Hutang suami membawa petaka
*
kafe kecil di dekat taman kota. Tama memesan ju
k Tama susah bekerja harian di Toko Babah Lim, Cukuplah tuk bayar hutan
ng wajah Tama, Alya merasa malu untuk mengungkap kan ke
, ya." Tama mencoba membujuk Alya untuk membatalkan keinginannya itu. Ini salahnya juga, dia yang me
pung, tapi hasil panen kali ini gagal, jadi orang tua Tama tidak bisa membantu. Sudah Tamat dari kuliah saja Tama sudah merasa bersyukur, kini tinggal berbakti dan membantu menyekolahkan kedua adik perempuannya. Seandainya usaha Tantri tidak gulung tikar mungkin keadaa
tamatan esema, Ka. Mungkin dengan mengambil jalan ini, hutang mama akan cepat selesai." Alya menggigit bibir menaha
ampai kapanpun. Kakak pun merasa bersalah, Al
dia tidak tahu ke depannya bagaimana dengan sikap
r Tama sambil menggenggam jemari Alya member
kan, kak?" tanya Alya
bisa kembali sekolah... Nyambung kuliah
sudah tak berselara lagi melihat makanan di hadapannya, padahal makanan itu belum disentuh sama sekali. T
akan kamu beri kepada
aja kak. Mama kan tahu Alya ti
biar mama nggak curiga." Alya mengangguk, dada Alya tiba-tiba berdesir mengingat a
k dulu, ya." Tama mengeluarkan andro
am jadi, ya. Aku m
en
nto mengiri
dulu, dari sana k
t bonus hari ini dari Babah Lim," ajak Tama, kala melihat raut wajah Alya yang m
*
alan-jalan ke taman bermain dengan Tama, namun kala jarum jam berdetak semakin mendekati jam yang telah ditentukan Tama, dia merasa takut. Dia mencoba menguatkan hatinya dengan berujar sendiri."Ah, diantara teman
ulkan ketakutan tersendiri bagi Alya. Kala jam dinding me
ujung jalan." Buru-buru Alya se
t wanita yang dikasihinya itu sedang mem
annya, Tika sudah berdiri di belakangnya
ung kakak copot, tahu!" bentak Alya pa
engendap-endap gitu kyak
kayak gini. Ini udah malam
pulang?" Alya balik bertanya meliha
uridku. Nilai bahasa inggrisnya semb
ribut di depan kamar mama
sampai ke bawah, dia heran kenapa Alya
lah magrib tanpa alasan yang jelas. Tantri begitu menjaga semua anak-anak nya terlebih kedua anak gadisnya yang beranjak dewasa. Pergaulan seka
ta kelulusan gitu di kafe," terang Alya sedikit gugup dan
sekolah kan siang acaranya, itupun masih seminggu
jawab Alya gusar. Dia semakin takut
a izinkan. Tapi jangan pulang larut malam
lang secepatnya setelah acara seles
ikan tatapan heran Tika yang seolah
. Tika nggak percaya deh sama alasan kak Alya," u
uk sama kakakmu, dia kan nggak pernah
edikit uang untuk mama, bonus dari mama Dilla atas keberhasilan anakn
berian Tika. "Terimakasih, ya Nak.
uyu karena kecapea. Sebenarnya dia tak tega melihat anak anaknya ikut bekerja membantu dir