Dinara - Ganti Suami
n Su
Di, kamu
a kita kete
u nggak berubah
a. Dengan Haikal saja dia tidak pernah melakukan hal semacam ini, bagaimana bisa Arya melakukan ini padan
Maaf saya
i lagi, ya. Ada yang har
n Su
? Barangkali s
uma urusan kecil, u
n Su
mana mem
ni, pernikahan kita cuma tinggal 3 minggu lagi. Kit
cana pernikahannya dengan Arya kemarin, Dinara melarikan diri ke tempat paling terkenal di negara ini. Sudah lama dia tidak berlibur
n Su
ara
iri ke Bali untuk mengevaluasi keputusan itu. Dia terluka melihat sorot mata Melia kemarin. Ibunya yang tida
nar mau ketemu saya hari ini, silakan datang ke
itu untuk menyusulnya ke tempat ini, kan
n Su
ana seben
ang ada di bela
punya banyak uang dari mana? Kenapa baru sekarang terpikirkan olehnya? Dia tidak kenal lelaki itu, tidak tahu apa pun tentangnya. Oke, mereka mem
a
i, jangan kawin lari, ya? Mama nggak mau alfa di hari
di B
pi dia tidak berniat untuk kawin lari. Dinara ingin pesta pernikahan yang meriah, ingin memakai gaun mewah, ingin mengenakan perhiasan yang indah, dia
aku ya
marnya terdapat pintu geser yang membawa Dinara langsung menuju kolam renang. Suite mewah ini dirancang khusus untuk pasangan yang ingin berbulan madu, n
dia abaikan. Dan hampir selalu, pelampiasannya ia berikan pada Melia. Dinara seolah lega setelah marah-marah dan bicara kasar pada ibuny
ami is c
, M
tiduran." Dinara tersenyum diam-diam, merasa geli mendapati Arya
pa
beratan saya t
arang. "Saya nggak akan angkat
, saya juga kurang e
udut bibirnya berkedut. "Jem
renyah seperti sedang mengunyah
entar lagi pasti ketiduran
kita jodoh." Dia terkekeh lemah. "K
dur sekarang? Saat orang i
aja ya, Mas. Saya kiri
tay di
Arya sudah menerima peta lok
kamu kenapa-kenapa. Ya udah ya, saya secepatnya sampai, saya ke kokpit dulu biar pilotnya
ang dan meminta agar pesawat segera diberangkatkan semudah meminta angko
as. Sampai ke
ai ketemu
*
ngan calon istri yang baru saja ditemukan untuk menggantikan pengantinnya. Sebab, wanita gila seperti
ri awal kita ketemu," ucapnya. Mengalihkan perhatian
ya sekarang. Direktur Operasional Singosari Grup, Dinara harusnya peka sejak awal. Dia tidak bodoh dan ke
gagalnya pesta pernikahan bulan depan. Tiba-tiba saja Di
et, ya? Pasti Mas Arya tahu kalau saya penganggur
bekerja di sana lagi, makanya saya nggak nunjukin kartu itu
ngguk-angguk
ya
menjalankan bisnis. Dia pasti kaya, Dinara tahu, tapi tidak
rsibak angin dan melambai-lambai seperti nyiur. Dia terlihat lebih menawan dengan kaus oblong dan cela
gantin baru." Lelaki itu mengerling padanya sambi
kapan dari mulut Arya selalu aneh dan lucu. Apa pul
senang-senang ala pasangan sungguhan
api nggak deh, anggap aja kita lagi review tempat yang bagus
h Arya tidak lucu? "Oke kalau
saat ini. Baik Arya dan Dinara sudah tidak muda, getar dan debar itu lenyap entah ke mana. Entah karena Dinara sudah terlalu kebas mer
a, karena mereka baru saja bertukar kartu identitas dan saling menunjukkan
ya tampan, cenderung menyebalkan. Danish contohnya. Anak itu berulang kali me
" ujar Arya lagi.
rpengaruh apa-apa kok, Mas. Cuma pusing aja kaya
awan. "Sama kayak keluarga saya yang nggak perlu pusing nyari
nara itu berarti ke
aly
akhir-akhir ini wara-wiri
a tampak memicing karena tawa. "Jadi kamu pemiliknya? Wah... saya bakal memperistr
anda,
ang. "Udah ngobrol ke keluarga kamu, Di?" Arya melanjutkan topik yang semp
nganggukkan kepal
sebuah dehaman, membuang pandangannya
asilnya saya melari
presi seolah dia tampa
u baik malah a
an, tetap saja suasana di rumah tidak nyaman. Pantang bagi penghuni rumah itu untuk bangun siang, bahkan Danish si bocah SMA yang
itik Dinara karena sikap dan tingkah lakunya, Danish tidak demikian. Kritikan itu tidak berlaku untuknya. Keluarga besar mereka hanya tahu Danish anak baik, rajin membantu pekerjaan
enangkan diri." Arya bicara lagi, setelah he
saya mau bu
Hm... karena kamu kelihatan banyak menahan." Dia terkekeh pelan. "Say
tik momen sebelum menikah? Dinara jelas sudah sembuh, tapi Arya... di balik wajah dan senyum
erawatan, belanja." Dinara tersenyum sambil meng
s, Di. Nama Melia Adiswara gampang ditemukan di me
elia nggak sekeren
atu jam yang lalu bertukar informasi pribadi. Arya bahkan memberinya ijazah
tiba deg-degan tiap mau nulis, karena
saya," sahut Dinara cepat. "Nggak usa
"Oke, memang bukan yang pertama kali saya lamar, t
nah ngelam
." Arya mengg
a Ranajaya tidak mungkin membuat surat lamaran untuk
cana apa setelah ini? Maksudnya... setel
ya mau punya usaha sendiri," jawabnya pelan. "Dan saya nggak dapat dukungan, mungkin it
antai aja, Mas. Ngg
sadar kalau wajah dan telinganya tengah memerah saat ini.
-buka
nakal. Dia tipe oran
a harf
fiah maupun
Kenapa nggak tunggu aja sampai malam
urauan biasa menurutnya. Untung saja di sini adalah tempat orang-orang
ga mau kita tentukan dari sekarang gimana me
as
atapnya lekat-lekat. "Kamu nggak niat
ca pikiran. Tahu dari mana dia kal
menggeleng pasrah. "
punya anak
a bereaksi lebih santai, tidak perlu terlalu kaget seperti itu. Dia harus bi
Sekarang, mumpung di Bali ada baiknya kita penjajakan dulu. Lu
etuju. "Mas udah makan? Mau
kkan ekspresi terkejut. "No way, Di! Ayo kita keluar, jalan-jalan, maka
l di luar sedang
on,
s jawab perta
g ma
elai wanitanya diganti... gimana? Mereka
rya Ranajaya tampak kehila
Mas jaw
engen ganti aja, bos
eenteng itu jawab
mau nanya
nara meng
malam saya ng
*