Dinodai Kakak Angkat
bisa basah-b
i sudah dikagetkan dengan keberadaan Yugo. Bukannya men
ain, Bang, ada di rum
a pulang." Yugo memperhatikan Junior dari ujung kepala sampa
ke kolam, nggak tahunya
kai kolam renang ki
t. Itu kolam setiap hari dibersihin, disteril, nggak ada y
rumah. Tapi, yang jadi masalah adalah mama. Gimana kalau
ri di rumah memang
idung. Junior susah se
Mahes ke sekolah. Sebenarnya ada mobil dan juga sopir yang bisa mengantar Mahes setiap hari ke sekolah, tapi lant
ntuk menunggu di depan gang supaya tidak ketahuan ibunya
, Ma
Alisnya bertaut karena melihat junior
Jun
menyiapkan helm di tangan. "Nih, pakai!" Dia me
sudah dikasih uang on
bela-belain nih nunggu di sini 15 menit, digodain sama be
ya nggak minta
n lo hampir masuk angin gara-gara jatuh di kolam, gue jadi
k masalah kok,
" Junior mendengkus. "Naik, buruan!" Dia memajukan
gadis itu mau juga. Disuruh pegangan,
h ya digonceng c
uga ini saya mau
un, santai aja. Gue ngg
h sembarangan dekat dengan laki-laki. Apalagi pria di kota. Mereka
ntuk penyesalannya untuk tindakan kemarin. Setiban
rima kasih, Mahes lan
n adik angkat ke sekolah. Mungkin ini yang dinamakan jiwa kebaikan dalam dirinya telah ba
ng sudah kaya raya, tampan, dan baik hati. Pas
ngga Junior pada
ang tadi sempat melihat dia diantar dengan Jun
laki-laki jadi takut kalau itu adalah kekasih Mahes sehingga mereka tidak punya kesem
lalui perantara Mahes, yang laki-laki masi
Seperti biasa, dia harus buka sepatu lebih d
rmulir yang terjatuh di lantai. Takut itu benda penting, dia pungu
ng kamu
rikan karena merasa bukan miliknya, tiba-tiba Junior dari atas tangga mem
menoleh ke belakang. Untungnya Junior bisa bergerak cep
, 'kan, tadi say
ntuk ikut kegiatan ekstrakurikuler." Jantung Mahes berdetak cepat kar
ksa sendiri apa yang ada di tangan gadis itu. Tapi, asih mala
berharga daripada mengurus Mahes A
s untuk memberikan formulir yang d
etika Mahes bisa mengembalikan formulir itu ke tangannya. Sungguh laki-laki itu m
n dia selama satu minggu ke depa
ah dia bekerja sebagai dancer dan kadang-kadang sering membuat
sebatas hobi. Sementara orang tuanya sangat mengharapkan Junior bisa kuliah de
tannya adalah untuk bebas mengikuti apa yang dia suka dan formulir ini kalau sampai ketahuan bisa-bisa mimpi
e." Junior menyimpan hati-hati. "Ini
pun tidak paham dengan
ata-kata ini. Suatu saat apa pun yang terjadi kala
an pernah sungkan
ya ikhlas. Jadi, Kak Junior ng
mengangkat bahu. "Gue yakin kok, su