Dinodai Kakak Angkat
is dari sahabat Pak Sudib
ja menyangka bahwa dia pembantu memegang kepala. "Astaga, ja
arusan, apalagi dia tidak kenal dengan siapa
ak bungsu di sini. Satu-satunya orang yang paling
tidak jelas, dari kulitnya tetap terlihat berbeda. Dia bersih dan juga terlihat lembut, sementara Mahes hanyalah gadis kampung.
pa dirinya. Dia hanya menyimpulkan senyum kemudian tanya, "Jadi,
deh, kalau gue kira lo pembantu." Dia jalan sendiri mengambil minuman di
ngkat mereka tadi Mahes langsung pergi
setelah menaruh gelas dan juga botol minum kem
nya dengan bahasa tubuh b
ncang kamar di atas tuh ada lebih satu. Kayaknya dia su
ngan sedih-sedih terus, mungkin ini udah takdirnya. Gue bisa jadi teman yang ba
ah hura-hura dan bersenang-senang di dunia malam se
tuk tinggal di sini, hanya fokus untuk sekolah dan mendapatkan pendidikan y
idak berani menjawab apa-apa. Dia han
kayaknya kena sindrom gagu. Dari ta
at dia tidak menyadari kalau
Junior ke mana
unior membujuk pembantunya. "Laper nih
sudah 3 hari nggak pulang, jangan-jangan udah mak
sama sayur, Den. Biar sehat!" Ur
begitu. Rasanya otot-otot yang ada dalam
kesal. "Justru karena kebanyakan m
k mienya ditambahin sayuran sama makan
ada pengaw
asa sekarang sudah ditambahin nutrisi pakai alasan ada pen
tunya yang sudah bekerja selama lebih dari 10
e. Tapi, jangan lupa makan
sembari menunggu Asih menyiapkan makanan untuknya. Tapi
kamu, Junior, bar
salah di rumahnya. Tidak pulang dicari,
i. sebenarnya kalau pulang
rasaan ini. Kemarin bahkan kamu sengaja nggak mau datang di pertemuan penting keluarga kita, Jun
suka dengan acara itu. Apa sih, kumpul-kumpul kayak gi
yang lain bisa nyaman b
k bisa sem
u sudah umur 20 itu berarti bukan
p saja kamu tuh cuma a
apan aku bisa dewasa dan kapan aku
omongin sekarang. Lain kali jangan pern
rharap Junior bakalan datang
kepala Mama sakit!" Amarta memijit
Ibu jangan marah-marah dulu, ya. Kasihan Den Junior baru pu
u yang terlalu manjain anak saya! Lagian kamu tuh nggak sadar atau g
-apa, Ma. Junior memang
engepal tangan hingga tidak bisa bicara apa-apa
alu keras begitu. Ibu itu sebenarnya khawatir dengan
ak, Bi. buruan Nanti Junior keburu mati kelaparan."
ia bisa lebih tenang seka
g. "Tahu pula
ng atau nggak, itu nggak ada urusan dengan lo. Yang tanggun
a terlalu lembe
cari perhatian ke mama, turutin apa yang dia mau dan bakalan dinobatkan seba
u saja, sudah penat berdiri den
anak angkat papa?" Yu
, bar
, gimana di