HASRAT, CINTA, DAN PENGORBANAN
ngungan harus menjawab apa, tidak mungkin rasanya ia akan mengatakan bahwa kopi it
. Kamu bisa membuatkan lagi untukku lain waktu," jawab Bara, kali ini Bara mengamati Inara lebih lama. Tidak ia sang
Bara yang begitu sempurna di matanya. Ia tidak pernah menyangka sebelumnya kalau Bara akan bisa mengenalinya dengan mudah, dari segi penampilan, ia sudah sangat banyak ber
n Inara secara bergantian dengan banyak pertan
saya mengenalnya
nya yang begitu seksi. Ia melambaikan tangan ke arah Inara sambil mengembangkan senyum lebar di bibirnya. Untuk sesaat ia melirik ke arah Bara, ia sedikit merasa kagum dengan pen
menatap adiknya. Ia bergegas bangkit berdiri melepas jas yang melekat di tubuhnya, dan dengan langkah cepat berjalan menghampiri Alexa. "Apa
da zaman sekarang." Alexa melepas jas yang men
akan menuntutnya karena membuat
ihat Alexa menjadi pusat perhatian karena pakaiannya yang terlalu vulgar. Siapa pun yang bera
itu sudah sangat kuno, jangan samakan dengan zamanku sekarang
aruh penuh minat dengan lelaki itu. Ia memiringkan kepala sambil menatap Bara dengan seksama sambil menggigit jari tangannya pelan, ia merasa tidak asing dengan wajah pria yang saat in
a. Walaupun Alexa memiliki body yang aduhai seksinya, tetapi Bara sama sekali tak tertarik dengan Alexa. Di setia
ngkan kepalanya pelan. "Apa kamu lupa? Di
tika ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Oh! My God. Bara ...." Ia menggeleng pelan merasa tidak percaya dengan apa
yang lebih tertutup. Dadamu berukuran kecil tidak enak dipandang." Mata Alexa melebar menata
nara dan Bara
g sedang kalian tertawakan?" Ia kembali beralih menatap sang kakak. "Kamu j
da." Kedua tangan Raka menangkis tas milik Alex
anyunkan bibirnya. "Berikan aku uang," p
l mengembuskan napas dalam. "Sudah aku te
ku sudah menunggu," de
Raka mengulurkan benda tipis berbe
benda tipis tersebut. Ia berlari kecil mengitari meja menuju ke arah Inara dan mengelayutkan kedua tangannya ke l
g?" tany
pan. Iya sekaran
boleh mengajaknya,"
ikap kakaknya yang melarangnya. "Lagi pula ini sudah waktunya jam makan siang." A
siang denganku,"
mata, ia menatap Raka dan Inara seca
rasa terintimidasi dengan tatapan sahabatnya itu yang seolah s
atanya menatap Inar
an macam-macam, apapun yang kamu pikirkan tentan
edang aku pikirkan?"
tahu!" seru Inar
bisik Alexa, ia sama sekali tidak keberatan jika Inara mempunyai hubungan yang spesial
emua itu t
arah Raka. "Pak, tolong bantu saya. Jelaskan p