Mysterious of Wedding
n, Capital City –
menikah dengan pria itu. Kegiatan yang ia lakukan hanya di dalam kamar, melihat – lihat sekeli
untuk keluar berbelanja tetapi mungkin itu hal mustahil. Mengingat dirinya yang sudah menikah, itu artinya ia t
tu. Suami istri macam apa mereka ini, bahkan nomer telefon ia tak punya. Ia harus memiki
hink what wil
dan senyuman mulai terlihat di wajah cantiknya. Ia akan mencoba membuat makan siang untuk pr
a ia sama sekali tak memperhatikan, dan hanya sibuk melamun.
reka ikut tersenyum dan bahagia. Mereka bahagia karena Tuan yang mereka layani sekian la
Mungkin bahan makanan untuk makan siang nanti. Kebetulan juga ia membutuhkan bahan itu untuk me
uk makan siang nanti?" tanya Alina berjalan
ya berada di dapur? Tidak sepantasnya, nyonya berada disini. Dapur tempat untuk pel
panggil saya. Nanti saya aka
lama ia tersenyum. Tangannya sibuk memilih bahan masa
, maksudku,Tuan kalian marah." Lidah Alina sedikit kelu ketika akan menyebutkan pria itu deng
yang memuaskan. Ia terbiasa hidup sederhana. Ia selalu mengerjakan semuanya sendiri. Jika ia menda
pat waktu atau tidak? Maksudku apakah ia orang
ragu – ragu bertanya mengenai Tuan mereka. Nyonya mereka sangat polo
ang yang disiplin. Tuan selalu mengatakan pada kami semua, bahwa setiap detikan waktu, menit,
utur kepala pelayan itu. Sedang Alina, ia bingung maksud penuturan ke
tu, Alina bergedik ngeri. Sambil membayangkan apa yang akan t
p yang tegas, keras, dan dingin. Siapapun yang menentangnya pasti akan melihat sisi Tuan yang lain. Sikap Tuan yang
ehidupan suaminya. Semua seperti puzzle dan teka t
han kemarin, aku tidak melihat mereka. Yang k
inggal. Kira – kira enam tahun yang
g berhak memberitahu semua pada Anda." Lanjutnya. Kepala pelayan itu tahu bahwa, nyonya mereka sangat penasaran deng
h karena sudah memberiku c
a pelayan itu yang mulai berjalan menuju ke lemari pendingin u
ingung ingin membuat apa, bisakah bibi memberitahuku makanan kesukaannya itu?" Alina bertanya sambil melihat apa yang dilakukan
eliau memakan semua makanan yang disajikan.
lina dengan senang. Ini akan menjadi awal yang baik bagi dirinya dan suaminya. Ia akan berusaha untuk membu
ebih mahir. Terutama dalam memasak. Keahliannya memang memasak. Bahkan bisa dikatakan itu adalah hobinya dulu. Dulu ia sempat bercita – cita menjadi seorang Chef. Na
ipun. Selama beberapa tahun terkahir ia selalu berpindah – pindah tempat ker
Ia memilih bekerja di sebuah restoran cepat saji. Tempat itu merupakan tempat yang menguntungka
ebuah club malam. Ia mendapat rekomendai dari teman kerjanya di restoran. Awalnya ia sedikit ragu, namun karena sudah terbiasa, ia mencoba menikmatinya.
