Sweet Sin
ra berteriak pada kekasihnya yang tengah berp
kr
be, kerja bag
erkompromi untuk sekedar membalas pelukan dari kekasihnya sekaligus fotografe
anya menatap ke netra Pinat yang tampak redup, belum lagi kantong matanya
eduanya-kameranya- dari lehernya, bersiap-siap u
ang sendiri, lagi pula kamu masih ada s
rai keperakan itu menatap memohon kepada wani
s pipi kemerahan bayi besarnya. "Aku juga butuh untuk istirahat, satu sesim
ra menatap Pinat dengan
t. "Yeah, I promise babe," bisiknya sensual tidak lupa untuk
n bibir penuh dan kenyal kekasihnya. Kalindra meraup kasar
h,
adu, saling berbagi kehangatan. Bertukar saliva dan mengabsen satu persat
mbalas tatapan tajam Kalindra dengan mengusap bibir basah
kilatan nafsu. 'Tahan atau tidak sama sekali Kal, Pi
lindra mengangguk,
baby
*
juga benar-benar sangat menguras tenaganya. Belum lagi bayi besarnya yang harus ia beri nutrisi dan vitamin setiap malam. Hari ini ketika
ma itu menatap tajam pada pria bertato yang baru s
at, mendengus, kemudian melanjutkan langkahnya setelah memberi kode pada bawahannya yang rupany
a laki-laki itu. Tidak ada yang pernah menatap Pinatra Sènt
i bertato itu keluar. Kumuh dan gelap, tapi Pinat yakin beberapa saat
gang tersebut. Semakin mendekati ujung, semakin jelas pula suara rintihan itu. Semakin
rinya bahwa ke-enam laki-laki tadi
go
bersandar di tembok kumuh gang samping kantornya. Dengan
a hijaunya menatap sayu Pinat. "Get
i yang berada di dalam tubuhnya memberi sinyal untuk meninggalkan pria itu-membe
angkul pria itu, berusaha mengangkat tubuh pria itu un
at yang berada di bahunya. "atau kamu bena
s membentak, "Tapi lakukan itu nanti, biarkan aku membawamu ke rumah sakit, set
tan Pinat yang tampak redup. Seolah-olah perempuan di hadapannya ini menanggung segala
erkerut perempuan itu menatap bingung ke a
atanya mau me
embawa pria ini ke ranjangnya-- eh, ranjang rumah sakit m
*
memilih memecah keheningan setelah beberapa meni
lfa
yang mengaku bernama Yalfa yang seketika membal
lmu. Kalau tidak keberatan mungkin
gkap dengan jelas apa yang laki-laki itu ucapk
ama yan
body juga bi
saja. Rasa lelahnya tiba-tiba menyerangnya lagi, membuat Pinat tidak fokus menyetir unt
sh
jauh lebih sakit di bawah sana. "Hentikan mobilnya, biar saya y
bisa aku lupa mem
dalam hati, "Sorr
Pijat dengan tatapan berhasrat, ia b
t for me?" bisi
eduanya sudah saling beradu lidah sete