Semalam Dengan Si Bos (One Night Stand)
odohan
angkah. "Sisca,
ekian detik, orang-orang yang ada di sekitar
oba mencari-cari alasan. "
Rein. Tentu saja ia tidak akan membiarkan gadis itu per
ing mengenal?" ta
oleh, hampir saja melupakan k
ud
el
E
jawab 'sudah', tetapi mendengar kata 'belum' dari bibir Rein, langsung menyerngitkan alisnya dan menatap gadis itu tidak
ak mengenalnya," ta
us asa. "Maafkan aku, tapi kejadian di S
?" suara Sis
ahun lalu itu kini sudah mengingat semua kebersamaan mereka di SummerLounge, sebuah tempat hiburan mal
a lelaki mana pun hingga detik ini. Kini Rein mundur selangkah, serta perlahan melepas genggaman Brandon dari lengannya. Gadis itu menggeleng.
L
dukannya. Rein berusaha keras mengontrol dirinya sendiri. Ia masih belum menemukan langkah tepat apa yang
ebar dua kali lipat lebih cepat dari sebelumnya. Gadis itu salah tingkah
inya hampir terdengar seperti s
perti ada layar televisi super besar tengah memutar ulang momen itu di hadapannya. Sepersekian detik kemudian gadis itu terhuyun
R
n Rein, tetapi langkahnya terlambat. Dan di saat yang sama ada seorang wai
UA
n minuman yang tadi dibawa waiters juga tumpah rua
pada Rein yang kini sedang berbaring di tanah. Sungguh mencengangkan. Semua langsung berbisik-bisi
ik-baik
at perhatian di tengah pesta pernikahan keluarga, tentu sa
ar isi hati Rein saat itu. Ia menatap Rein yang begitu menyedihkan. Sebagian gaunnya kotor dan tid
mbersihkan gelas-gelas yang tercecer. Sisca dan suaminya terbelalak
ta juga bukan kemauan gadis ini, 'kan?" suara Brandon yang tenang justru membuat semua orang
ada di sana langsung beroh-oh ria. Aksi itu begitu manis. Walau semua tau serta bisa melihat bahwa gaun
g gentleman. Lelaki itu tanpa rasa jijik merengkuhnya. Menyela
" bisik Brandon pelan. K
ahinya ke dada Brandon dan diam-diam mengendus wangi parfum lelaki itu. Sungguh, boleh percaya atau tidak, tetapi ar
*
r Rein begitu merek
ghela napas
tentu saja bisa ber
nomor berapa k
ak m
nya ken
, kubilang turunk
menunduk dan tidak berani mendongakkan wajah. "Jadi ini, balasanmu
di telinganya. "Me ... menyelamatkan?" sahut Rein sarkastis. "Bukannya
" sambung Brandon. Ia pun m
sar seka
. "Setelah mengendusku, kau justru b
ingin berdebat, gadis itu selanjutnya memilih untuk meni
kebodohannya sendiri hari ini. Tidak peduli dengan
an tubuhnya. Tanpa ia ketahui, ternyata Brandon masih mengikutinya masuk ke kamar dan duduk di sofa dekat
!" teriak Rein membab
engan tenang, refleks mendongak kaget. Oh, damn it. Bagaimana bisa
aku tau harus lanjut at