MY Nerdy Wife
orang lelaki tengah terbaring ditempat tidurnya tersenyum penuh dengan keb
a otaknya mengingat wajah perempuan cantik yang tadi menabrakny
aki bernama Zale Altara Wirantara, lelaki yang berprofesi sebagai pelaut juga seorang in
tak pernah tau siapa sebenarnya Arcella dan bagaimana wujud asli Arcella. Dia tahu Arcella hanya sisi negatifnya sa
dia bersama dengan teman kecilnya yang juga menjadi cinta pertamanya. "Siapa dia? Ken
berbeda, bahkan saat bersama dengan Nessa pun tak p
a, terlalu bahagia dia pun hanya bisa berguling-guling di tempat tidur dengan senyuman y
Indonesia lelaki itu akan memilih untuk bertemu dengan teman-temannya dan menghabiskan waktu stay di salah satu hotel ber
napa Zale lebih suka tinggal sebentar di Indonesia saat dia libur melaut. Sebagai seorang pelaut dia pa
kebersamaan bersama dengan
gagal total karena ulah Vanessa- tunangannya yang tak lain kakak Arcella. Rasa iri perempuan itu sudah tak bis
l nasib Zale karena dibutakan cinta pada Vanessa yang penuh intrik itu. Seandainya saja Zale tahu siapa Vanessa dan Arcell
uti semua kemauan Vanessa. Apalagi keputusan Vanessa itu ternyata mendapat dukungan
waban dari doa kedua orang tua Zale. Keluarga Zale sebenarnya tak menyukai Vanessa karena mereka tahu siap
essa adalah teman kecil sekaligus cinta pertamanya membuat orang tua Zale tak bisa berbuat apa-apa. Zale begitu
ktu. Hari ini Zale memilih duduk bersantai di balkon kamarnya tak meninggalkan apartemen-nya, dia ingin menikmati udara Jakart
n mengingat wajahnya? Ini sama seperti saat aku mengingat Ella si kelinci k
dan sialnya itu hanya muncul ketika dia mengingat wajah perempuan asing di bandara dan t
si kelinci kecil. Bayangan wajah Vanessa dan kenangan hari-hari indah yang mereka le
lla tapi berhenti berdbar ketika mengingat vanessa? Seharusnya sama kan bukankah Nessa itu kelinci ke
Vanessa yang bertahun-tahun menemaninya seketika itu juga sirna karena kehadiran wanita itu. "Ada apa dengan
tahu semua cerita tentang kami saat kami kecil, jika dia bukan Ella lalu
ni dia tengah dilema dengan perasaannya, kenapa kemunculan perempuan
apa aku jadi merasa aneh begini? Vanessa adalah Ella! Jangan kamu ragu l
tanya untuk melihat lagi dengan seksama siapa Vanessa dan benar
u dia bangkit dari duduknya dan memilih membaringkan tubuhnya di sofa ruang tengah yan
akan menikmati hari-harinya melihat lautan biru di depannya meskipun itu pemandangan yang dia
ah terlelap ketika dia menempelkan tubuhnya pada kasur dan kepala pada bantal.Begitu juga yang terjadi saat ini
e membuka matanya dia menatap langit-langit apartemen-nya, sebuah senyuman muncul di wajah tampan-nya karena wajah wanita itu kembali melintas
pan-nya terhenti pada sosok yang sebenarnya sangat dia rindukan. Perempuan paruh baya itu tengah sibuh di da
itu, dia ingin menyandarkan kepala dalam dekapan perempuan itu, agar semua sesak di pundaknya berkuran
i hatinya. Wangi masakan mulai tercium di hidungnya, sungguh dia sangat merindukan masakan s
mpu mendengarnya. dadanya terasa bahagia, tapi setelahnya teras
dirinya, dan kedua orang tua-nya. Nyeri itu masih terasa tat
odohi oleh iblis perempuan itu
a sama Vanessa? Tega mama mengatakan Vaness
teman-teman kamu pada Vanessa! Mereka menyebut Vanes
nyebut Vanessa seperti itu?"
apa yang kini memeluk nyonya Kumala yang m
aku tak pernah mendengarnya!" kilah Zale yang memang tak pernah mendeng
hu sendiri kebenaran tentang perempuan itu! Lihat dengan mata kepala kamu
atku sejak kecil! Dulu waktu Ella kecil bukan kah papa dan
la, bahkan sampai detik ini pu
e yang berpaling meninggalkan kedua orang tuanya karena terlalu emosi. Dia berjalan cepat meninggalkan ruang keluarga
aaa
mala yang kini menatapnya dengan mata mengembun. Zale menatap wajah sang mama yang terliha
a itu menyimpan banyak kepedihan dan rasa sakit. Zale ingin beranjak dan mendekati sang mama untuk melihat apakah
amuk di dalam sana. Dia pun beranjak hendak pergi menuju ke kamarnya yang penting dia tak meliha
ang menyayat hati. Zale menatap sejenak sang mama lalu berjalan meninggalkan sang mam
s menghiasi. Hingga saat dia hendak membuka pintu kamarnya, sebuah perkataan sang
umala dulu, saat mereka bertengkar dan Zale pergi beg