senyum. Kepala pelayan itu yang melihatnya lantas ikut tersenyum. Tentu dengan senang hati ia
man. Jika Anda membutuhkan bantuan, nyonya bisa memanggil pelayan disi
Ia akan membuat Spaghetti lasagna sauce. Makanan khas Italia. Ini masakan pertama yang akan ia saj
Dirinya hanya tidak sedang ingin membuatnya. Ingin mencoba sesuatu
restoran tempatnya bekerja. Ia tahu resep itu karena dirinya koki di tempat itu. Bahan – bahan y
ng atau tidak. Setelah dirasa cukup memuaskan, ia membungkusnya dengan tempat makan. Ia terkik
makanan ini, tak masalah. Ia akan menggantinya bes
a menggunakan celana jeans, atasan sweater dan dipadukan dengan sepatu
fec
lah dikatakan terlalu percaya diri. Dia hanya berus
sakannya. Ia meminta sopir untuk mengantarnya. Ia melihat mob
saya antar ke tempat Tua
. Tolong antarkan saya k
mendapat perintah. Dengan sena
menit. Itu pun jika tidak macet. Jika macet, akan membutuhkan waktu
ergumam terima kasih yang dijawab senyuman oleh sopir itu. Alina menyuruh sang sopir
an yang luas dengan hiasan pagar – pagar yang tinggi. Dibagian
ahaannya, J'Mik
ihat sibuk dengan pekerjaan mereka. Ada yang menelpon, mengobrol, dan ada yang sedang m
Dan juga, ia sudah putus sekolah. Tidak mungkin untuk m
engan dandanan seperti model. Bahkan baju yang dipakai sangat ketat. Sangat memperlihatk
i." Sap
a dibantu?" tanya
pannya, buru – buru ia meralatnya, "Ah, maksudku adalah, aku ingin bertemu dengan pemilik perusahaan ini." Resepsionis itu ber
pa dengan wanita itu? Ia berdehem dan reseps
h membuat janji?"
mengenalku. Katakan saja k
esdir dulu." Ujar resepsionis. Dengan rasa yang terpak
a di lantai tiga puluh. Silahkan lewat lift
lama lift pun terbuka. Ia masuk dan memencet tombol lantai tiga puluh. Ia kagum dengan de
ng
uar dari lift. Disana ia melihat satu meja besar dan panjang. Di b
kakinya menuju m
elihat dan ternyata istri T
g masuk saja." Ujar Thomas dengan ramah. Langsung saja Alina melangkahkan
dari dalam. Ia memb
apa kertas – kertas yang berserakan dimeja kerjanya. Ia sangat serius
aminya masih rapi. Dengan setelah jas dan kemeja. Tak lupa dasi yang berten
ina tersentak kaget mendengar suara suaminya. Ia
k tahu apakah kamu menyukai atau tidak." Ujarnya pelan. Suaranya sedikit bergetar ka
kan. Lalu melepaskan jas yang melekat ditubuhnya dan menyampirkannya di kursi. I
takkan makanan yang ia bawa ke atas meja. Ia mengeluarkannya d
dari bungkusnya sampai menyajikannya dimeja. Sebenarnya ia sudah tahu jika istrinya diruangan ini. Namun, ia
h." Uja
ikkan alisnya. Spaghetti dengan saus. Terlihat menggiurkan. Mike meng
buat tidak memuaskan. Ia masih berdiri dan memperhatikan suaminya ya
uduk didekatnya. Awalnya Alina menolak, namun karena tatap
. Alina menoleh da
aminya berkata demikian. Lain kali ia akan membuatnya lagi. Kalau perlu setiap hari untuk menyenangkan su
Alina ikut senang, walaupun tak ia tunjukkan lewat senyuman namun melalui maka
Istrinya ini walaupun terbilang masih muda dan terpaut jauh dengan dirinya, namun Al
n juga, ada sebuah alasan mengapa ia harus menikahi gadis itu. Da
Kata Mike sambil berdiri dan berjalan me
ap
rut dan kembali duduk di sofa. Jelas tidak bisa menolak, capan pria itu bukan sebuah kalimat permohonan, n
dari kekasihnya. Ralat, mantan kekasihnya atau – masih menjadi kekasihnya. Ia tak t
elnya di meja. Ia melihat suaminya masih dengan posisi yang sama dan berkutat dengan beberapa lem
unduk dan menggendong istrinya menuju ruangan khusus. Ruang pribadinya. Ruangan itu ter
istrinya. So beautiful. Pikirnya. Ia menundukkan kepala dan mengecup kening istrinya lalu meninggalkan
*