Semalam Dengan Si Bos (One Night Stand)
irst
u? Sinting," desis Rein. Sedetik kemudian, ia memukul setir mobilnya
IN
membutuhkan alkohol untuk saat ini. Tragedi putus cinta itu terjadi ketika Rein mendatangi apar
n justru nampak begitu menyedihkan-karena begitu pintu apartemen terbuka, pemandan
ersirobok dengan pantat yang tengah bergoyang di atas tubuh Leon. Begitu sadar mereka tengah dipergo
bergemeletuk menahan amarah. Mata lentik yang biasa memancarkan keceriaan, kini
rta hanya mengirimkan pesan singkat melalui chat aplikasi hijau yang berbunyi; 'Sudah lama aku menyembunyikan ini darim
mpat Rein tanpa henti
UU
di tujuan Reina Patricia Ellordi di kala gundah. Ia sudah tak peduli lagi akan bagaimana jadinya jika menikmati alkoho
berhasil Rein tenggak dalam waktu singkat. Air matanya terus berderai saat mengingat bajingan yang mencampakkannya hari
tru bermain api dengan jalang!" desis Rein menggebu-nggebu. Sed
baik-baik
ntuk menolongnya bangkit. Yeah, karena saking mabuknya
," ujar Rein singkat
ggilku jika membutu
di udara. Sementara Hugo Cuma geleng-geleng kep
membuatnya sadar bahwa ia tidak akan kuat untuk pulang dan menyetir setelah ini, sehingga akhirnya ga
bisa digunakan singga
t-awutan, Rein justru kembali keluar. Satu kali mabuk, nyatanya belum membuat gadis it
kaan. Membuat pelupuk mata Rein kembali mengembun. Sial, tetapi kini yang bisa dilakukanny
h. Untuk sesaat, ia berpikir bahwa lelaki yang menyapanya pasti tidak lebih dari pria jelek miski
g kosong." ujar pria itu lagi. "Tidak masal
dan mengerjap. Akhirnya, terjadilah adu pandang antar
mbuat dada Rein berdesir. Ditambah lagi, ketika Rein melirik ke bawah, g
n merk sepatu termahal di dunia. Dalam sekali lirik, Rein paham b
oo
begitu mendengar si pr
Rein bingung, tak
ya, "Mooi." Lalu mendekat dan berbisi
ein, lalu menuangkannya ke dua buah gelas. Gerakannya sungguh gemulai, hingga memb
hh
u justru menginvasi sebagian paru-parunya. Damn good. Kenapa aroma tubuh pria ini jau
pria tanpa nama
a Asia-Eropa itu cukup menggetarkan hati wanita siapapun. Bahk
ng lelaki lamat-lamat. Gila, kenap
u pergi saja?" tanya s
" jawab Rei
jarah, Rein tidak bersikap cuek pa
mabukkan itu ke udara hingga menimbulkan suara yang
a lelaki itu sambil me
kohol selain membuat akal sehatnya mulai bergeser, rupanya juga meningkatkan hasratnya dengan
ku, maka aku bisa menggaet pria lain ya
eks lagi, Rein pun mengambil alk
asi pahit yang menyejukkan seke
kutebak mengapa gadis semanis dirimu datang ke tempat ini
sabar. Tatapannya tidak terlepas dari
memenuhi permi
ajah tampan di hadapannya. Entah setan apa yang merasukinya, mun
rasa bisa menebus perih di dalamnya, meski Leon-si bajingan itu tidak berada di
antan kekasih?" Ali
Rein sont
a sumbang. "Celaka. Kurasa
ah memohon. Lucu sekali, berani-beraninya gadis itu memasang wajah menggem
ingin kau memenu
ur, dadanya mulai berdegup kencang. Ia penasa
k Rein, sementara tangannya yang lain meraih botol alkohol yang s
," jawab Rein
pitkan mata dan mengerling naka
elengkan kepalanya sedikit dan menatap wajah Rein dengan lekat. Membuat da
encicipinya
E
-sama rupawan, sama-sama tengah saling memancing dan menggoda. Meski seharusnya Reina lari
is itu justru meraih botol alkohol dari sang pria dan meneguknya sedikit. Sengaja,
U
n menempelkan bibirnya di atas bi
an itu mulai berpindah dan meninggalkan rasa manis bercampur pahit k
du dan tidak ingin berhenti untuk memagut. Tangannya bahkan refleks memeluk leher sang pria untuk
g mantan pacar, tetapi kali ini tetap terasa berbeda. Bagi Rein, ini adalah kali pertama ia melakukannya dengan p
gaja ia kalungkan di leher untuk menikmati momen yang ada. Namun saat Rein mulai men
? Tentu saja. Ti
gah, seakan bisa membaca isi kepala Rein dengan mudah. Sementara
anpa nama menangkap tubuh Rein kembali. Kali ini lebih erat dari sebelumnya. Me
engan sorot matanya yang teduh dan menen
u..
Swe
pipi sang pria sambil tersenyum. "Bolehkah aku..." Degup jan
tik. Gila memang. Dalam keadaan mabuk dan menyedihkan, Rein justru
na mulai tersadar jika dirinya melakukan kesa
R
ia itu menarik gadis itu l
ia heran. "Kau yang memulai, maka dar
tru pria itu yang mencium terlebih dulu. Niat Rein yang tadinya
buh Rein, membuat efek mabuk yang dirasakannya lambat laun mulai menghilang. Tergantikan dengan
kan lidahnya untuk mengabsen gigi serta rongga mulutnya semakin
sengal. Sepersekian detik kemudi
mbuatku suli
ya dan tersenyum. Bukan ciuman pertamanya den
kesadaran Rein sembari menempelkan dahi masing-masing. Tangan lelaki itu perlahan mere
seketika
malam ini kau yang memulai semuanya," ujar lelaki itu dalam. "Namun ketahui
Gadis itu tau betul, ke mana arah pembicaraan si pria tanpa. Tangan Rein pun
ga tinggal. Katakan, apa ka