Hasrat Terlarang Suamiku
bertaburan di lantai, begitulah dengan perasaannya yang seakan mati. Melihat sikap sang suami y
ahun tidak berarti apa-apa, bahkan dirinya sudah merelakan semua kepada sang suami. Bagai fatamorgana yang
nginanku untuk menjadi istrinya, tetapi hanyalah sebuah perjodohan dengan pihak keluarga. Apa pengorbananku selama i
suk ke dalam pori-pori kulit, menembus tulang yang membuatnya kedinginan. Enggan untuk masuk ke dalam, maupun berteduh. Ingin mencurahkan seluruh perasaannya dikala turunnya
at dirinya sedikit merasa tenang, dan beban di pundak berkurang. Wajah yang pucat, dan tubuh gemetaran, kedua tangan yang
aminya yang pergi lagi. "Apa apa yang harus aku lakukan?" liriknya pelan sembari berjalan
kan kaki menuju ranjang dan berbaring dengan meringkukkan tubuhnya. Ruangan yang ko
keadaan yang dialami saat ini, terpuruk dalam ruang sempit dan juga gelap. Dia segera me
lit wanita yang tengah tertidur. Membangunkan Selin, seakan memberikan semangat dan awal yang baru. Dia segera melupakan kejadian
rjaan yang menanti dirinya. Walau mempunyai beberapa pelayan, tapi tak membuatnya begitu tergantung pada orang lain, mengandalkan diri sendiri untuk melayan
ncuci wajah dan juga menggosok gigi. Mencepol rambut dan segera pergi
Menyajikan semua masakan di atas meja makan dengan begitu rapi dan enak dipandang mata. Dia t
an berdandan dengan cantik. Semoga saja Edward melihat ketulusan ku dan
ngan sangat baik. Memasangkan jas dan juga dasi merupakan bagian yang sangat dinantikan, bisa menatap wajah tampan sang suami dari dekat. "Apa
lang, banyak pekerjaan kanto
ibuk lembur. Aku tahu, jika kamu telah selingkuh dan menghianati kepercayaanku,
ita lain. "Bagus jika kamu mengetahuinya, dengan begitu aku tidak perlu repot-repot bersembunyi lagi di saat ber
hingga keduanya hanyut dalam pikiran masing-masing. "Apa makna dari pernikaha
si dan memasang sendiri membelakangi S
in menatap suaminya dan benar berharap, jika suatu hari nanti sang
ard yang pergi meninggalkan kamarnya menuju meja makan. Sementara Selin sangat sedih, dia tidak tah
namun perhatian yang dia tunjukkan selama lima tahun tidak ada artiny
ap Edward yang segera beranjak dari kursi, segera per
gumamnya segera membersihkan meja makan dan bersi
*
tan dari kekasih suaminya, yang jadi model dalam proyek perusahaan Edward untuk brand ambassador terkenal. Dia menunggu hingga
ata layak, tidak ada kata menarik membuatnya tersenyum miring. "Memangn
yang ingin aku tanyak
wanita cantik y
uatu tempat yang sepi dan saling berkontak mata dengan
ana ya?" celetuk Tari
aan. Kamu ini masih cantik, sebaiknya mencari pria lain saja. Masih banyak laki-laki di
berpikir secara materialistis, suamimu itu sangat tampan dan juga kaya. Siapa yang tidak tertarik untuk menjadi yang kedu
, entah kapan aku juga tidak tahu. Karma akan menghampirimu,
agi. Seharusnya kamu sadar, penampilanmu yang bahkan tak ada yang menarik dilihat wajah yang kusam kulit yang seperti bersisik, dan juga tangan yang kasar.
pergi dari sana menahan air mata yang menyeruak keluar, dia t
tapi dia yang sial." Gumam Tari tersenyum