Sleeping Handsome
lukan 'flower boy' disematkan untuk
ntin. Gadis rese yang sekarang sangat tidak ingin aku temui lagi. Semua terjadi k
*
k-anak kelas aku sebagian besar sudah berada di kantin, Ya tidak menutup kemungkinan
antin. Kalau biasa aku langsung mau, kali ini aku bakalan nolak, lebih te
er ni." Ucap Ronald sep
rumah. "Hari ini aku bawa bekal," jawabku dengan sengaja membuka bekal buatan mami aku tadi pa
bekal, biasanya juga mak
. Mana mungkin aku bisa bosan sama makanan kantin yang enak dan murah itu. Apalagi
atapan mengintimidasi mulai mengecek kejanggalan yang aku buat. Untungnya aku
, kamu pergi s
ldd mulai panik, panik karena akhirnya dia akan pergi se
ktir es
ak ter
lah
at koc
tujuan aku. dia menatap tajam aku dan kali ini aku balas dengan
sengaj
ntin dan itu minuman favorit aku makanya semalam aku sudah bilang ke kanjeng nyai alias mam
pantes saja hari ini kamu
ciwi. Wajar sih, dari hari pertama masuk sekolah aku dan Ronald sudah memiliki juluka
nteng banget
ri ini gans
ple
ipe 'uke' banget, coco
ih Reno dapat 'seme
to apalah itu, tapi karena aku sering dengar setiap kali aku dan Ronald lewat aku jadi kepik
ntu saja Ronald heran dan minta penjelasan tapi itu sudah berlalu, seperti kata Ronald waktu itu "biarkan saja mereka berpik
engan membawa alpukat kocok yang kupe
kat kocok
, thank
rjalan kembali ke kelas, awalnya aku kira si Ronaldd baka
ku bakalan b
e i
ari depan, aku yang kaget otomatis mundur kebelakang. Dan sialnya alpuka
.," ucapnya
erasa bersalah. "Maaf-maaf aku engga
ana di sekitar kami tiba-tiba berubah,
adis. Dan yang aku lihat, sorot mata gadis ini... sangat menyeramkan. Wajahnya memang cantik t
Fokus Reno, ini bukan saatnya
g lap, kam
kamu yang salah. Eh ini malah suruh aku lap sepatu dia. Aku yan
kan atau lewat sekarang melihat ke sini. Bahkan sekarang merek
pa jadi kamu yang marah! Harusnya aku yan
ran enggak
ah
an mendekat, sambil menyil
ok ya. Aku kira kamu gadis ...,"
dis ini benar-benar cara mas
nju aku sudah melayang di wajahnya. tahan
julukan yang
a kalau f
gila
i ini julukan k
ei
dan gadis sial ini. "Sudah-sudah, banyak orang yang liat," bisik Ronald, aku langsung diam
u di depan banyak orang, dan lagi dengan se
boy mau kem
pi berbeda ceritanya jika yang memanggil adalah laki-laki, apalagi senior yang sengaja memancing kemarahanku. Ah, ada lagi yang paling aku benci tentu saja kalau panggilan itu diucapkan oleh