertimbangan untuk perusahaan mereka." Wanita itu sudah sangat perc