Istri Mungil sang CEO
sarannya lebih lama. Eliza tiba-tiba datang ke toko roti tempat dia bekerja tanpa pemberitahuan, disangkanya sahabatnya itu
riana setelah Eliza selesai meneguk minuman yang dikasihnya. Gelengan lemah Eliza
engatakan se
Ariana heboh bukan main, sahabatnya ini orangnya sangat amat tidak bisa mengendalikan
nya benar-benar menunjukkan kalau dirinya saat ini sedang frustasi
Ariana yang masih belum bisa mencerna ucapan dari
h terasa dingin. Lalu tatapannya kembali menatap
ang sudah bisa ditebak oleh Eliza, gadis itu berdiri dari duduknya saki
cicit Eliza dengan pelan meraih lenga
nak setelah melihat beberapa orang yang melihat ke arah tempat mereka. Para pengunjung tok
i Eliza, memepetkan tubuh mereka sedekat mungkin dan m
n Tuan Bernard. Pria yang seumuran Ayahku, Ar." Setetes air mata perlahan jatuh dari mata Eliza dan sesaat kemudian dia merakan tan
anya, gadis itu diperlakukan layaknya pembantu oleh keluarganya. Tidak ada
jangan sungkan dan merasa terbebani, oke?" Eliza mengangguk semangat,
engatakan kepada orantuamu kalau kau tidak pantas menikah dengan pria paruh baya itu," ujar Ariana den
reka tidak mau mendengarku, yang mereka pikirkan hanyalah hutang, u
aku akan ikut bersamamu, kita akan pergi dari ko
ibatkan sahabatnya ini. Eliza tidak mau menyusahkan dan membawa kesengsaraan bagi sahabatnya hanya demi dirinya. Lagi
ah pasti bukan orang biasa dia pasti punya kuasa menyewa orang untuk menangkap kita. Aku tidak mau kalau sahabat satu-satunya yang aku punya ikut terseret
dan aku tidak keberatan kalau susahnya itu sama kamu," celetuk Ariana yan
anya Eliza dengan was-was. Dia reflek menjauhkan kursi ketika menangkap s
dari Eliza, dia hanya bercanda. Menurut Ariana sahabatnya ini sangat
*
meja makan melainkan di dapur. Tepatnya duduk di lantai dapur tanpa beralaskan apapun. Sembari menyuap asi ke dalam mulut, Eliza
alam hati memikirkan nasibnya ke depan, dia takut menjadi gelandangan tidak jelas di lua
edak makanan yang dia kunyah, dia terbatuk-batuk sembari
au denga
mar
. "Iya Ibu sebentar," serunya dengan suara
egera
t meninggalkan makanannya yang masih banyak di piring, dia b
dah rapi dengan dandanan yang cukup wah
yang kemudian mengibaskan rambutnya yang sudah tertat
ah pesta dan pastikan kunci pintunya Eliza
ag barang-barang di sini lebih berharga daripada dirimu." Setelah mengucapkan kalimat pedas itu Ibu melenggang pergi di
ih mau ke pesta setelah makan malam? Mungkin mereka han
iza melirik keluar dan suara mobil orantuanya yan
*