Diary Naya
ri ibu. Dia menyuruhku untuk segera pulang saat ini. Ibu bilang, ka
er nanti. Tapi, karena aku khawatir dengan keadaan ba
gas kuliahku. Yang ada di pikiranku saat ini adalah
erjadi pada bapak. Mengingat umur bapak yang sudah sepuh, aku semakin takut untuk kehilangan
adalah anak bungsu, dan anak perempuan satu-satunya. Karena kata ibu, dari dulu bapak sang
mengalami sakit demam dan kejang-kejang. Dan bapak samp
asa air mataku jatuh. Tiba-tib
nelepon Amel untuk memberitahunya bahwa hari ini aku akan pulang. Kebetulan, ta
a pakaianku. Aku bergegas menuju ke sebuah
na bus yang akan aku tumpangi sudah hampir penuh, aku buru-buru untuk mencari tempat duduk. Setela
*
masih sangat asri. Dengan pemandangan sawah yang membentang dari ujung ke ujung. Dan sebuah gunung yang menjulang
mengucap salam ketika
lam." Jawab ib
engecup tangannya yang sudah mu
Sehat? Akhirnya kamu pulang juga neng.
khawatir sama
asuk. Bapak udah
a,
di kamar. Setelah itu, kamu pergi ke kamar b
n asin sama sambelny
uka ikan asin sama sambal.
dah Sunda. Jadi, kalau makan tanpa sambal sama
engar ucapan ku. Kemudian, ibu berjal
rubah. Semuanya masih sama, seperti terakhir kali aku meninggalkan kamar ini
pak sudah berdiri di depan pi
? Lagi mikirin apa?" Tanya bapak
apak istirahat aja di kamar. Biar nant
nungguin kamu mah lama, nanti yang ada, bap
pen dulu tas ke kamar. Baru setelah itu, neng langs
uliah nya
pak. Lancar."
gitu, bapak senang de
a bapak sama ibu, kalau neng gak
a yang ingin bapak sampaikan sama kamu." Kali
n, ngomong sama anak sendiri aja kok kaya
uk menikah?" Tanya b
e
lontarkan oleh bapak. Kenapa bapak mendadak bertanya sepe
bertanya-tanya pada diriku sendiri, apa maksud dari pertanyaan bapak tadi? Kenapa bapak
pak tanya?" Ucap bapak
n. Kuliah aja baru semester dua. Lagian, kalau neng nikah sekarang.
u ter
bapak masih bisa melihat kamu menikah a
ik-baik ucapan bapak. Menikahla
kan pikirkan lagi
ahat. Pasti kamu cape kan? Bap
kembali pintu kamarku. Entah apa
n bapak kali ini, adalah permintaan
ar semua impianku, menjadi penulis terkenal.
seperti mustahil bagiku. Ya Tuh