TAKDIR CINTA LALITA
ntuk akad nikah ka
hadapannya. Kebaya dengan full payet itu khusus dia buat
tangkan kedua tangannya lebar-lebar, berharap bisa
gin kesukaannya. Minuman bercafein itu memang telah menjadi sahabatnya setiap kali harus
.. t
apan ke arah tembok kaca yang m
i..
epat, terpaku sejenak saat melihat pria tinggi t
ya sudah
pat, menyadarkan kembali otaknya b
olas itu menunjuk ke ara
. itu kebay
ambil
ri kursinya. "Lho, kok mas Nicho yang ambil,
jadi aku aja yang bawa kebaya ini ke apart
iri. Selama ini dia tahu bahwa Nicholas memang sangat mencintai ka
a lepasin dar
arah manekin, membawa tangannya dengan sangat h
terlal
Ini udah ha
mu mak
oleh, mendapati Nicholas
ya karena pekerjaan. Jangan seperti itu terus, kasi
hangat mulai menyebari wajahnya
gusap bawah mata Lalita lembut,
as dengan benar saat ini, bahkan d
ok malah
a. Dia kembali mengerjap cepat, menarik nafas dalam-dalam
nnya yang gemetar. Sesekali dia melirik ke arah Nicholas yang saat ini duduk di salah satu sofa se
ta memberikan kebaya
bari menepuk bahu wanita itu pelan
mbari mengangguk, terlalu takut menatap
, aku bal
ke arah pintu. Dia mendesah panjang, merutuki perasaannya yang ma
am yang seolah menyadarkannya bahwa waktu bekerja telah
n memasuki mobil yang terparkir di halaman butik. Se
ga mau pulang," oceh Lita deng
ta.
endengar suara ayahnya yang seper
a... kakakmu k
n jantung yang seolah berhe
tis di rumahsak
sana sek
*
ti yang dikatakan oleh resepsionis di depan. Ternyata di sana sudah
ita dengan mata memburam, menatap ke ar
han otak yang serius," jawab papa
, tapi ternyata kondisi Viona masih sangat kritis,
ulutnya yang terbuka, mendadak mer
jelasan lebih lanjut dari dokter," kata bu
ante?" tanya Lalita dengan a
i dalam, dit
oleh ma
atakan saja pada perawat kala
nya dia ditahan oleh salah satu perawat, tapi dia menggunakan nama Utari At
rpaku saat melihat Nicholas yang saat ini duduk di tepi ranjang, menggenggam tangan kakaknya er
t Nicholas saat ini. Dia menatap sendu ke arah Viona yang terbaring lemah di sana, tampak
ada kursi di sana, ikut menggenggam tangan Viona yang
a, berimbas pada air mata yang kembali me
alam kondisi mabu
ke arah pria itu. Dia bisa melihat mata N
jemputnya," tambah Nicho
" balas Lalita sembari menahan is
yakin, kak Vio pasti bisa cepat sadar. Dia pa
ak b
eh, mendapati bu Utari yang be
a Nicholas dengan mata
mpaikan hal penting pada
jari telunjuk pada wajahn
terbaring tak berdaya di atas ranjang rumahsakit. "Kata dokter, otak
Lalita dengan ba
n dia akan bangun atau mala
tatapan tajam. "Viona pasti b
enyum miring. "Kehormatan keluarga Atmadja dipertaruhkan di s
in kehormatan! Di mana hati nurani mama
kembali menatap ke arah kakak beradik di hadapannya. "Mama datang
Tante?" Lalita menger
a lembut, "maaf kalau Tante harus berbicara langsung padamu, kare
di wajah Nicholas. Otaknya berjalan cepat, membayangkan spekulasi menyakitk
nikahan ini akan tetap berlangsung karena semua sud
hela nafas lega. Namun, kalimat selanjutnya ben
menjadi pengantinnya,
contin