Diary Naya
ki langit, cahayanya terang benderang menyoroti bumi menembus daun-daun pepohonan yang tumbuh su
dan juga alarm yang terus berbunyi sejak pukul 04.00 pagi, aku ju
rasanya menghirup udara segar. Dan ketika aku pulang ke rumah, aku selalu memanfaa
masih jam 05:00 pagi, maka belum banyak orang yang melintas melewati jalanan ini. Di sepanjang jalan, beberapa
Apalagi kalau lari. Emang ya, seorang Naya itu gak ada bakat buat jalan jauh. Bak
uskan untuk istirahat sebentar dan menikmati
*
h. Setelah sebelumnya, aku juga membeli sarapan untuk di bawa pu
ikum." Aku m
ikumuss
ana, puas gak jalan-ja
h mulai panas. Neng takut kepanasan, nanti kulit
u mah. Malahan, matahari pag
bercanda pak."
u gitu, bikinin
koma
yang di banyakin, bu
nah lupa. Ingatan neng
i. Tak lupa, aku juga membuatkan kopi untuk bapak. Saat aku melewati kamar ibu, aku melihat ibu
*
aku pun kembali ke teras unt
arapan juga, tadi neng beli nasi uduk sama gorengan di jalan." Aku pun bergegas me
uk dulu sini, bapak m
ak, ke
di situ! Duduk s
malas ke arah bapak, kemudian
u itu, kamu udah pikirin baik-baik
g mana?" Tan
?" Kali ini, kulihat tidak ada nada bercanda di raut wajahnya. Sepe
ian neng kan masih muda. Mikirin tugas kuliah aja neng udah pusing,
masih bisa melanjutkan kuliah kamu
h sekarang, tanggung jawab neng akan semakin besar. Neng harus mikir
sekarang bapak sering sakit-sakitan. Bapak
ng yakin kalau bapak bakal
mau memenuhi k
ikiran buat kesitu. Lagian, pacar
ki-laki berdiri di depan rumah ki
pi kenapa bapak gak bilang? Atau jangan-jangan, kemari
iatin, dia terus berdiri di depan jendela kamar kamu dari
kin dia orang yang lagi mencari alamat.
u ternyata bukan, bapak jadi lega. Soa
e
dengan calon? Apa itu
anak mereka sudah menyukai kamu sejak lama. Mereka juga berniat untuk melamar kamu buat anaknya.
aktu itu bapak
kamu. Lagian, bapak juga mencari waktu
ga yang minta ibu bua
. seben
mu pulang. Ibu bilang, ibu gak mau mengganggu kuliah kamu. Tapi bapak terus-menerus meminta ibu supaya
selalu percaya, bahwa bapak lah satu-satunya orang yang tidak akan pernah menyakitiku. Tapi nyatanya, bap
ini baik-baik. Bapak juga belum memberikan jawaban apapun kepada Raka dan orang tuanya, tap
ku merasa duniaku hancur seketika. Aku tidak menyangka,