Beautiful Pain
warna merah muda motif daun kecil yang membuat Audrey tampil begitu cantik. Rambut pirang Audrey terjuntai membukau. Mata abu-abunya cerah dan memesona. Bibir mewah mudanya telah dipoles oleh li
gaun yang sama seperti ya
er singkat dan raut
ulang. "Padahal tadi aku ingin sekali menemui Paman Marco, Xander. Harusnya kau tadi
rmu pulang. Kalau kau ingin mengurus pernikahan kita, kau urus saja. Jangan memintaku untuk ikut a
dengan tatapan mata yang berbinar bahagia. "Kita akan menikah, Xand
au sudah tahu kalau dua minggu lagi ki
Audrey menatap dalam manik mata cokelat Xander. Tatapan
atapan pria itu menatap Audrey dengan tatapan dingin menahan rasa kesal terbendung dalam dirinya. Pertanyaan yang
Terpenting Xander mau menikah dengannya. Detik selanjutnya, Audrey melompat memeluk leher Xander. Ref
osi kala Audrey melompat dan nyaris jatuh. Hal yang paling Xander tak su
y tak memedulikan ucapan Xander. Wanita itu mengecupi bibir Xander lembut. Sedangkan Xander hany
engantarmu pulang." Xander men
nder. "Aku tidak mau langsung pulang
Audrey!" t
saja, Xander. Tidak akan lama. Aku ingin maka
ak akan lama. Kalau kau lama, aku akan meninggalkanmu
n kecupan di rahang Xander. "Aku
*
rey untuk makan siang bersama. Kedua insan itu duduk di kursi meja makan di dekat
alkohol. Tepat makanan sudah terhidang, Audrey lebih dulu menikmati makana
Aku ingin pernikahan kita benar-benar sempurna, Xander," seru Audrey dengan senyuman di wajahnya. Benak Audrey sudah membayangkan pernikahan seperti putri raja. Dekoras
aja," jawab Xander a
al di mana, Xander? Apa kita tinggal di ap
rumah baru setelah kita menikah," jawab Xa
"Ah, ya, satu lagi. Kita akan
. Banyak project yang sedang aku
er ta
Jangan banyak menuntut sesuatu hal yang kau jel
waan. Impian Audrey bulan madu indah dengan Xander tak terwujud. P
saja nanti dia dan Xander akan bulan madu setelah Xander sudah tidak terlalu sibuk. Lag
kita harus bulan madu." Audrey memeluk lengan Xander, dan
melihat orang lalu lalang berjalan di trotar. Dan tiba-tiba tatapan Xander tanpa sengaja-menatap sosok wanita berambut
tika raut wajah Xander berubah. Matanya menajam kala dirinya yakin siapa wanita yang ada di seberang jalan. Detik sel
Audrey yang memanggilnya. Xander terus berlari meninggalkan Audrey di restoran sendiri
n raut wajah yang sedih. Ingin sekali Audrey menyusul tapi dia tidak b
*
e Con