Mysterious of Wedding
Capital City – P
angun dari tidurnya. Ah, jika diingat – ingat dirinya tentu masih seorang gadis, karena ia belum melakukan malam pert
ruangan. Lalu ia berusaha untuk bangun dari tidurannya. Sebelum itu terjadi, sesuatu yang berat me
pa yang me
t disekitar tengkuk belakangnya. Ia menolehkan kepalanya sedikit kearah belakang. Ia tersentak kaget saat mengetahui bahwa yang tertidur sambil memeluknya adalah suaminya sendiri
u semakin memeluknya erat. Mencoba menggeser sedikit lengan pria itu dan hal itu pun sia
i kepalanya untuk sekedar mengintip pria dibelakang. Pria itu masih memejamkan mata. Tiba -
at. Bahkan ia bisa mencium harumnya napas yang beraroma mint itu. Tanpa sadar ia memegang dadanya yang dimana detakan itu terjadi. Ada apa d
ebelah alis. Ia menerka bahwa istri mungilnya sedang me
a?" tan
melihat wajah suaminya terang - terangan. Hei, itu tak masalah bukan. Mereka sudah menikah, hal yang lumrah jika mengagumi bahkan m
ab seperti apa, tidak mungkin jika ia menjawab dengan jawaban bahwa dirinya sedan
akan ditertawakan oleh suaminya. Walaupun statusnya sudah menjadi istrinya, tap
tapan suaminya yang sangat mengintimidasi. Tatapan matanya itu memang tajam bukan main.
akan menikmati wajahnya dari dekat seperti ini. Karena belum tentu jika berada dirumah mereka ak
n dahi mendengar
Alina. Bukan menjawab tapi malah men
luh. Setengah lima."
p lama. Ia meruntukinya. Tanpa sadar ia mengetuk kep
n. Aku sedikit kele
ike. Alina mengalihkan pandangannya ke arah suaminya. Dan mengangguk tand
dari tidurnya, turun dari ranjang dan mulai melangkahkan kakinya keluar. Ia perlu mem
ekerja. Jika mereka sudah menyelesaikan pekerjaan mereka, tentu mereka akan pulang. Seb
diri tidak masalah jika ia pulang lebih akhir daripada karyawannya. Ia lebih suka mengha
*
luar dari ruangan itu. ia melihat suaminya duduk. Ia sudah r
selesai."
ng kaki. Perfect. Satu kata untuk istrinya. Walaupun wajahnya sedikit sayu karena
ngan. Alina memperhatikan tangan Mike sejenak, lalu melihat
et saat tangannya bersentuhan dengan suaminya. Seperti ada aliran listrik yang mengalir di sekujur tubuh
. Aku memang harus peri
ng suaminya. Ia melihat keluar, dan ternyata suasana kantor suda
sannya menyelesaikan pekerjaan. Melihat kedatangan atasannya sek
amat sore." Sapanya r
embalilah setelah semua selesai. Setel
ft. Tak membutuhkan beberapa lama, lift pun terbuka dan mereka masuk. Lift yang digunakan merupakan lift
it sepi. Hanya beberapa orang yang berlalu lalang. Mereka
melihat atasan mereka yang sedang berjalan sambil menggandeng tangan istrinya. Semua yang
kahan Mike, karena Mike sendi
nyum canggung karena ia merasa sedikit malu. Karyawan yang bekerja di perusahaan Mike sudah
ari lift dan menuju keluar gedung, Mike sama sekali tidak membalas sapaan karywannya.
Alina. Ia mengangkatkan sebelah alisnya. Ia tahu maksud istrinya. Namun Mike hanya acuh
kah kakinya, Alina menarik lengan
ike. "Kau mengata
ina. Ia merasa sedikit kesal dengan tingkah laku suaminya. Bagaimana
k. Ia melepaskan pegangannya dari lengan suaminya.
enyapamu, itu artinya mereka menghormatimu. Jika kamu tidak membalas
setidaknya sapalah mereka d
ya selesai berbicara. Alina pun
ang wajar jika mereka mnghormatiku." J
yerah. Sulit sekali memberitahu Mike. Pria
. Belum selesai disana saja, Alina kembali berujar, "Tapi
rus?" menoleh, melihat ekspresi gadis itu yang akan menjawab pertanyaannya. "Seper
edikit membantahnya. "Begitu?" Alina mengangguk. "Tentu saja." Mike tersenyum miring. Merasa lucu dengan
eraturan darinya. Masalah menghargai orang lain, itu tergantung dengan dirinya. Siapa yang berkuasa,
reka memasuki mobil. Mike mulai menyalakan mobil dan melajukan mobilnya keluar dari gedung. Tak lupa ia mengenakan sabuk
nan. Ia sibuk memikirkan kehidupan pernikahan mereka di masa depan. Sedangkan Mike, ia fokus dengan menyetir. Sesekali ia meliri
*
n, Capital City –
ihat - lihatnya. Ia berdecak kagum melihat berbagai jenis mobil mewah yang berjejer rapi di tempat parki
ulu. Aku akan men
mau bertanya. Karena ia tahu bahwa suaminya mungkin sibuk
istrinya, Mike menghubun
apa diperusahaan c
kukannya karena ia menggunakan uang itu untuk berjudi, Tuan.
e tidak akan membiarkan orang yang membuatnya rugi pergi begitu saj
k Tu
suki mansion. Para pelayan menyambutnya. Mike tetap berjalan mengabaikan para pelayan yang menun
kenakan sedari pagi. Walaupun sedikit ku
membuka pintu dan melihat istrinya sedang memegang ponsel. I
up. Disana ia melihat suaminya berdiri memandanginya setela
i perusahaan siang tadi. Masih cantik. Bahkan tanpa polesan ma
ata Alina setia mengikuti setiap gerakan Mike. Mike tetap berjalan dengan santai. Sampai pada ak
menunggu apa yang akan dilakukan suaminya. Ia mendongak ke ara
lina sedikit gugup. M
ata tajamnya memandang mata bening Alina. Beautiful eyes. Pikir Mike. Alina yang dip
an kedua tangannya disaku celana. Berjalan mendeka
uang kerjaku. Aku menunggumu disana." Ujar Mike. Alina yang mendengarny
Alina. Merasa heran ketika pria itu menyuruhn
ih dahulu." Ujar Mike sambil melangkahkan kaki
an Mike yang terkesan monoton. Hidupnya seperti robot. Kerja, keja, dan
manusia dan butuh istirahat. Ia bahkan bisa membayangkan jika Mike kurang tidur. Jangankan tidur, makan pun jarang. Sekarang,
uatnya mengurungkan niat untuk bekerja seperti itu. Menurutnya, itu sangat berle
nya. Ia akan memulainya dari kebiasaan suaminya
*