Ketika Istri Kedua Jatuh Cinta
yuk? Buka pintunya
andra tak memberikan respon apa pun. Ia
asih tidak ingin bertemu si sinting Evan. Dan kesa
rumah saudara Damar, untuk nantinya mencari sumber uang dan
makan. Jadi, untuk mengganjal perut sampai entah kapan
erempuan bergetar. Ada telepon da
apa,
dah dapat kartu ujiannya, loh. Tunggakan sekolah, udah dibaya
dengar nada semringah sang adik. Lega sekali karena t
ilang itu. Ini udah di sekolah, bentar l
yang raji
p, K
guh senang. Namun, senyum hilang saat mengingat konsekuens
lu banyak yang dipertaruhkan. Ia berusaha menccari jalan t
ndapat ide. Tangannya segera
Evan. Tidak banyak, hanya beberapa poin y
uan itu menyambar jaket. Berjalan tertatih
ci motor," kata
Kamu masih mau kabur, Ki? Piki
n. Pinjam kunci mot
ggak tunggu dia pulang aja?" Si istri pertama menyeb
k kesal pada Damar yang sedang menikmati makan siang,
*
tu meja, perempuan itu memilih yang paling belakang dan sudut. Bukan karena han
Evan bisa bicara d
risi perjanjian baru yang ia buat. "Aku mau ubah
dahi lebar Ev
surat perjanjian
ki meng
tangani." Kia menyodorkan kertas itu. Mem
egawai membawakan satu gelas air putih. Ia berikan itu pada si
u, permintaan cerai dari aku juga bisa dikabulkan." Kia mengambil kerta
ntaan cerai baru akan dikabulkan, jika datang dari Evan. Sebanyak ap
gi ke mana pun dan
Kamu aja yang terlalu pemalas dan cuma pengin di rumah." Evan meneguk air
enggak akan ambil rumah Bapak dan Ibu. Soal Rina dan Nando, itu terserah kamu." Kia meny
dibelikan materai. Selagi menunggu, lelaki itu menuliskan
ak, Ibu, Rina dan Nando. Selanjutnya, Evan bebas melakukan apa saja, tidak dihitung sebagai pemaksaan,