TAKDIR CINTA LALITA
n tinggal
k Nicholas dengan wajah lelah, karena dia langsung diba
kamarku," ucap Nicholas dengan wajah dingin. "Kamu
n lagi ucapan pria itu. Dia sangat tahu kalau Nicholas tidak mungkin mau
pa di
s," jawab Lalita d
rharap sebuah malam p
nas yang membuat wajahnya merona. Dia tak bisa berkata-kata, apala
ta.
Nicholas menarik dagunya lembut. Dia bisa melihat mata dengan
ucapanku setelah a
un, apalagi saat sekarang matanya telah terjerat pada bibir meng
jangan berharap untuk bisa mendapa
yang harus ditanggungnya sendiri. Dengan berani, dia menepis tangan Nicholas yang masih
atu langkah. "Bagaimana pun juga, aku tidak akan membencimu. K
engusap kepala Lalita lembut. "Sekaran
jawab Lalita den
arus p
berkerut sam
lu tahu, dan ja
, lalu berjalan menaiki anak tangga sembari menenteng koper kecil miliknya. Kaki Lalita melangkah menyusuri lantai dua, berhenti di
elihat kamar milik suamiku s
ng ujung, meninggalkan koper tetap di tempat. Dia membuka pintu kamar tersebut, langsung disambut oleh aroma khas dari
gkah masuk ke dalam. Dia langsung mendapatkan jawaban dari pertanya
gaun tersebut sinis. "Bodoh, sudah pasti kak
un merah menyala itu, meremas dan mendekatkan ke wajah. Aroma parfum cuci
tidur bersama gaun milik Viona karena mungkin sangat menginginkan kakaknya
mulai bangkit dari ranjang, melucuti bajunya sendiri dan mulai memakai gaun merah menyala itu. Dia berdiri di depan cermin yang ada
ja, dan kaos oblong saat di rumah. Dia terhitung sangat jarang
as Nicho mau melirikku?" bisik Lalita dengan ta
bantal, mencoba membayangkan kalau saja Nicholas ada di sisinya. Di tengah kehaluannya, mendadak rasa kantung menyerang, ditam
*
ua bisa jadi sepert
. Dia terlihat begitu berantakan, dengan wajah memerah karena terlalu banyak meminum
rharap bisa mengalihkan kesedihan dan kemarahan. Namun,
an mata yang sudah berkunang-kunang. Dia mendesah kasar sembari melepaskan
a sudah sangat lelah. Dia hanya ingin segera tidur, dan bisa terbangun
s Nicholas denga
tanya terpaku pada sebuah tubuh indah yang terbaring di sana. Sontak tubuh Nich
ah Viona. Dia tersenyum lebar dengan mata berkilat senang, apalagi saat mendapati tubuh ind
belakanginya. Dia memeluk tubuh itu erat, mengecupi tengkuk Viona sembari bergum
kit saat menghirup aroma tubuh Viona yang begitu menggoda. Dia membali
a menghilang seketika. Sesaat dia merasa begitu panik dan ketakutan, membayangkan bahwa ada seorang pria y
gat menyukai bib
kembali melumat bibirnya intens. Dia merasakan gelenyar gairah yang menyebari seti
asah itu dengan tarian yang menggoda. Dia hanya bisa mendesah ketika bibir Nicholas sud
.. Ma
nya, memainkannya sedikit kasar. Ini adalah pengalaman erotis per
s, meninggalkan tubuh polosnya yang berhias semburat merah ka
buh indah itu. Dia kembali menindih tubuh Lalita yang dianggapnya sebagai Viona, menenggelam
akkan miliknya pada inti sempit di bawah sana, tapi ger
ertahan, antara menahan perih di
k. Saat itu lah kesadarannya kembali seketika, membuatnya se
s saat melihat wajah Nicholas yang tampak begitu kecewa. Namun,
u tidak bisa be
cont