Wanitamu Canduku
A
y re
***
putih, rumah ini lebih besar dari pada rumah Berta. Rene mengikuti langkah Farhan menuju
l sebuah kotak berwarna biru. Ia yakin di dalam kotak itu a
untuk kamu,"
asih
sederhana yang manis menurutnya. Wanita itu tidak berlebihan
ung, rasanya pasti enak," ucap Rene, ia menatap iris
London?" Tanya Rene, ia m
ma, sejak l
ceritanya mas?" T
-jalan lagi ke sana kemari. Mungkin mas dari Asia, mereka memilih mas untuk bergabung bagian dari mereka. Waktu itu target pasar mereka ke Asia. Target mas masuk, ke India, Vietnam, Thailand, Filipina, termasuk Indonesia. Selang berapa tahun, mas capai target. Pencapaiannya lumayan, karena di terima dengan baik. Per
kantor pusat n
isa buka link resminya
ap Rene ber
anan kerja, ya jangan harap bisa seperti ini. Apapun kerjaanya, kalau di kerja kan deng
nya di London?"
iah di Univer
ng mas tingg
as kerjanya di s
i banget," ucap Rene dari tadi ia memperhatikan rua
ang ke dua. Nela sekarang lagi ke koas di Harapan Bunda, jadi enggak bisa hadir di acara
tikannya dengan intens. Rene tidak tahu apa yang ia lakukan, saling
kencang, ketika Farh
mau apa," uc
lihat
wh
an lagi, ia memeberanika
enelan ludah, menatap wajah Farh
di
tubuhnya terkurung di sisi meja. Ini kali ke dua, di pertemuan awal ia sudah melakukan kecupan bersama seorang laki-laki. Ia sempat berpikir, apakah laki-laki
Sekarang Rene tahu, bahwa lumatan Farhan lebih tenang, dibanding Tatang yang menggebu-
ke dua kalinya, ia di cium laki-laki secara bersamaan di awal pertemuan. Sumpah sekarang ia seperti wanita yang haus
Rene, ia menyun
a suasana,"
tangannya suasa
Rene, lalu turun dari meja
tnya ke belakang. Suasana semakin gerah, efek ciuman itu. Sementa
malam," ucap Rene memberi alasan, ia me
ik itu bersemu merah, ia lalu merangkul b
sama mami,"
ya
Ia sebenarnya bingung ingin ngapain, maunya sih menolak, tapi ia tidak
***
ante," ucap Rene, meme
ng malam gini," ucap mami Farhan,
k tante, lagian en
tante takut kenapa-kenapa di
sa aja. Jam segini sih, ia baru keluar sama Berta
, tenang aja. Di jalan ma
ini sudah larut
biasa kok tante
ng antar," ucap bel
mendengar itu. "Yaudah aku a
mas
itu, memohon pengertiannya. Ia tahu bahwa Farha
il loh mas, mas pak
ikuti kamu dari belaka
ia tersenyum kepada wanita separuh baya
ekarang ya tan
ti di jalan," u
**