icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Adik Ipar Malang

Bab 3 Devan Mahendra Putra

Jumlah Kata:1094    |    Dirilis Pada: 04/07/2022

evan Mahen

Li

il

l berteriak memanggil nam

sampai dirawat di rumah sakit? K

ertinya Kak Laras ke sini bersama Ibu. Ayah langsung merub

erlalu banyak kegiatan sekolah, m

Ayah belum memberi tahu mereka. Biarlah mereka tahunya ak

kannya di perhatiin malah diej

ya malas. "Kamu sudah makan belum? Obatn

elengkan

Mungkin sebentar lagi. Sekalian dokter a

at, yang satu membawa makanan pasien dan y

da dokter, untuk tak mengatakan apa pun perihal keseh

ng tak dipasang selang infus, sedang Kak Laras lang

aya, dok?" tanya Ibu meru

dan banyak makan-makanan bergizi. Terpenting ja

i dulu." Dokter dan kedua

pan mulutku. Yang jadi masalah itu mau nyuapin, tapi cara ngomongnya kaya tukang kredit panci lagi n

baik, membuat orang segan kepadanya. Hanya sifat usil dan keras kepa

ak Laras sudah menikah dengan Kak Evan selama dua tahun

diberitahu tentang ko

a suami Kak Laras disebut. Aku

menyelesaikan pekerjaannya dulu. Nanti dia akan mengaja

gelagatku yang tidak tenan

ut kalau mereka menjenguk Lilis, nanti kamar Lilis beruba

ikut tertawa, meski dengan dibuat-

as yang bergantian menjagaku. Ayah aka

orang tua Kak Evan. Makanya, aku takut kalau masalahku ini akan

enjenguk di hari kedua aku dirawat. Mereka sangat bai

juga datang. Dia membawa bun

ni aku sudah diizinkan pulang. Selama itu pula, Ibu

ian yang dipakai saat di rumah sakit. Ibu akan memasak untu

kan hal berat." Ayah mencium keningku, ke

n Ayah ketika Aya

kasih,

memejamkan mataku. Aku harus banyak istirahat agar kondisiku segera pul

*

ar. Selesai berpakaian, gegas aku ke ruang tamu. Tadi Ibu bilang kalau ada seseorang s

u. Dari posturnya, aku sedikit kenal, tapi siapa, ya? Aku m

apku, mulutku terbuka sak

Dev

n semua rindu di dalam dada. Ingin bercerit

il memeluknya. Aku merasa seperti menemukan t

jauh dari Ayah. Dulu sempat dititipkan di sini oleh orang tuanya saat akan

a berkelahi seperti preman, mulai berkurang, kecuali terdesak. Meski pun pakaian ma

. Terakhir yang aku dengar, Kak Devan meneruskan perusahaan or

mundur beberapa langkah. Pipi ini memanas, rasa malu sudah ta

aku, sampai-sampai nangis kencang seperti itu?"

ima tahun, laki-laki yang dulunya urakan dan bar-bar, kini menjelma menjadi laki-laki yang tampan, mempesona dan

kamu hapus air liur kamu?" kata K

. Aku langsung mengambil bantal sofa dan mel

sih agak lemas. Berlanjutlah kegiatan kami dengan ngobrol dan bercerita peng

berangkat ke sekolah lagi dan tak ingin tertinggal banyak pelajaran. Kak Dinar sendi

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka